17. Rooftop

22 17 21
                                    

Happy Reading

Dua hari sudah, setelah acara ulang tahun Maina, Luca kembali kepada Aktivitas lagi. Kebersamaanya dengan Aileen kali ini, memang mengarahkan positif. Mereka berdua nampak akrab cukup dekat, cukup menjadi teman ocehan pagi yang berujung pada pertengkaran.

Tapi tenang, ini hanyalah pertengkaran biasa.

Hari ini, hari Kamis. Mungkin, memang menjadi hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh siswa-siswi lainnya. Selain jam kosong sudah tiba, suara pertandingan dan lomba-lomba antar sekolah, riuh menjadi topik hangat yang terdengar sudah jauh-jauh hari.

Meski belum puncaknya, perlombaan ini seperti perhitungan Mundur untuk merayakan Ulang Tahun Sekolah, yang sangat di nantikan bagi guru-guru maupun siswa-siswi lainya.

"Njiirr, kaos kaki gue bau amat!" Fahri mengangkat kaos kakinya lalu melemparkannya dengan wajah jijik tak terkira.

"Berapa abad gak lo cuci?"tanya Agung.

"Entah, gue lupa. Terakhir gue inget, Nih kaos kaki, di dudukin sama kucing tetangga. Itu doang."cerita Fahri dengan wajah masih bingung, bagaimana bisa kaos kesayangannya itu, baunya tidak bisa di terima oleh indra penciumannya.

"Di kencingin kali."sahut Luca yang sudah siap dengan baju bernomorkan 07 dengan nama Luca di bawah.

Benar. Mereka hari ini tanding basket melawan sekolah lain yang memang menjadi tamu di sekolahnya. Kali ini pun timnya masih di dalam ruangan, sambil menunggu jam 11 siang.

"Udah jam berapa Luc?" Tanya Agung yang kini mengambil kenyamanan bokongnya di samping Luca.

"Jam sembilan, dua jam lagi."jawab Luca. Ia lalu mengambil ponselnya hanya sekedar melihat grup WhatsApp. Siapa tau ajakan ada tugas dari grup kelasnya atau.. menunggu chet dari seseorang?

Luca kembali memasukan ponselnya, ia berdiri sambil memakai Headband berwarna hitam di kepalanya. Tangan kekar dengan wajah yang kadang berubah datar dan tajam, sudah menjadi jalan ninjanya untuk menaklukan lawannya nanti.

"Mau kemana Luc?" Tanya Agung, saat Luca mau melangkahkan kakinya pergi dari ruang ganti itu.

"Cari udara segar. Di sini bau kaos kaki."ucapnya seraya.berlalu dari sana.

"Enak aja lu yah! Ini kaos kaki ajaib tauu! Meski bau, tapi tetap aja berharga. teman seperjuangan ini man!" Protes Fahri tidak terima.

"Serah lu deh!" Agung menggeleng.

🐼🐼🐼

"Taraaa!!Gue cantiknya pake warna apa?" Tanya Enyra saat ia memperlihatkan barang bawaannya kepada Aileen.

"Astaga, mau kemana? Jaket, bandana, teropong, peluit. Mau di buat apa Ra?" Bingung Aileen, yang kini mejanya penuh dengan barang-barang Enyra.

"Buat nonton lah. Sekalian, ceri perhatian, hehehe."

"Dasar." Sahut Aileen lalu mengambil teropong berwarna Pink itu untuk di pakainya.

Agak Lucu sih, karena memang, Enyra membawa dua teropong. Satu berwarna Pink, satu lagi berwarna Purple. Ia membawa semua barang itu dengan variasi dua warna, Pink dan Purple. Itu sebabnya, Enyra bingung mau memakai yang mana, sejak tadi gadis itu memasang lalu melepaskan kembali jaket yang menurutnya susah untuk di cocokan dengan tema hari ini.

"Bagus mana nih Lin? ini atau Ini?"tanya Enyra lagi sambil mengangkat kedua jaketnya.

"Dua-duanya bagus, Ra. Tapi kalau sama kamu bagusnya warna Pink itu deh. Soalnya sama..., sama lipstik kamu warnanya emping!"kata Aileen membuat Enyra lantas tertawa.

Luc'eenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang