Setelah 2 hari Maira dirawat. Ia sudah diperbolehkan pulang. Walaupun demikian Devian masih saja khawatir dengan keadaan istrinya.
Devian mengajak Maira kedalam kamar untuk istirahat namun istrinya itu menolak dengan alasan ia capek istirahat terus.
"Dev."
"Kenapa sayang. Mau minum?"
Maira menggeleng. "Papa sama Mama mau dateng nanti."
"Terus?"
"Nggak ada terusannya sayang."
Lama Maira menunggu respon Devian tetapi suaminya itu tak kunjung berbicara.
"Ish, aku mau masak ajalah buat Papa sama Mama nanti."
"Eitss mau kemana. Siapa yang ijinin kamu masak? Kamu kan baru aja pulang dari rumah sakit, gak boleh capek-capek sayang. Nanti kalo kamu sakit lagi gimana? Mau kamu liat aku yang uring-uringan? Lagian kan banyak Bibi disini. Gak usah aneh-aneh deh."
"Ya tapikan—"
"Diem atau kamu gak boleh keluar kamar!"
Maira mencebikkan bibirnya. Wajahnya sudah melas sekali. Kemudian Maira merentangkan kedua tangannya.
"Mau gendongg." Pinta Maira dengan manja.
Devian terkekeh kecil, sungguh Maira sangatlah lucu jika seperti ini.
"Lucu bangett sih, gemes pengen aku makan hehe."
"Gini terus sampe aku bobo."
"Iya sayangku, cintaku, babyku."
Devian sama sekali tidak keberatan malah ia sangat senang dengan tingkah istrinya. Kapan lagi coba, Maira manja seperti ini.
Sesekali Devian terkekeh pelan mendengar ucapan Maira. Lama kelamaan ucapan Maira menjadi gumaman kecil. Tanda jika istrinya sudah tertidur.
Devian berjalan menuju kamarnya. Ia dengan perlahan meletakkan Maira di kasur. Menempatkan istrinya agar tertidur nyenyak.
"Mau peluk Dev. Jangan pergi." Rengek Maira.
"Aku mau ganti baju dulu sayang." Gumam Devian pelan sambil mengusap kepala Maira lembut.
"Gak! Pokonya peluk!"
Devian akhirnya mengalah, ia kemudian melepaskan bajunya. Dan sekarang Devian akan menemani Istrinya tidur tanpa baju.
-•-•-•-•-•-
Hari sudah sore, namun pasangan suami istri ini belum juga terbagun dari tidurnya. Sang istri yang baru pemulihan dari sakitnya sedangkan suaminya kelelahan.
Beberapa menit kemudian Maira merentangkan tangannya, lalu dengan perlahan ia membuka matanya. Melihat ke arah jam ternyata sudah pukul empat sore. Maira bergegas untuk mandi.
Ketika selesai mandi, Maira menengok ke arah ranjang, suaminya belum juga bangun, akhirnya ia memutuskan untuk membantu memasak makan malam. Mama mertuanya tadi mengabarinya jika mereka datang pas jam makan malam.
"Em Bibi tau nggak makanan kesukaan Mama sama Papa?"
"Tau non. Tuan dan Nyonya mau pulang ya? Bibi masakin sekarang Non."
"Iya Bi katanya nanti pas jam makan malem. Aku bantuin ya Bi."
Sontak Bibi menggeleng cepat, bisa ngamuk nanti pawangnya.
"Tidak usah Non, disini masih banyak yang bantuin. Biar Bibi sama yang lainnya aja."
"Yahh Bi. Padahal kan mau masakin mertua. Lagian aku bisa kok bantuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband : Devian
Teen Fiction[FOLLOW DULU SUPAYA LEGOWO!] ~Married Iife Mari kita mulai semuanya. Devian Addison dan Trinitarios tidak dapat dipisahkan. Kemanapun Devian pergi, ia senantiasa membawa gelar 'Ketua Trinitarios'. Devian tak segan-segan untuk menghabisi seseorang ya...