14. Who is he?

463 27 0
                                    

Jangan lupa Vote nya...

Selamat membaca yeorobun yang budimann:)

☮☮☮☮☮


Maira menatap heran kepada seseorang yang sedari tadi mengikutinya dari rumah sampai supermarket. Ia mencoba bersikap acuh dan melanjutkan mencari beberapa makanan untuk adek adek nya di Panti.

Hari ini Maira akan berkunjung ke Panti seorang diri. Devian tidak bisa ikut karena ada urusan dengan Trinitarios.

Baru keluar dari supermarket, tangan Maira ada yang menahannya. Maira menengok ke belakang, seorang pria paruh baya sedang menatapnya dengan penuh semangat.

Maira melepaskan tangan sang pria dari tangannya, "Maaf, Anda siapa ya?"

"Maaf, saya tidak sengaja. Apakah kamu Maira?" Tanya pria tersebut dengan ragu.

"Iya saya Maira. Ada apa ya?"

"Maira Tsamara Khairunnisa?"

"Iya. Sebenarnya ada apa ya?"

"Akhirnya ya Tuhan." Pria tersebut tersenyum tipis lalu tanpa berkata lagi ia langsung pergi begitu saja.

Maira hanya terheran, seperti pernah bertemu tapi ia lupa dimana. Mungkin hanya perasaannya saja, mana mungkin pernah bertemu pikirnya.

Kedatangan Maira disambut antusias oleh adek adek nya juga Umi.

Maira tersenyum riang, "Assalamualaikum adek adek kakak!!"

"Wa'alaikum salam, yeeayyy kak Maira datang!!"

Maira terkekeh lalu membagikan makanan dan camilan yang tadi ia beli. Setelah itu ia menghampiri Umi yang sedang membuatkan teh manis untuk Maira.

"Umii, kangen." Maira menyalimi tangan Umi lalu memeluknya.

"Iya Umi juga kangeenn banget sama anak Umi yang satu ini." Umi Ida terkekeh kala melihat mata Maira berkaca kaca. "Jangan nangis, masa udah punya suami masih nangis."

"Hehe iya Umi. Abisnya kangen banget."

"Yaudah yuk ke depan, pasti kamu kangen bermain sama adekmu." Maira mengangguk.

-•-•-•-•-•-

Seseorang membekap mulut Maira disaat Maira keluar dari Panti. Orang tersebut langsung membawa Maira pergi dari sana menggunakan mobil.

Maira terbangun dari pingsannya, membuka matanya perlahan. Melihat sekeliling terasa sangat asing baginya.

Seseorang membuka pintu kamar lalu menghampiri Maira yang terduduk di pinggir ranjang.

"Maira, kamu sudah sadar nak?"

"Kenapa Anda menculik saya?"

"Maira Maafkan saya. Saya sudah mencari Maira dari lama tapi baru sekarang saya berani menampakkan diri kepadamu." Ucapnya dengan rasa sesal.

"Sebenarnya Anda siapa? Kenapa lancang sekali menculik saya disini!"

"Apakah kamu tidak mengenalku? Kamu tidak mengingatku?"

My Husband : DevianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang