3. Brosur dan Gaci

46 31 9
                                    

Jangan lupa Vote dan Share keteman-teman kalian ceritanya.

Happy Reading
🍒

"Lo bilang apa tadi?”

“Lo tuli? Lo penipu! Pengecut!” tekan Aileen lagi dengan sorot mata yang sudah memerah.

“Lo tau apa yang barusan lo bilang itu? Lo udah keluar dari batasan, Lin." Ucap Luca dengan tangan mengepal kuat.

Aileen yang mendengar itu menggigit bibir bawahny. hatinya saat ini benar-benar sakit setelah ditipu oleh Luca. ini bukanlah pekerjaan yang diinginkannya.

“Ingat! Gue gak pernah maksa lo! Lo sendiri aja yang pergi nyelonong tanpa tau pekerjaan apa itu!” balas Luca dengan sorot matanya yang tajam.

“Sebenarnya gue gak nyangka lo percaya ucapan gue. Tapi, yah sudahlah! Lagian itu juga setimpal dengan perbuatan lo ke gue!” ucapnya lagi dengan seringainya.

Setelah mengucapkan itu, Luca pun menginjak pegal gasnya dan berlalu dari hadapan Aileen.

Kejam.

itu adalah kata yang sejak tadi berputar-putar di kepala Aileen.

Setimpal? Aileen hanya bisa memendam rasa kekesalannya dengan meremas ujung jaketnya.

🍒

Kini Aileen sudah berada di rumah kostnya. Ia membuka Buku Diary Nya yang terdapat daftar hal yang harus di bayarnya. Tak tau lagi bagaimana ia mendapatkan uang untuk membayar semua ini, rasanya setelah kejadian tadi membuat kepalanya pusing.

Dibukanya tas yang ia bawa itu terdapat bekal makanan yang ia pikir akan dimakannya saat istirahat bekerja.

Aileen membuka bekal makannya yang hanya terdapat nasi putih dengan satu telor ceplok di atasnya. Dengan cepat ia memakannya, memang benar hatinya saat ini sakit tapi, ia tidak boleh membiarkan fisiknya juga sakit.

“Kuat Aileen, lo harus kuat hiks..hiks..”air matanya kembali terjatuh membasahi pipinya.

Aileen menguyah makannya dengan rasa sangkal. Memang disaat seperti ini respon tubuh sangat bertentangan dengan hatinya. Dan pada detik berikutnya ia sudah tidak sanggup lagi, kini gadis itu menekuk kan kakinya dengan kepala ia sembunyikan disitu.

Aileen menangis sejadi-jadinya, membuang rasa kesal dan amarah kepada dirinya sendiri. Ucapan Luca tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya dan itu semua memang benar.

Cowok itu hanya menyarankan saja bukan memaksa dirinya untuk pergi bekerja di sana.

Itu berarti ia sendiri yang salah dan itu ia lampiaskan dengan menangis sejadi-jadinya di sendirian malam yang semakin berlalu.

🍒

Pagi datang seperti biasanya.

Aileen pagi ini tidak seceria hari biasanya, matanya yang cantik itu pun terlihat membengkak dengan hidung yang memerah. Gadis itu mengambil ponselnya dan kembali melihat pesan untuk Cinta temannya yang tak kunjung dibalas hingga sekarang.
Saat ini itu saja yang diharapkannya.

Aileen kini sudah siap, ia pun segera meletakkan tasnya ke pundak lalu mengunci pintu rumah sebelum ia pergi ke Sekolah.

Ia tau saat disekolah nanti pasti ia akan bertemu lagi dengan Luca.

Tapi tenang, ia tak akan lagi mengganggu ataupun menabraknya. Aileen sudah memaafkan kesalahan lelaki itu karena itu bukanlah sepenuhnya salah Luca melainkan kesalahan dirinya sendiri.

Luc'eenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang