maaf telat update،،
.
Hanna menepuk-nepuk pelan tubuh Maryam. Mata putrinya berkedip-kedip. Hanna yang merasa gemas, beberapa kali mencium pipi mungil Maryam.
"Lucu banget, anak Ummi ini," katanya.
Hanna melirik ke arah jam dinding, Fadli belum juga datang. Padahal sudah mau menjelang Maghrib. Anak itu pasti asik bermain dengan Tia, dan kemungkinan Fadli tak mau pulang, karena masih merindukan Tante tersayangnya itu.
"Kamu pasti sayang sama Ummi, kan?" Tanyanya pada bayi mungilnya. Hanna tak mau Maryam lebih menyayangi orang lain dibanding dengan dirinya. Dia sudah sangat cemburu dengan Fadli yang lebih menyayangi Tia.
Pintu kamar terbuka dan menampakkan Jinata yang masuk ke dalam. "Assalamu'alaikum, ummi," salam pria itu.
"Wa'alaikumsalam.." Hanna menyeritkan dahinya, heran. Tumben suaminya itu pulang cepat.
"Hai.. anak Abi lagi bangun ternyata.." kata Jinata sambil duduk di samping Maryam. Tangannya itu menyentuh pipi Maryam.
Hanna memegang tangan suaminya itu. Jinata langsung melihat ke arahnya. "Kenapa?" Tanya Pria itu.
"Cuci tangan dulu," jawab Hanna.
"Ah, iya.. Abi lupa, maaf yah sayang." Jinata beranjak sambil membuka jasnya.
"Fadli masih sama Tia?" Tanya Hanna.
"Nggak. Sekarang Fadli lagi di rumah Mamah. Tadi Tia langsung ke sana untuk ketemu sama Mamah."
"Fadli mau nginep di sana?"
"Enggak tau. Mungkin kalau gak nginep nanti aku ke sana."
Hanna mengangguk mengerti. Di lihatnya Jinata masuk ke kamar mandi.
_______Jinata pulang dari masjid setelah melaksanakan shalat isya'. Jinata membuka peci nya, dilihatnya Hanna sedang berdiri sambil menggendong Maryam dan menyusui anaknya itu dengan susu formula.
Jinata mengganti pakaiannya dengan kaos biasa di depan Hanna. Namun Hanna tak melihat ke arahnya karena sibuk melihat putri mereka.
"Abi!" Panggil Hanna sedikit menganggetkannya.
"Hmm? Kenapa?"
"Tolong gendong dulu Maryam.. aku pengen ke kamar mandi."
Jinata langsung menghampiri dan mengambil alih putrinya itu. Dia memegang botol susu Maryam dan mendekatkan dotnya pada bibir bayinya itu. Maryam langsung menyedot. Terlihat jelas kalau anaknya itu sangat lapar.
"Hm.. laper banget yah, sayang."
Tak lama Hanna keluar dari kamar mandi dan mendekati Jinata. "Sini.."
"Gak papa, biar aku aja."
"Beneran? Emangnya kamu gak cape?" Mendengarnya membuat Jinata tersenyum kecil. Sepertinya istrinya itu mengkhawatirkannya.
"Aku gak cape. Mendingan kamu tidur aja. Pasti kamu cape setelah seharian ngurus Maryam, kemarin malam juga kamu tidur sebentar kan karena Maryam menangis," kata Jinata.
Hanna mengangguk dan duduk di ranjang. Istrinya itu memandang dirinya.
Jinata melirik dan melihat Hanna yang tetap menatapnya. Namun terdengar helaan nafas dari hidung wanita itu. "Kenapa?" Tanyanya.
"Bi, Minggu besok aku ada acara reunian sama temen SMA. Bolehkan aku ikutan?"
Jinata menatap istrinya itu. Dia ingin melarang, karena dilihatnya kondisi Hanna gampang kelelahan. Tapi dia tak bisa melarang, karena dia tahu kalau Hanna butuh waktu untuk keluar rumah bertemu dengan teman-temannya. Wanita itu pasti merasa bosan, terkurung di rumah dengan mengurus dua anak. "Kalau kamu ingin. Ya, ikut aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART GAME 3 : not me, but you (Completed) (Finale)
SpiritualCeritanya enggak recomended buat kamu yang perfect. Bukan kisah cinta bahagia, yang terpikirkan oleh semua orang. Perjalanan pernikahan yang dihiasi dengan lika-liku. Ada masanya ingin berhenti dan meninggalkan semuanya. Jinata Alam, seorang suami...