Happy reading!😘
.
.Jinata sudah tidak berada di posisi yang nyaman. "Yu, bisa antarkan aku ke kamar mana saja?" Pintanya pada Ayu yang berdiri tak jauh darinya.
"Ya, tentu.." kata Ayu sambil menghampiri Jinata.
Jinata menggendong erat Maryam, saat Ayu mendorong kursi rodanya.
Ayu membawa masuk Jinata ke dalam kamar yang ditempati Hanna. Wanita itu menutup pintu.
"Nat, apa kamu gak ada niatan untuk bersama Hanna? Kamu sungguh mau menceraikannya?" Tanya Ayu yang mengeluarkan rasa penasarannya dari tadi.
"Kamu sudah tahu ternyata," kata Jinata.
"Nat, Reza bukan pria yang baik untuk Hanna. Dia berencana untuk benar-benar memisahkan kalian! Kenapa kamu tega sekali sama sahabat aku? Kamu seharusnya berusaha agar Hanna tetap bersama kamu."
Ketukan pintu terdengar. Membuat Ayu menghela nafasnya lalu membuka pintu. Ternyata yang mengetuk adalah Sarah. Wanita paruh baya itu masuk ke dalam.
"Kamu datang ternyata," kata Sarah menghampiri putranya.
"Apa yang sebenarnya Mamah rencanakan? Mamah ingin menyatukan Reza dan Hanna. Membuat aku semakin yakin untuk menceraikan Hanna?" Tanya Jinata langsung. "Kalau yang Mamah inginkan seperti itu, Selamat, mah. Mamah sudah berhasil."
"Kamu tahu kalau Mamah gak setuju kalau kalian bercerai!" Geram Sarah.
"Lalu kenapa Mamah melakukan ini? Kenapa Reza ada di sini? Kenapa membiarkan pria itu dekat dengan istriku dan anakku?"
"Mamah ingin kamu sadar! Kalau Hanna, Fadli, dan Maryam sangat berharga dan mereka patut dipertahankan oleh kamu!" Sarah yang tak ingin emosinya semakin membeludak, dia memilih untuk keluar.
________
Acara makan malam yang sangat tak menyenangkan. Semuanya terdiam, kecuali Fadli dan Umar yang agak berisik. Hanna hanya ke arah menatap pintu kamar yang di mana ada Jinata dan Maryam di dalamnya. Pria itu tak ikut makan.
Hanna menegakkan tubuhnya saat Jinata keluar dari kamar dan menghampiri mereka.
"Abi.." Hanna segera beranjak dan menghampiri pria itu. Dan mendorong kursi rodanya untuk berada di samping kursinya.
"Abi, kapan ke sini nya?" Bingung Fadli yang ternyata baru tahu tentang keberadaan Ayahnya.
"Tadi, bareng sama Om Jihan," kata Hanna menjelaskan menggantikan Jinata.
Hanna menyiapkan piring untuk Jinata, menyendokan nasi, dan mengambil ikan bakar, disimpannya di atas piring.
Jinata hanya menatapnya, lalu tatapan matanya beralih pada Reza yang ternyata ikut makan di sana. Dia memikirkan perkataan Ayu, kalau pria itu bukan pria yang baik.
"Abi, dimakan makanannya," ucap Hanna.
Jinata hanya mengangguk, dia agak merasa tak enak pada Hanna yang masih bersikap baik padanya. Namun hal itu membuatnya tenang, dan senang.
_______Setelah makan malam selesai, semuanya bubar. Keyla dan Ferdi pergi, karena mereka menyewa resort juga yang tak jauh dari resort itu. Ayu dan Jihan mencuci piring, lalu setelahnya bergegas masuk ke dalam kamar. Sarah juga ikut masuk ke dalam kamarnya. Fadli dan Umar menyusul dan masuk ke kamar mereka berdua.
"Han, aku pergi dulu. Sampai ketemu besok," kata Reza lalu melangkah keluar resort.
Hanna tak menggubris pria itu, dia tak peduli dengan Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART GAME 3 : not me, but you (Completed) (Finale)
SpiritualCeritanya enggak recomended buat kamu yang perfect. Bukan kisah cinta bahagia, yang terpikirkan oleh semua orang. Perjalanan pernikahan yang dihiasi dengan lika-liku. Ada masanya ingin berhenti dan meninggalkan semuanya. Jinata Alam, seorang suami...