Gracia menatap Anna yang baru saja keluar bersama Rossie dan Clara, dalam hati dia tertawa bahagia kala melihat keadaan Anna yang memprihatinkan, lihat saja. Kini tubuhnya penuh dengan bintik-bintik, dan tentu saja Gracia berbahagia dengan kondisi Anna yang seperti ini.
"Astaga Anna, apa yang terjadi padamu? Kenapa kondisimu seperti ini?" tanya Gracia penuh kekhawatiran.
Anna tersenyum lembut. "Ah tidak apa kak Cia, kemungkinan aku salah makan sehingga menyebabkan aku gatal-gatal seperti ini." Anna berkata dengan lembut, untung saja dia memiliki obat penawarnya, jadi dia tidak terlalu tersiksa dengan rasa gatal yang menyerangnya barusan.
Gracia mengangguk tanda mengerti. "Ah, begitu ya? Sayang sekali. Aku pikir kau kenapa sehingga harus meninggalkan panggung secara tiba-tiba," balas Gracia tak kalah lembut.
Anna hanya tersenyum manis tapi dalam hati di berdecih sinis kala melihat kelakuan Gracia yang penuh dengan kepura-puraan. Dia bermain terlalu apik, sehingga semua orang begitu mudah mempercayainya. .
"Cia ayo pulang." Aiden langsung menggenggam tangan Gracia, dia tersenyum lembut pada sang adik. Sesaat dia baru menyadari bahwa kini di bahu Gracia terpasang sebuah jas laki-laki entah milik siapa.
Aiden menatap Gracia penuh rasa curiga. "Cia, jas siapa yang kini sedang kau pakai?" tanya Aiden penuh antisipasi, adiknya itu memang terlalu cantik, lihat saja bahkan saat dia tinggal sebentar, dia sudah kecolongan bahwa ada lelaki yang sudah mendekati adik imutnya itu.
Mendadak Gracia merasa gugup, dia mencoba untuk tetap tenang. "Hm a-anu begini kak Aiden, jas ini milik teman Cia, ya milik teman yang tadi dia sengaja untuk menitipkan jas ini. Karena Cia merasa kedinginan akhirnya Cia memutuskan untuk memakainya." Gracia berbohong dengan lancar, dia memuji dirinya sendiri dalam hati.
Aiden hanya mengangguk tanda mengerti, dia langsung membuka jasnya, dan mengambil jas yang sebelumnya terpasang di bahu Gracia. "Nah begini lebih baik," ucapnya seraya tersenyum manis.
"Kakak kenapa jasnya harus di lepas dan di ganti dengan milik kakak?" tanya Gracia tak terima.
"Memangnya kenapa? Apakah jas itu dari seseorang yang sangat spesial?" tanya Aiden balik.
Gracia menggelengkan kepalanya. Dia tidak mungkin menyukai Ashlan, 'kan? Dia yakin itu, dia tidak mungkin menyukai lelaki aneh yang suka datang dan menghilang secara tiba-tiba.
"Kalau begitu lebih baik, pakai milik kakak saja, begitu lebih baik," kata Aiden prossesif.
Gracia hanya bisa diam, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi kala melihat kakaknya yang sudah mengeluarkan sikap prossesifnya seperti itu.
"Sekarang ayo pulang." Aiden kembali menggenggam lengan milik Gracia, meskipun kini adiknya telah berubah menjadi gadis remaja, akan tetapi baginya Gracia masih tetaplah seperti dulu, sosok adik kecil yang selama ini selalu dia jaga mati-matian.
Gracia tak lupa mengajak Anna untuk pulang bersama, akhirnya keluarga Wilson pun pulang ke rumah mereka.
***Gracia masuk ke dalam kamarnya, dia tertawa begitu bahagia dalam hati kala melihat Anna yang tersiksa barusan. Ia tidak pernah lupa dengan hal yang terjadi di kehidupan sebelumnya, tentu saja dia akan membalas lebih kejam.
Dan tentu saja semua hal yang dia lakukan pada Anna dan yang lainnya belum lah seberapa, dia sudah menyelidiki Anna selama bertahun-tahun, dan dia sudah merasakan banyak sekali keanehan.
Dan selama ini, dia baru menyadari bahwa semua dugaannya adalah sebuah kebenaran. Semua hal-hal yang dilakukan oleh Anna ternyata tidak lepas dari orang besar yang sudah membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain For Past Revenge
FantasyDalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson mati ditangan saudara angkatnya yang sangat licik bagai medusa. Dalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson tumbuh menjadi gadis kejam dan dijuluki sebagai seorang Iblis. Saudari angkatnya telah merebut segala...