Langsung aja yuk!
😝😝😝
Jangan lupa Vote dan Share ke teman-teman kalian ceritanya.
Kalian juga boleh kasih saran maunya gimana alurnya.
Happy Reading
🐼🐼🐼
5 Hari sebelumnya."A-apa?"
"Gue harap, gue gak terlambat bilangin nya." Kata Luca lagi yang hanya bisa di balas oleh Aileen yang tercengang diikuti tetesan bening itu mulai mengalir.
"Maaf, Lin."lirihnya lagi, kali ini Luca benar-benar mengatakannya.
Aileen meresapi itu semua. Rasa sakit bahkan kekecewaan yang mendalam, menyatu lebih besar pada hatinya.
"L-lo mau jebak gue ajakan Luc?"
Suara Aileen bergetar, menghalau semua asumsi negatifnya yang ada dipikirannya.
"Gue benarkan? Lo mau jebak gue lagi? Jawab Luc!?"tak kuasa menahannya, satu persatu tetesan bening itu mengalir di kedua kelopak mata mata Aileen yang sejak tadi sudah memerah.
"Maaf Lin, yang gue ucapkan itu semua benar. Dan sekarang, gue... Gue bener-bener minta maaf Lin. Gue tau gue salah. gue tau gue pecundang. tapi, gue harap dengan ini semua, gue bisa membantu lo." Luca berjalan mendekati Aileen dengan situasi yang sangat membingungkan oleh dirinya sendiri.
Aileen menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, saat ini ia tidak bisa lagi menutupi rasa sakitnya, kini ia menangis. " Ke-kenapa lo baru bilang Luc?" Tanya Aileen di sela-sela tangisannya.
"Segitu banyakkah rasa benci lo sama gue? sampai-sampai lo tega mau nutupin ini semua ini dari gue? Kenapa Luc?" Tanya Aileen tak menyangka.
Tak ada balasan dari Luca, membuat Luka di hati Aileen semakin besar. Hal apa coba yang tidak menyakitkan hati kalau berita yang tidak mengenakkan itu berasal dari orang tua sendiri.
Aileen bingung saat ini. Rasanya ia ingin pergi dari rumah sakit itu dan datang menemui ibunya. Ia yakin ibunya lebih membutuhkan dirinya saat ini dalam melawan penyakit itu. Tapi, apa yang diharapkannya? Bahkan ia sendiri juga sedang di rumah sakit.
Melihat itu tentu, membuat Hati Luca sakit juga. Sebab jika bukan karena dirinya mungkin keadaannya tidak seperti ini. Semoga tidak terlambat, hanya itu yang diharapkan oleh Luca.
"Lin...,"panggil Luca pelan.
Aileen tidak menjawab, tubuhnya bergetar dengan kedua tangan masih menutupi wajahnya.
"Aileen...,"
Kali ini Luca memberanikan diri untuk menyentuh pundak Aileen namun, dengan cepat di tepis oleh Aileen. Tentu itu membuat Luca tersentak tapi ia tidak memperdulikannya. Mungkin saat ini Aileen butuh waktu dengan itu semua.
Tak lama, gadis itu menghapus jejak air mata dengan suara sesegukan yang terdengar jelas.
"Keluar dari sini Luc. Gue mohon! lo keluar dari sini"pinta Aileen dengan suara parau khas orang menangis, ia membuka telapak tangannya dengan mata yang sudah sepenuhnya berair, sambil menatap Luca yang berdiri di sisi tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luc'een
Novela JuvenilJANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA OKAY!! Maafkan jika, banyak Typo yang bertebaran. Tegur aja, okay. °°° Ketika dua insan mencari kebahagiannya. Begitu pula ada tantangan yang mereka hadapi. Sebuah Pertemuan yang mungkin akan merujuk kearah kebencian...