Hanna mengganti popok Maryam saat bayinya itu menangis karena tak nyaman dengan popoknya yang basah.
Setelah beres dia kembali melampin bayinya itu. Maryam kembali tenang.
"Sekarang udah nyaman kan, sayang?" Hanna berbicara dengan Maryam.
Hanna beberapa kali mencium pipi anaknya itu.
Suara ketukan pintu terdengar, membuat Hanna beranjak dari ranjangnya dan membuka pintunya.
"Ya, mah?" Tanya Hanna saat ibu mertuanya yang berada di depan pintu kamarnya.
"Mamah dengar Maryam menangis," kata Sarah.
"Oh iya, Mah. Maryam tadi pipis. Setelah di ganti popoknya dia gak nangis lagi," jelas Hanna.
Sarah mengangguk mengerti. "Hanna.. mamah mau pergi dulu ke Surabaya sama Ayah," katanya.
"Ayah ada pekerjaan di sana?"
"Iya.. sekalian mau ke rumah saudara Ayah. Mungkin kita akan menginap tiga harian.. kamu gak papa kan di tinggal?" Tanya Sarah yang sedikit khawatir meninggalkan menantu dan cucunya.
"Iya, mah. Gak papa," jawab Hanna sambil tersenyum.
Sarah mengangguk.
____Mobil milik Juhud melaju pergi meninggalkan halaman rumah. Hanna memutuskan kembali masuk ke dalam rumah.
Dia melihat Wida yang sedang duduk di sofa sambil menyusui putrinya. Mata Hanna menyipit. Entah kenapa ada rasa was-was saat ada Wida di sekitarnya.
Suara tangisan Maryam terdengar, membuat Hanna bergegas kembali ke kamarnya. Maryam menangis kencang. Hanna memeriksa, berpikir kalau anaknya itu pipis lagi. Namun kali ini tidak.
Hanna mengangkat bajunya untuk menyusui Maryam. Namun Maryam yang malam menerima ASI-nya kini kembali menolak. Anaknya itu kembali asing dengan ASI-nya. Tentu saja Hanna merasa kecewa dan kesal sendiri.
Wanita itu membenarkan bajunya dan melangkah keluar. Dia menggigit bibir bawahnya. Apa dia harus meminta Wida untuk menyusui putrinya?
"Bu, apa ibu butuh bantuan?" Tanya Kasih yang menghampirinya.
Hanna menatap putrinya. "Apa di dapur ada susu formula?" Tanyanya pada kasih.
"Nggak ada, Bu."
Hanna mengangguk pelan. "Bisakah Mba ke Bu Wida untuk memintanya menyusui Maryam?" Dia memberikan Maryam pada Kasih.
"Iya, Bu."
"Oh iya.. aku mau menjemput Fadli dulu."
"Iya, Bu."
Hanna bersiap-siap dan dia memesan ojek online. Tak lama ada notifikasi kalau ojeknya sudah ada di depan rumahnya.
Ketika melewati ruang televisi dia melihat Wida menyusui. Kali ini Maryam yang berada dipangkuan wanita itu. Tak ingin melihat lebih lama dan membuat hatinya terluka. Hanna memutuskan untuk melangkah cepat keluar.
______
Suara lonceng terdengar, tanda Sekolah sudah berakhir. Hanna berdiri di gerbang sekolah menunggu Fadli keluar. Tak lama putra sulungnya itu keluar dan berlari ke arahnya.
"Ummi!" Teriaknya.
Hanna tersenyum lebar saat Fadli menyalimi tangannya.
"Gimana sekolahnya? Seru gak?"
Fadli mengangguk semangat. "Seru banget Ummi.
Hanna memegang tangan Fadli dan melangkah untuk mencari taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART GAME 3 : not me, but you (Completed) (Finale)
SpiritualCeritanya enggak recomended buat kamu yang perfect. Bukan kisah cinta bahagia, yang terpikirkan oleh semua orang. Perjalanan pernikahan yang dihiasi dengan lika-liku. Ada masanya ingin berhenti dan meninggalkan semuanya. Jinata Alam, seorang suami...