7. Let's start

685 34 0
                                    

Happy reading yeorobun:)

☮☮☮☮☮

"Mai, hey bangun! Jangan bikin gue khawatir!" Devian menepuk pipi Maira pelan.

El dan lainnya datang dengan terburu buru.

"Dev ada apa? Gimana Maira? Dev bawa Maira ke UKS!"

El yang khawatir dengan Maira refleks berteriak kepada Devian. Devian langsung tersadar lalu membawa Maira ke UKS diikuti oleh mereka.

"Kenapa ga di bawa ke rumah sakit aja."

El melihat ke arah Hugo.

Menghela nafas pelan El menjelaskan kepada mereka, "Maira itu ngga pernah mau di infus jadinya ga dibawa ke rumah sakit."

"Terus gimana?" Tanya Devian dengan khawatir.

"Lo semua yang cowok keluar dulu. Biar gue olesin minyak kayu putih ke Maira."

"Ngga! Kalo Maira kenapa napa gimana?"

"Dev! Please lo keluar dulu nanti kalau udah selesai gue kasih tau kalian!"

Dengan terpaksa Devian keluar UKS.

"Lo kenapa Dev sebegitu khawatirnya sama Maira?" Tanya Fernan.

"Belum saatnya."

10 menit kemudian El memberitahukan mereka jika akan melihat Maira ia sudah selesai.

Maira terlihat sangat pucat, seragamnya sudah tidak rapi, dasi dikendurkan dan jarum pentul yang berada di jilbab juga dikendurkan sedikit.

Mereka sampai lupa bahwa sekarang Pak BK sedang marah marah karena semua murid yang di hukumnya sudah tidak berada di lapangan.

"Bentar lagi bel kalian pulang duluan, biar gue yang nunggu Maira sadar." Ucap El.

"Mending bawa pulang aja."

"Iya, bener kata Xavier daripada di sini." Ucap Darwin diangguki oleh mereka semua.

"Go, ambil mobil di rumah!" Titah Dev.

"Siap."

Keadaan sekolah sudah sepi. El mengambil tas Maira bersama dengan Hugo sedangkan Devian membawa Maira menuju mobil diikuti oleh lainnya.

Maira di dudukkan di kursi belakang dengan Devian disampingnya. El duduk di depan bersama dengan Darwin. Awalnya El yang akan duduk di belakang bersama Maira tapi ia tidak cukup pintar ber adu mulut dengan Devian.

"Jangan sentuh sentuh Maira Dev, inget lo!"

"Hmm"

"Winn cepet kerumah sakit sekarang!! Ada darah di hidung Mairaaa!"

Darwin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, El panik akan kecepatan juga dengan Maira.

-•-•-•-•-•-

Maira terbangun pukul sembilan malam. Ia melihat sekeliling, matanya melotot ia tak suka disini. Dan apalagi yang berada di tangan nya. Maira ingin mencopotnya tapi ia melihat sekitar tidak ada orang tapi ada bunyi di kamar mandi mungkin orang. Ia mencopot dengan perlahan takut darahnya mengalir.

My Husband : DevianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang