30. Kumpul ber-delapan

244 14 3
                                    

Hari ini tiba saatnya untuk mereka bersenang-senang, yaitu camping kecil-kecil an dibelakang rumah Devian yang sangat luas.

Menjernihkan pikiran serta otak mereka dari hal-hal yang negatif.

Pasangan suami istri itu sudah menyiapkan perlengkapan camping beserta makanannya dari kemarin. Maira tampak sekali sangat gembira, perubahan yang signifikan.

Selagi para cowok mendirikan tenda, Maira dan El memasak makanan yang sederhana.

"Gaes, suka pete?" Tanya Maira berteriak.

"Sukaa!!" Sahut para cowok tak kalah kencang. Maira mengangguk, mengacungkan kedua jempolnya.

Kedua perempuan itu mulai berbagi tugas. El yang menyiapkan semua bahan nya dan Maira yang akan memasaknya. Cukup mudah membuat menu oseng-oseng pete cumi. Walaupun terlihat sederhana, namun itu sangat menggugah selera makan mereka.

Kali ini Devian membiarkan istrinya bersenang-senang. Sangat sulit membujuk Maira hingga seperti ini, bisa bercengkrama bersama dengan orang lain selain dirinya, suami tercintanya.

Bau harum seketika menyapa indera penciuman mereka. Sudah sangat dipastikan bahwa masakan dari kedua perempuan tersebut sangatlah lezat

Maira memasukkan baby cumi dan pete secara bersamaan sesudah menumis bumbunya. Kemudian mengaduk hingga rata, tak lupa ia menambahkan garam, penyedap rasa dan gula secukupnya.

Oseng-oseng sedikit lalu masakan tersebut siap dipindah ke atas piring besar dan siap disajikan.

Tak lupa saat Maira memasak, El membuatkan minuman dingin yang sangat menyegarkan.

Para perempuan menyiapkan hidangan diatas tikar bermotif kotak-kotak. Sesuai pilihan Maira tentunya. Berbarengan dengan para cowok yang sudah selesai mendirikan tenda-tenda mereka.

Terdapat dua tenda yang sudah berdiri, satu untuk para perempuan yang berukuran sedang dan satunya untuk para cowok yang berukuran besar.

Darwin menggosok kedua telapak tangannya, menatap penuh binar makanan yang sangat menggoda baginya.

Hugo dan Chico bersorak heboh, perut mereka sudah berteriak memanggil makanan untuk dimakannya.

Mereka mulai menyantap makanan tersebut dengan tenang, sesekali terdapat obrolan random. Membuat suasana menjadi lebih ceria dan menyenangkan.

"Enak Dev?" Tanya Maira, sebelum menyuap nasi serta lauknya kedalam mulut Devian.

Devian mengangguk. Masakan istrinya memang patut untuk diapresiasi oleh nya.

"Iya deh yang lagi pacaran, serasa dunia milik berdua yee." Ledek El.

Maira tertawa singkat. "Makanya cari cowok El, kalian juga cari cewek biar bisa mesra-mesraan.

"Gua sih udah ada Mai..." Jawab Chico sambil matanya melirik El.

Maira tersenyum menggoda ke arah El, yang ditatap pun mengernyitkan dahi bingung. Lalu pandangan El jatuh pada Chico yang tersenyum-senyum sendiri sambil melihat nya.

"Sorry, gue gak minat sama sekali. Jadi lo jauh-jauh aja dari gue!" Tukas El menatap tajam Chico.

Badan Chico langsung melemas seketika, perkataan dari gadis berambut sebahu itu sangatlah menyayat hati kecilnya.

"Dipaksa mundur sebelum berjuang." Tunduk Chico lesu.

Hugo yang berada disamping Chico menepuk beberapa kali pundak cowok itu. Wajah Hugo meyakinkan Chico bahwa semua akan baik-baik saja.

Lainnya terkikik geli melihat tingkah laku seorang Chico. Niat hati ingin uwu-uwu an sama seperti orang lain malah berakhir tragis. Cintanya kandas begitu saja setelah ditolak mentah-mentah oleh perempuan kesukaannya.

My Husband : DevianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang