14. bertemu lagi.

37 14 21
                                        

Happy Reading
🐼🐼🐼

"Abang!" Teriak Maina di depan kamar Luca yang sebelumnya  disuruh oleh Bunda untuk memanggil anak sulungnya itu untuk makan bersama.

Sedangkan di meja makan, kini sudah siap hidangan sarapan yang mengugah selera makan pagi ini. Aileen sendiri juga ikut membantu Bunda untuk menyiapkan sarapan pagi ini. Pagi ini Bunda ingin merayakan kedatangan Aileen, sebab itu ia memasak lebih banyak makanan. Dan Aileen, padahal sudah di bilangin untuk tidak usah membantu dirinya, tapi tetep saja gadis itu menolaknya dan ikut membantu.

"Gimana Mai? Abangnya udah bangun?" Tanya Bunda saat Maina kembali datang.

"Udah. katanya l, tunggu sebentar lagi." Jawab Maina.

Dan seperti ucapan Maina. kini, lelaki itu pun akhirnya datang dengan pakaian seragam sekolahnya yang lengkap. Ia segera duduk di hadapan Maina sambil mengancing lengan bajunya.

"Luca, Kata Mai kalian berdua tadi malam, marahan yah?" Tanya Bunda saat semua makanan sudah tersedia.

"Enggak Bund, Ngada-ngada nih Mai." Sanggah Luca.

"Eh, emang benar kok! Tadi malam aja mereka berdua ngomongnya keras banget Bunda. sampai-sampai Mai gak bisa tidur. pasti, kalau ngomong keras itu lagi marahan kan Bunda?" Maina menatap Luca dan Aileen secara bersamaan dengan matanya yang menyipit.

Mendengar itu, Aileen tersenyum canggung. Ia pun segera duduk di samping Luca dan di depannya terdapat Bunda.

"Kalian beneran marahan yah? Kenapa?" Tanya Bunda yang  penasaran dengan ucapan si bungsu.

"Ya Allah! enggak Bund. Gak percaya, tanyain aja tuh sama Aileen." Luca menoleh kearah Aileen, tentu membuat mata Bunda langsung mengarah jua kepada gadis itu.

Mendengar Luca menyebut namanya, Aileen pun tercengang ia bingung sekaligus takut karena memang tadi malam ia sempat mau bertengkar dengan Luca. tapi, itu cuman cekcok yang biasa. Sama sekali tak ada niatan untuk bertengkar.

Aileen pun akhirnya bersuara, "Iya Bunda, tadi malam kami cuman bercanda doang Bund. gak marahan." Ucap Aileen sedikit canggung karena mata bunda cukup mengintimidasi.

"Kan! nih anak aja nih suka ngomong yang gak jelas." Tunjuk Luca dengan tatapan tajam kepada Maina.

"Emang bener kok!" Protes Maina tidak mau kalah.

"Mai, gak boleh kayak gitu sama Abang kamu. Cepet minta maaf." Tegur Sang Bunda membuat kedua tangan Luca mendekap ke dada, ia menatap angkuh kepada sang adik, Maina.

"Abang, Mai minta maaf. Maaffin Mai," ucapnya dengan wajah yang masih loyo, tak berminat sekali untuk mengucapkan kalimat ini.

"Ka Aileen, maaf'in Mai yah." Ucapnya juga kepada Aileen.

"Em..," Luca mengangguk.

"Iya, gak papa kok." Jawab Aileen juga.

Setelahnya mereka pun, kembali pada kegiatan awal yaitu sarapan pagi dengan makanan yang lezat.

Aileen sendiri bahkan, ingin kekenyangan kalau tidak di tegur Luca untuk berangkat lebih cepat.  Jujur, Ia sedikit jengkel dengan Luca karena, lelaki itu beberapa kali berdehem, seperti memperingati dirinya agar jangan terlalu kebanyakan, lewat sorot matanya yang tajam.

Dan pada Akhirnya, Aileen pun selesai, dengan satu tegukan air susu sebelum berangkat kesekolah.

"Aileen suka yah sama makanannya?" Tanya Bunda yang dengan lekas di beri senyuman dan anggukan pelan dari Aileen.

Luc'eenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang