27. Back to school

258 16 4
                                    

Di pagi hari yang gerimis ini, Maira tengah menyiapkan susu hangat untuk diminum saat perjalanan menuju sekolah. Devian dan Maira sudah sarapan terlebih dahulu.

Usai menyiapkan nya, Maira menyusul Devian yang sudah lebih dulu ke mobil. Mereka sengaja berangkat pagi agar tidak terburu-buru dan lebih santai menikmati jalanan di pagi hari.

"Udah semuanya sayang?"

Maira mengangguk sekilas."Udah, yuk berangkatt."

Perlahan, mobil Devian keluar dari gerbang. Melaju dengan pelan-pelan, karena udara yang dingin dan jalanan sedikit licin.

"Ternyata kalo pagi gini bagus juga ya pemandangannya. Ya walaupun kadang banyak gedung-gedung tinggi."

"Kamu mau tiap hari kaya gini sayang?"

"Mau banget tapi kalo lagi mood ya hehe."

Devian mencubit pelan pipi Maira. Kemudian ia meminta susu hangat yang tadi Maira buat.

"Nanti di kantin makan bakso dulu ya Dev, kepingin banget soalnya."

"Iya sayang, apapun mau kamu pasti aku turutin."

Jalanan belum terlalu ramai, hanya beberapa pengendara saja yang nampak pergi bekerja atau sekolah sama seperti pasangan muda ini.

Dari semalam hujan terus mengguyur Ibu Kota. Untung saja pagi ini hanya gerimis jadi jiwa ke mageran Maira sedikit berkurang.

Sesampainya di parkiran, mereka berdua keluar dari mobil. Parkiran ini terdapat genteng berbahan keramik, untuk melindungi dari panas juga hujan seperti ini.

"Jaket nya dipake dulu." Maira masih meminum susu hangat nya ketika Devian memakaikan jaket pada tubuhnya. Devian sedikit kesusahan tetapi tak apa. Biar terlihat romantis untuk mengawali hari ini.

Mereka berdua sampai di kantin, langsung saja Devian memesankan dua mangkuk bakso.

Maira bertepuk tangan kecil, melihat pesanan baksonya sudah tiba. Ia memakan nya dengan lahap tanpa malu didepan suaminya ini.

Tiba-tiba Devian tersedak kuah baksonya. Ia menepuk-nepuk dada nya. Maira langsung memberikan susu hangat nya pada Devian lalu setelah batuk Devian reda. Maira mengelap keringat suaminya dengan tissue.

"Widihh, pagi-pagi gini udah mesra aja nih Dev." Darwin datang bersama Xavier dan mengambil tempat duduk didepan pasangan muda itu.

"Devian tadi keselek kuah bakso." Maira mengusap punggung dan dada Devian. "Udah mendingan?" Tanya Maira pelan.

"Masih perih tenggorokan aku yang."

Sebenarnya, Devian ingin pura-pura tersedak supaya istrinya itu tidak melupakan suaminya yang duduk disebelahnya. Tentu saja untuk menarik perhatian Maira dari bakso yang sedang istrinya makan. Entah mengapa malah Devian sendiri yang terkena batunya.

Maira sedikit berlari untuk membeli air mineral. Masih ketar-ketir melihat Devian tersedak. Ia teringat akan cerita tetangganya dulu ketika masih di Panti. Tiba-tiba saja meninggal dunia karena tersedak. Maira tidak ingin Devian seperti itu, ia belum siap menjadi janda muda.

"Pengen deh di khawatirin sama Buketu."

Devian menatap tajam Darwin. Perkataan sahabatnya itu tidak disaring terlebih dahulu, padahal jelas-jelas didepannya ini suami Maira.

"Pilih dimakamin di pemakaman umum atau belakang rumah lo?"

Darwin tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang rapi. "Canda Dev."

"Minum dulu Dev biar sakitnya reda." Maira mengangsurkan air mineralnya pada Devian.

"Udah enakan?"

My Husband : DevianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang