"Itu bukan dari aku," kata Hanna pada Reza.
Reza menyeritkan dahinya bingung. "Ini nomor kamu, Han," jelasnya sambil melihat layar ponselnya dan memastikan kalau Hanna yang mengirimkan pesan padanya.
"Iya itu nomorku, tapi bukan aku yang mengirim pesan itu."
"Lalu siapa kalau bukan kamu?"
"Entahlah." Hanna yang masih merasakan sakit pada perutnya itu memilih melangkah melewati Reza.
Ayu mengikuti temannya itu. "Emangnya kamu masih komunikasi sama dia?" Tanyanya penasaran.
"Iya," jawab Hanna.
"Hanna!" Panggil Reza mengejarnya dan mensejajarkan langkahnya dengan Hanna. "Aku sudah datang jauh-jauh ke sini. Meskipun chat itu bukan dari kamu. Setidaknya kamu harus bertanggung jawab," katanya.
"Tanggung jawab apanya?" Heran Hanna. "Reza lebih baik kamu pergi saja. Aku mohon."
"Aku gak mau pergi. Kamu harus jalan denganku menikmati pemandangan di sini. Oke?"
Hanna menghela nafasnya. "Aku gak mau Reza. Kamu tahu aku sudah menikah!" Tegasnya.
"Aku tahu, aku hanya ingin jalan-jalan bersama kamu sebagai teman."
Hanna tak menjawab pria itu lagi.
Kali ini mereka sudah berdiri di depan resort. Langkah mereka terhenti saat ada Sarah yang berdiri di hadapan mereka.
Rasanya kepala Hanna ikut sakit sekarang. Kenapa ibu mertuanya harus keluar saat ada Reza di sini?
"Han, ini Reza yang itu kan?" Tanya sang ibu mertua pada Hanna.
"Iya, mah," jawab Hanna.
Reza yang hanya tersenyum canggung pada Sarah.
"Seperti yang mamah bayangkan. Gantengan dia, daripada Jinata," kata Sarah membuat Hanna, Ayu, dan Reza melihatnya bingung.
Hanna mengamati ibu mertuanya. Dia sangat yakin kalau mertuanya itu yang mengirim pesan pada Reza dengan ponselnya.
"Saya ingin bicara berdua dengan kamu, bolehkan?" Tanya Sarah pada Reza.
Reza menunjuk dirinya sendiri. "Saya?"
"Ya, kamu," kata Sarah. "Hanna, Ayu, kalian masuk ke dalam saja."
Sarah pun melangkah pergi dengan Reza yang mengikutinya.
"Tante Sarah tau Reza itu mantan kamu?" Tanya Ayu pada Hanna.
"Iya.." jawab Hanna.
"Terus kenapa sikap Tante Sarah begitu? Aneh banget tahu, Han."
Hanna hanya mengangguk mengakui perkataan Ayu. Dia pun sangat heran pada ibu mertuanya itu. Dia ingin mengikuti mereka. Tapi sakit pada perut dan kakinya membuatnya mengurungkan keinginannya dan memilih melangkah masuk ke resort.
______Hanna berbaring di atas ranjang setelah melaksanakan shalat Dzuhur. Ada Maryam juga sedang tidur di sampingnya.
Wanita itu mencoba membangunkan putrinya tersebut. "Maryam, bangun sayang. Kamu harus minum ASI sekarang," katanya. Hanna memberikan ASI pada Maryam. Maryam menyedot ASI-nya dengan mata yang tertutup.
"Mamah dengar, kata Ayu sama Keyla kamu lagi sakit, Han," ucap Sarah sambil masuk ke dalam dan menghampiri Hanna.
"Iya, mah.."
"Mamah akan minta Pa Jojo untuk beli obat."
"Nggak perlu, mah. Udah baikan kok," tolak Hanna.
"Yakin?" Sarah menatap Hanna tak yakin—kalau menantunya itu sudah baikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART GAME 3 : not me, but you (Completed) (Finale)
SpiritualCeritanya enggak recomended buat kamu yang perfect. Bukan kisah cinta bahagia, yang terpikirkan oleh semua orang. Perjalanan pernikahan yang dihiasi dengan lika-liku. Ada masanya ingin berhenti dan meninggalkan semuanya. Jinata Alam, seorang suami...