Part 2 - Wanita Cantik

6.9K 449 19
                                    

Jangan maksain baca kalau gak suka sama jalan ceritanya yahh!

Happy reading!!

Makasih banyak untuk yang vote dan comment.

Suara tangisan bayi mungil terdengar. Mata seorang wanita bergetar dan tubuhnya terpaku diam. Hanna Anisa, menatap sang putri yang saat ini sedang menangis.
Luna—perawat yang dikhususkan untuk menjaga putrinya itu mendekat menghampiri Hanna, mungkin dia merasa aneh karena kehadirannya. Hanna pun hanya diam, tak menggendong bayinya yang saat ini sedang menangis.

"Apa Ibu kemari mau menengok Maryam?" Tanya Luna sambil menggendong Maryam dan menenangkan bayi itu.

Hanna tak menjawabnya.

"Bu Hanna?" Panggil Luna.

Hanna menatap Luna dan Maryam bergantian. "Apa bayinya lapar?" Tanyanya pelan.

Luna mengangguk ragu.

Hanna tersenyum sedih. "Sayang sekali dia tak mau ASI ibunya sendiri," lirihnya.

"Apa ibu mau mencobanya lagi? Mungkin sekarang Maryam mau," kata Luna hendak memberikan Maryam pada Hanna. Namun suara tangisan Maryam semakin kencang, membuat Hanna melangkah mundur.

Hanna menggeleng pelan. "Apa dia benar-benar anakku?" Wanita itu mulai meragukan bayi yang di depannya.

Luna sedikit terkejut dengan pertanyaan Hanna itu. "Tentu saja bayi ini anak ibu."

"Bukan.. dia bukan bayiku.. dia bukan!" Tiba-tiba Hanna menjadi histeris dan berjongkok—menangis. Tentu saja hal itu membuat Luna bingung.

Suara tangisan Hanna dan Maryam membuat bayi-bayi yang ada di sana menjadi terusik.

Seorang kepala perawat masuk ke dalam ruangan. "Ada apa ini?" Tanyanya pada Luna.

Luna bingung menjawabnya.

Kepala perawat yang bernama Asri itu mengenal Hanna dan menghampirinya. "Hanna," panggilnya sambil menyentuh pundak Hanna. Asri membantu Hanna untuk berdiri.

"Bu Asri.." lirih Hanna. "Bayiku, di mana dia?" Tanyanya.

"Dia ada di sini, bersama kamu. Bayi yang digendong Luna ini adalah bayi kamu," jelas Asri.

Hanna menggeleng. "Bukan, aku tahu, dia bukan bayiku.." katanya.

"Hanna!" Seorang pria menghampiri mereka.

Hanna berbalik, mendapatkan Jinata yang melangkah mendekat dan langsung memeluknya.

"Aku khawatir.." jujur Jinata. Hanna hanya diam. Lalu wanita itu perlahan melepaskan pelukan suaminya.

Hanna melangkah melewati Jinata dan hendak pergi keluar ruangan.

"Maryam menangis?" Hanna mendengar Jinata yang bertanya.

"Iya dok."

"Tolong bawa Maryam ke Bu Wida."

"Baik, dok."

Hanna menutup matanya dan melangkah cepat keluar. Namun sebuah tangan menariknya dan membuatnya berbalik.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Jinata.

"Pulang," jawab Hanna dingin.

"Kamu belum sehat, Hanna," kata Jinata.

"Aku sehat, aku hanya ingin pulang!" Teriak Hanna.

"Ok.. kalau itu mau kamu," ucap Jinata.
_______

Hanna menatap tajam Jinata yang saat ini sedang duduk di sofa memainkan ponselnya. Lalu memalingkan wajahnya saat Jinata melihat ke arahnya. Pria itu berbohong dan malah membawanya kembali ke ruang rawat dan parahnya Jinata mengunci pintu dan menyaku kuncinya di saku.

HEART GAME 3 : not me, but you (Completed) (Finale) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang