27. Berbeda

9 5 2
                                    

Happy reading wakk!!

🍒

"Lilin!"suara itu kembali menyapa Aileen yang sedang menjemur pakaian di depan rumah kosnya.

"Nidan?"

"Iyaps! Tau aja kamu,"ucap Nidan yang baru saja datang dengan sepedanya yang berstiker panda itu.

"Tumben kamu pagi-pagi datang, ada apa tuh?" Tanya Aileen ketika Nidan, sang pacarnya itu datang menghampirinya.

"Mau ketemu Ayang akulah."ucapnya simpel.

"Ihh.. basi banget,"

Mendengar itu Nidan pun terkekeh, ia melihat keranjang cucian itu masih banyak lalu melihat kearah Aileen yang sedang menjemur itu."Aku bantuin jemurnya yah?"

"Ngga usah. Aku aja, lagian ini cuma ini tinggal selimut aja."

"Ngga papa, aku aja."

"Ngga usah Nidan."

"Ngga papa elah, bantuin pacar sendiri masa nggak boleh, boleh yah?"tanya Nidan lagi.

"Yaudah."ujar Aileen sambil menganggukkan kepalanya. Melihat Aileen seperti itu Nidan pun tersenyum, ia pun ikut membantu Aileen menjemur pakaian.

Cukup lama Nidan menjemur pakaian, membuat Aileen mengerutkan keningnya heran. Ia pun segera menghampiri posisi Nidan berada, namun tidak ada.

"Nidan?"

"Dan? Kamu dimana?"panggil Aileen sambil menggeser beberapa kain yang menghalangi Pandangannya.

"Nidan!"khawatirnya. Namun lelaki itu sudah tidak adalagi, ia pun melihat kearah dimana awalnya sepeda milik Nidan berada, namun sudah tidak ada. Ia memejamkan matanya, di lihatnya dikeranjang baju miliknya dan benar saja selimut miliknya masih berada di sana.

"Nidan..."lirih Aileen, rasanya sakit sekali. Ternyata itu hanya halusinasinya, karena kenyataannya Nidan sudah tiada. Namun, ia masih belum bisa menghilangkan rasa keinginan bertemu dengan Nidan.

Aileen terduduk, ia mengigit bibir bawahnya menyadari itu semua. Hatinya terasa sesak mendapati kenyataan itu.

"Lilin.. aku kangen kamu manggil namaku Nidan.."ucap Aileen dengan mata memerah, ia masih belum bisa move on, ia terus saja mengingat momen-momen bahagia ia bersama Nidan, sebelum kejadian kecelakaan itu menimpa.

Oh rasamya hatinya benar-benar sakit. "Nidan... Hiks...terlalu cepat kita berpisah."

****
"Hiks.. hiks..."Aileen membuka matanya yang sudah basah itu.

Sedih sekali hatinya saat ini. Sesak terasa, Aileen menatap kearah pintu yang tersambung ke kamar Luca, entah kenapa rasanya melihat itu hatinya semakin sakit.

"Luca..."ucapnya dengan mata yang masih mengeluarkan air mata.

Ia masih mencintai Nidan. Nidan masih belum bisa ia lupakan di hatinya. Sedangkan Luca? Ia mencintainya, tapi dia berbeda. Belum ada yang bisa menggantikan posisi Nidan di hatinya.

Inilah di takutkannya ketika ia menjalin hubungan dengan orang lain. Mungkin awalnya baik-baik saja, tapi... Kadang ia menjadi mengingat sosok Nidan. Bahkan kadang lintasan keinginan bertemu masih ada meski tidak seperti dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luc'eenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang