Jangan lupa Vote dan Share keteman-teman kalian ceritanya.
Happy Reading
🍒
Setelah mendengar ucapan Luca yang menyakitkan hatinya. Aileen segera pergi dari sana dan disinilah ia sekarang di antara dua dinding penghalang menjadi saksi rasa sakit dihatinya. Aileen berada didalam salah satu toilet wanita dengan keadaan yang sepi karena hanya dirinyalah yang ada di sana.Gadis itu menutup wajah dengan kedua tangannya, Aileen menangis terisak. Hatinya benar-benar sakit.
Suara lonceng kelas sejak tadi terdengar di telinganya, namun Aileen tetap saja berada ditempat sempit itu dengan air mata yang sejak tadi belum mereda.
“Lin, jangan kayak gini.., hiks.., hiks..,” Aileen mengusap ke dua pipinya yang basah.
Tapi, tak lama setelah itu, air Matanya kembali mengalir pelan, membuat Aileen hanya bisa menundukkan kepalanya dengan isakan kecil keluar lagi dari mulutnya.
Hingga sampai 15 menit berlalu, gadis itu masih saja berada di sana. Aileen saat ini sudah tidak lagi menangis. Dirinya saat ini memegangi ponselnya hanya sekedar memberikan pesan kepada ibunya apakah dia baik-baik saja di sana.
Hanya ucapan Ibunya saat ini membuat hatinya tenang. Meski begitu, ia juga harus menutupi semua rasa sakitnya itu ketika Ibunya itu menanyakan kabarnya.
Setelah merasa cukup baik, Aileen pun pergi keluar dari sana dengan air mata yang sudah sepenuhnya mereda.
Gadis itu memasuki kelasnya dengan sorot mata teman-teman yang masih menatapnya dengan hina. Aileen tidak memperdulikannya, gadis itu mengambil buku tulisnya dan segera mencatat yang sebelumnya ia terlambat dalam pembelajaran itu.
Dan untungnya hari ini tak ada guru masuk, karena itu mereka hanya diberi tugas untuk mencatat yang seperti dilakukan Aileen saat ini.
“Lin?”panggil Enyra khawatir.
Aileen melirik kearah gadis itu dengan senyumannya.
“Iya, ada apa Ra?”
“lo gak papa?” Tanya Enyra lagi.
Awalnya Aileen terdiam namun setelah itu, ia pun tersenyum manis seperti tak ada hal yang salah ataupun kejadian yang membuat dirinya sedih.
“Engga…, gue gak papa,” ucap Aileen sambil menggelengkan kepalanya.
“Beneran?” Tanya Enyra lagi memastikan.
“Gue gak papa Enyra, lo gak usah khawatir. Ayo kerjakan tugas lagi,” balas Aileen dengan senyuman lebarnya.
“Em,. Tapi kalau ada masalah, bilang yah sama gue.”
“Iya,”sahut Aileen lagi menyakinkan.
Mendengar itu Enyra pun mengangguk, mempercayai semua ucapan Aileen. Padahal saat gadis itu berbalik menghadap ke depan, Aileen pun menghilangkan senyumannya dengan raut wajah sendu, ia menggigit bibir bawahnya menahan sakit itu.
“Maaf Ra, bukan gue gak mau bilang tapi ini masalah gue, gue gak mau lo terlibat.”
🍒
Pulang sekolah sudah tiba, Aileen kini merapikan tali sepatunya sebelum keluar kelas. Suasana di sana pun mendadak sepi dikarenakan semua orang sudah mulai pulang saat bunyi lonceng tiba.
Setelah selesai, ia pun segera keluar dari kelas. Hening setiap ia melewati beberapa kelas dan hanya suara langkah kakinya yang berdengung. Aileen sendiri sengaja lebih lambat keluar kelas sebab tidak mau anak-anak lain kembali mengata-ngatain dirinya dengan sebutan macam-macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luc'een
Fiksi RemajaJANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA OKAY!! Maafkan jika, banyak Typo yang bertebaran. Tegur aja, okay. °°° Ketika dua insan mencari kebahagiannya. Begitu pula ada tantangan yang mereka hadapi. Sebuah Pertemuan yang mungkin akan merujuk kearah kebencian...