Happy Reading
Haidan merengek kembali, ingin keluar dan pergi membawa keempat temannya jalan-jalan melihat pantai yang sering didatangi olehnya bersama Reno, Juna dan Janu dahulu.
Sang ayah melarang, mengingatkan kepada Haidan tentang kesehatannya yang harus diutamakan. Namun, anak itu terus menyangkal, mengatakan jika dirinya sudah sehat sekarang.
Dengan terpaksa Andre menurutinya walaupun dia harus ikut menemani tujuh laki-laki itu jalan-jalan.
Disini mereka, berjalan santai menyelusuri jalanan Malioboro yang padat pengunjung, apalagi sekarang sedang dalam hari libur.
Haidan berkali-kali memegang lengan Reno agar tidak terpisah, dan yang lain pun begitu, saling bertautan tangan.
Mereka sampai pada pusat makanan murah disana, Haidan yang meminta karena mengeluh lapar.
"Makanannya dijaga," peringat Andre saat Haidan menilik buku menu.
Sementara sang anak hanya mengangguk lemah mengiyakan, mulai memilih menu yang mungkin tidak berbahaya bagi kesehatannya.
Setelah semua memilih, kini giliran menunggu menu yang dipesan jadi, mereka banyak mengobrol, benar-benar seperti teman yang sudah berpisah lama.
"Gimana keadaan sekolah?" tanya Haidan kepada Farhan dan Alkan yang duduk berdampingan dengannya.
"Masih kayak biasa, sekolah lo sendiri gimana?" balas Farhan.
"Orangnya julid semua buset," jawaban dari Haidan mampu membuat Farhan dan yang lainnya tertawa.
"Padahal dulu, lo yang paling julid Dan," timpal Shaka.
"Mana ada," sangkal Haidan membenarkan.
"Kualat dah lo, mampus," Farhan mengejeknya.
Haidan terkekeh geli sembari mengdengus kasar, kepalanya ia tolehkan ke segala arah untuk melihat beberapa orang yang berkunjung. Kata Reno dan Juna, tempat ini menyediakan makanan yang enak serta tempat luas, memungkinkan para pembeli tidak berdesakan seperti tempat lain mengingat Malioboro tidak pernah sepi pengunjung.
Lalu dengan tiba-tiba atensinya jatuh kepada sosok wanita yang sedang berjalan di belakang temannya dengan menggunakan baju senada langit.
"Yahhh mak lampir dateng," Itu suara Juna yang melirik ke arah datangnya Lea dan kedua temannya.
Haidan dengan riang malah melambaikan tangannya ke arah tiga gadis itu, tentu mereka menyadarinya.
Lea dengan wajah yang sedari ditekuk langsung berubah sumringah saat melihat Haidan melambaikan tangannya, ia berjalan melangkah menuju lelaki itu sebelum tangannya lebih dahulu dicekal oleh Keysa.
Keysa menampilkan wajah melarang, namun Lea tetap menepis tangan gadis itu dari tangannya, tidak mempedulikan. Ia melangkah ceria ke arah Haidan yang langsung dihadiahi senyuman manis lelaki itu.
Berbeda dengan Lea, Keysa dan satu temannya malah melangkah keluar dari tempat tersebut, meninggalkan salah satu temannya berada di tempat seperti ini bersama Haidan.
"Malu keknya tuh mak lampir," ujar Haidan terkekeh.
Reno hanya tersenyum menang saat melihat si pengganggu tidak jadi makan di satu tempat dengannya.
"Lo kok akhir-akhir ini nggak sekolah sih, Dan?" tanya Lea sembari duduk disebelah Juna yang kosong.
"Males aja sih," jawabnya asal. Membuat semua orang disana menatapnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
eja [ ✓ ]
Novela Juvenil❝Seperti ejaan yang tak pernah terucap.❞ Baskaranya telah hilang, digantikan dengan tangis sedu tak terhenti. Ia lepas. Lepas dari lara yang menjerat hidupnya, lepas dari topeng baik-baik saja miliknya. Sepanjang bankar didorong pada koridor, semu...