Gracia menatap sekolahnya saat ini, senyum tak pernah lepas dari wajah cantiknya.
Hillton Internasional School merupakan sekolah elit kelas atas, hanya orang yang benar-benar pintar dan anak-anak sosial kelas atas lah yang bisa masuk kesana.
Meskipun hanya sekolah dasar, ujian masuknyapun tidak main-main sulitnya. Hal itu dikarenakan sekolah ini biasanya dimasuki oleh anak-anak dari kalangan atas, khususnya 5 keluarga besar dinegeri ini.
Dan Gracia? Ia mendapatkan skor penuh dari ujian masuk sekolah dasar. Tentu saja bagi Gracia ujian masuk ini sangatlah mudah, karena Gracia sudah tau dengan betul jawabannya.
"Cia ayo masuk, kakak antar ke kelasmu," ajak Aiden yang sudah menggandeng lengan mungil Gracia.
Ya, Aiden satu sekolah dengan Gracia, ia kini sudah menjadi murid kelas 3. Prestasinya di sekolah ini sudah lumayan banyak, berbagai lomba dan nilai-nilai yang sangat memuaskan membuat Gracia kagum akan kakaknya.
Gracia menatap sekolah yang besar dan mewah itu, diliriknya suasana di sekolah ini yang masih sama seperti dikehidupan sebelumnya.
"Cia." Sebuah suara teriakan itu menghentikan langkah kaki Aiden dan Gracia.
Gracia berbalik, terlihat Stella dan Aland yang kini berlari kearahnya.
"Cia kamu udah dateng? Kamu di kelas mana?" tanya Aland yang masih ngos-ngosan akibat berlari.
"Cia di kelas 1-A. Stella sama Aland di kelas mana?" Gracia bertanya pada dua bocah didepannya itu.
Mendengar perkataan Gracia membuat ekspersi Stella dan Aland serempak sedih.
"Kita gak sekelas, aku sama Aland di kelas 1-B," ucap Stella dengan nada lesu.
"Padahal aku gak mau sekelas sama dia, aku mau sekelasnya sama Cia," lanjutnya sekali lagi.
Sontak mendengar kata-kata Stella yang tak suka sekelas bersamanya membuat Aland kesal, "Heh kau pikir aku mau sekelas denganmu? Cih aku juga tidak mau, aku lebih suka sekelas dengan Cia dibandingkan denganmu." Aland menatap sinis Stella, yang dibalas dengan Stella tak kalah sinis.
"Kau memang bukan anak laki-laki, kata bunda anak lelaki itu harusnya melindungi anak perempuan, bukan seperti kamu, yang melawan anak perempuan." Stella berkata dengan marah.
"Aku tidak peduli, satu-satunya anak perempuan yang ingin kulindungi tentu saja Cia, lainnya? Itu bukan urusanku, toh aku tidak punya saudara perempuan," balas Aland yang terpancing emosi.
Gracia dan Aiden yang melihat pertengkaran dua bocah itu hanya memandang mereka datar.
Bagi mereka, pertengkaran antara Aiden dan Stella sudah biasa terjadi. Jika kalian bertanya-tanya apa penyebab mereka berdua bertengkar, tentu saja itu karena Gracia. Mereka berdua selalu memperebutkan Gracia kapanpun itu, penyebab pertengkaran mereka selalu karena Cia.
"Aland, Stella sudah jangan bertengkar. Kita ini teman, teman tidak boleh selalu bertengkar," ucap Gracia yang berinisiatif menghentikan perdebatan diantara dua bocah itu.
Dan benar saja dua bocah yang tadinya sudah mulai saling menghina itu langsung terdiam ketika mendengar suara lembut Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain For Past Revenge
FantasyDalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson mati ditangan saudara angkatnya yang sangat licik bagai medusa. Dalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson tumbuh menjadi gadis kejam dan dijuluki sebagai seorang Iblis. Saudari angkatnya telah merebut segala...