21. Permintaan maaf

24 16 31
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

“Jadi sekarang, udah nggak suka lagi gue peluk kayak gini, hm luca?”

Kalimat itu mampu membuat Aileen mencoba mecerna itu semuanya dan hanya pertanyaan ini yang muncul di kepalanya.

“Luca, dia pacar kamu?”

Membuat Luca lekas menggelengkan kepalanya, dan saat merasa lingkaran itu melonggar, lekas Luca menghempasnya lalu berbalik dengan wajah kesal lantaran tak tahan lagi bagaimana tidak sopannya orang itu memeluknya saat orang-orang melihatnya, apalagi saat Aileen melihatnya.

“Lo siapa sih, sebenarnya? Gue laporin polisi baru tau rasa lo!” ancam Luca.

Seseorang itu pun melepaskan topi hoodienya lalu melepaskan masker hitamnnya. Rambutnya yang panjang dibuat gumpalan yang sangat cantik bagi Aileen yang saat ini menggerai rambutnya tanpa tau bagaimana kusutnya.

Sedangkan gadis itu memperlihatkan senyum manisnya itu kepada Luca, hal yang mampu membuat Luca terdiam sejenak. Tak menduga ia akan bertemu dengan Luna disini, disaat dirinya bersama dengan Aileen.

“Hai!” sapa Luna tidak secentil tadi.

“Elo? Ngapain lo tadi?”

“Kok marah sih? Nggak boleh marah, luntur nanti gantengnya,” ucap Luna ingin menghilangkan rasa kesal Luca.

“Luna?” Aileen bingung harus berkata apa setelah apa yang dilihatnya beberapa detik lalu.

Luna melambaikan tangannya kearah Aileen, “Hai, Aileen!” sapanya balik membuat Luca yang mendengarnya membuang nafas kasar, sedangkan Aileen hanya bisa mengangguk dengan senyum ragunya.

“Kalian lagi ngapain disini?” Tanya Luna.

“Renang.” Jawab Luca judes, lalu menarik tangan Aileen untuk pergi dari sana.

Namun apa yang terjadi, Luna malah mengikutinya dengan senyum cengirnya membuat Luca merasa sangat tidak suka dengan kedatangan dan keberadaannya saat ini.

Tidak peduli, Luca pun mau tak mau hanya menganggap Luna seperti tidak ada saja, ia hanya ingin berdua bersama Aileen bukan Luna.

Kini, Luca diam dan Aileen hanya mengikuti kemana Luca mau pergi bersamanya, saat di penyeberanganya jalan Luca pun di kejutkan dengan satu tangan yang langsung memeluk lengan sebelah kirinya, sedangkan tangannya sebelah kanan sedang memegangi tangan Aileen.

Luna dengan tidak tau malunya, malah menyandarkan kepalanya di pundak Luca sambil melihat motor yang lalu lalang, menunggu lampu merah itu berganti dengan hijau untuk pejalan kaki. Cowok itu tentu melototkan matanya sambil mencoba melepaskan tangannya itu dari Luna, namun hasilnya nihil.

Gadis itu menggenggam erat tangannya.

“Lepasin atau gue dorong?” Tanya Luca memberi pilihan.

“Kenapa sih? Bukannya kita udah lama yah nggak kayak gini? Kenapa sekarang nggak suka?” Tanya Luna dengan wajah sok di polos-poloskannya itu.

“lepas!”

“Enggak! Lagian, lo ingatkan gue dulu pernah  mau di tabrak sama mobil? Sekarang gue nggak mau itu terjadi lagi,” tutur Luna dengan wajah memelas membuat Luca ingin sekali mendorong gadis itu ke tengah jalan.

"Lepasin, Luna!" Geram Luca tidak tahan.

"Enggak," Luna malah mempererat pelukannya pada lengan kiri Luca, ia lebih menggepitnya agar cowok itu tidak pergi kemana-mana dari dirinya.

Luc'eenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang