Happy Reading
Sudah hari ketiga berada di provinsi dengan banyak macam tempat wisata, Andre selalu membawa Haidan serta keluarga yang lainnya untuk bersantai dengan sedikit jalan jalan menyusuri kota barang sejenak.
Profesinya sebagai dokter juga tidak menghalangi, walaupun sebenarnya banyak tugas yang harus ia lakukan dalam kurun tiga hari belakangan. Namun, untuk mencapai keinginan sang putra saat ulang tahun kemarin, ia rela dipotong gaji demi memenuhi keinginan Haidan.
Andre mendengar semua keinginan sang putra, ucapan demi ucapan yang dilontarkan Haidan saat hari ulang tahunnya.
Mungkin karena panggilan mendesak yang tiba-tiba saja ia terima tadi pagi, Andre terpaksa harus meninggalkan Haidan di rumah sang nenek lebih lama lagi.
"Titip Eja ya," pamitnya pagi pagi sebelum Haidan bangun dari tidurnya.
"Uwes santai wae, Eja tinggal disini juga rapopo." jawab eyang putra dengan logat Jawanya.
Andre berpamitan kepada mertuanya lalu dengan segera menuju ke bandara dan pulang meninggalkan sang putra.
Haidan pasti masih sangat ingin berada disini, melihat kedekatannya dengan sang kakek nenek dan sepupu membuatnya nyaman, dan Andre tidak tega membawa pulang Haidan begitu saja. Toh libur sekolahnya masih lama, jadi ia memilih meninggalkan Haidan saja disini sampai anak itu puas.
Saat bangun pun Haidan tidak mencoba mencari sang Ayah, sudah sangat terbiasa.
Masih sama seperti hari hari kemarin, Haidan diajak Reno berkeliling walaupun hanya menggunakan sepeda namun lelaki itu bisa mendapatkan apa yang tidak ia dapatkan saat tinggal bersama Andre.
Menikmati suasana baru dengan banyak wisata yang tersedia. Reno juga dengan senang hati menghabiskan waktu bersama sang sepupu.
"Ja, lo bosen nggak?" tanya Reno mengayuh sepedanya memelan.
"Bosen sih," jawab Haidan mensejajarkan seadanya dengan Reno.
"Mau ketemu temen gue?" Reno bertanya lagi.
Haidan nampak mengangguk antusias, lalu mengikuti arah yang dilewati Reno agar tidak tersesat.
Diluar dugaan Reno malah membawanya ke sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari rumahnya, lelaki itu memarkirkan sepedanya rapi seperti yang sudah tertera dalam peraturan.
Haidan hanya bisa mengikuti sang sepupu, lantas bertanya, "Lo kesini mau apa?"
Reno berjalan didepannya, lalu sedikit melambatkan langkahnya untuk menjawab pertanyaan Haidan, "Temen gue disini Ja."
Haidan mengangguk paham dan terus mengikuti langkah Reno menuju sebuah ruangan yang ia percaya adalah ruang inap milik teman Reno.
"Woe Junar," panggil Reno saat melihat seorang lelaki dengan pakaian santai di ruangan tersebut.
"Nama aku Juna, rak usah ganti-ganti jeneng!" Lelaki itu tampak kesal dengan panggilan yang Reno berikan.
(Nama aku Juna cah, nggak usah ganti ganti nama!)
Haidan paham bahasa yang dikeluarkan oleh temannya itu, bagaimana pun juga dirinya juga termasuk orang Jawa, hanya saja dia tumbuh dan besar dikota yang mayoritas semua orang menggunakan bahasa Indonesia.
"Siapa itu?" tanya lelaki yang diketahui namanya Juna.
"Eja, cah iteng mosok lali?" Reno menyikut lengan Janu dengan nada menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
eja [ ✓ ]
Teen Fiction❝Seperti ejaan yang tak pernah terucap.❞ Baskaranya telah hilang, digantikan dengan tangis sedu tak terhenti. Ia lepas. Lepas dari lara yang menjerat hidupnya, lepas dari topeng baik-baik saja miliknya. Sepanjang bankar didorong pada koridor, semu...