Sebenernya udah kebayang kelanjutannya mau gimana.. ehh tiba-tiba alurnya lupa, jadi deh harus mikir ulang dan juga memikirkan pendapat kalian tentang cerita ini. Iya sihh.. Hanna terus yang tersakiti, aku juga kepikiran.. pas baca lagi ceritanya emang sihh, Hanna lagi Hanna lagi.. hehe.. lama lama bosen yah?? 😅
Pukul enam pagi, Hanna membuka matanya lalu melirik Jinata yang tidur di sebelahnya. Sepertinya Pria itu kembali tidur setelah shalat subuh.
Hanna mendudukan tubuhnya, dia menyadari sesuatu, kalau Fadli tidak ada di ranjang. Mungkin saja anak itu sudah bangun. Wanita itu melihat ke sampingnya untuk memastikan kalau putrinya masih tertidur dan dia sedikit terkejut saat Maryam tak ada di tempatnya. Dia langsung beranjak dan melangkah keluar dari kamarnya. Dirinya melihat Ibu mertuanya duduk di sofa dan disampingnya ada Wida yang sedang menyusui Maryam.
Tentu saja Hanna kesal melihatnya. Dia menghampiri mereka.
"Mah.." panggil Hanna pada Sarah. Dia berusaha menahan emosinya.
"Hanna, kamu sudah bangun.. tadi mamah ke kamar kamu saat mendengar Maryam menangis. Jadi mamah bawa Maryam."
"Oh iya, Mah.." Hanna berusaha untuk bersikap biasa saja. "Mamah liat Fadli?"
"Oh.. Fadli sedang bersiap-siap mau pergi sekolah."
"Sama Kasih?" Tanya Hanna.
"Iya.." jawab Sarah.
Lebih baik Hanna pergi dari sana. Dia melirik Wida yang masih menyusui Maryam. Pasti nantinya putrinya itu akan menolak ASI-nya lagi. Padahal tadi malam dia sudah berhasil.
"Ummi!" Panggil Fadli saat melihat dirinya masuk ke dalam kamar putranya. Ada Kasih yang sedang memakaikan baju TK anak itu.
"Mba, biar aku aja," kata Hanna pada Kasih.
"Iya, bu." Kasih pun melangka keluar.
Hanna duduk di ranjang, dia menarik tangan putranya itu. Lalu mulai memasang kancing baju anak itu.
"Tadi Fadli bangun jam berapa?" Tanya Hanna.
"Nggak tau.. tapi Fadli bangun waktu dede bayinya nangis. Berisik banget, Ummi."
"Kamu juga kayak gitu waktu sebesar adik kamu."
"Ohya?" Tanya Fadli. "Apa Fadli berisik juga?"
"Iya.." jawab Hanna. Hanna memikirkan saat Fadli masih bayi. Fadli yang tidak pernah menolak ASI-nya. Anak itu selalu menangis saat Hanna meninggalkannya sebentar. Tapi kali ini.. putrinya, malah menangis saat bersamanya dan selalu menolak ASI-nya.
Suasan hati Hanna yang sedih, tak tertahankan lagi. Hanna memeluk Fadli dan mulai menangis.
"Ummi, kenapa nangis?" Tanya Fadli khawatir.
"Nggak, sayang." Hanna langsung berhenti terisak dan menghapus air matanya. "Fadli, sekolahnya mau diantar sama Ummi?" Tanyanya untuk mengalihkan perhatian Fadli.
Fadli tersenyum dan mengangguk.
"Kalau gitu Ummi mau mandi dulu."
"Ummi belum mandi?"
"Iya, belum."
______Jinata terbangun dari tidurnya, dia terdiam sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya. Jinata melirik sekitarnya. Tidak ada siapapun di kamar. Namun Dia mendengar suara dari kamar mandi dan saat dirinya beranjak dari ranjang, dia melihat Hanna yang keluar dari kamar mandi.
Dia melihat Hanna sudah memakai gamis. Tentu saja, Jinata menyeritkan dahinya, heran.
"Kamu mau ke mana?" Tanya Jinata sambil menghampiri istrinya yang saat ini sedang bercermin dan memakai krim pada wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART GAME 3 : not me, but you (Completed) (Finale)
SpiritualCeritanya enggak recomended buat kamu yang perfect. Bukan kisah cinta bahagia, yang terpikirkan oleh semua orang. Perjalanan pernikahan yang dihiasi dengan lika-liku. Ada masanya ingin berhenti dan meninggalkan semuanya. Jinata Alam, seorang suami...