Vote nya dulu bestie.
"Lo yakin mau dapetin cewek itu?"
Cowok berambut coklat itu diam, tidak menjawab pertanyaan dari salah satu temannya. Ia menghembuskan asap rokok nya yang terakhir.
Bayu tersenyum sinis. "Target lo kali ini beda bro, gak sama kaya yang dulu." Lagi, cowok itu mengejek.
"Gue bakal dapetin cewek itu apapun caranya. Gak bakal gue biarin Devian hidup tenang selama gue masih hidup." Ujar Rescha menggebu-gebu.
"Jangan pernah mempermainkan perasaan cewek Res, sebrengsek-brengseknya cowok bakalan ada yang namanya karma. Suatu saat lo bakal ngerasain apa yang udah lo perbuat. Dunia berputar man!"
Rescha menatap datar lawan bicaranya. "Gak usah sok ngomongin tentang karma. Lo juga sama brengseknya kaya gue."
"Gue bakal dukung lo tapi kalo kali ini misi lo gagal. Gue yang berdiri paling depan buat tertawain lo!" Bayu terkekeh sinis sebelum kembali meminum soda.
Waktu berjalan begitu cepat. Hingga entah berapa lamanya, Maira belum pernah bertemu kembali dengan Ayahnya.
Selama ini Maira masih menenangkan batinnya yang sangat bimbang. Kehidupan nya yang sekarang amatlah rumit dan sulit. Dari pemaksaan, bertemu seseorang yang bahkan belum pernah ia lihat, dan kejadian-kejadian memilukan menghampiri hidup Maira secara bergantian.
Maira menatap sebuah pesan yang masuk di handphonenya, sudah 2 bulan lamanya ia hanya membaca tanpa membalas pesan tersebut.
Unknow number : Perumahan Citraland blok 04 nomor 12. Itu alamat rumah Ayah jika Maira ingin berkunjung.
Entah sudah berapa kali, Maira menghela nafasnya hari ini. Masih memikirkan tentang hal yang sama.
"Mau sekarang?" Tanya Devian langsung, ia mengusap lembut bahu Maira.
Maira menoleh, menatap ragu suaminya. Akankah Maira sudah siap dengan pertemuan keduanya kali ini. Karena setiap mengingat Ayahnya, pikiran Maira merujuk pada Ibunya yang kala itu enggan untuk bercerita.
Bayangan-bayangan buruk menghampiri otak Maira.
"Aku bakal temenin kamu, bagaimanapun juga dia Ayah kandung kamu sayang."
"A-aku takut Dev."
"Gak ada yang perlu ditakutkan. Aku akan selalu disamping kamu."
Dan disinilah pasangan muda itu. Di Kompleks perumahan yang terlihat sepi. Namun tak berselang lama, terdengar kegaduhan didalam rumah tersebut.
"Dev itu suara apa?"
"Kamu tenang ya jangan panik." Devian yang mengerti ada hal tidak beres didalam segera mengirimkan pesan kepada sahabatnya sebelum mulai memasuki rumah dengan jalan perlahan.
Segerombol orang yang terdiri dari 5 orang keluar dari rumah dengan tergesa-gesa. Sampai-sampai salah satu orang itu menabrak bahu Maira dengan keras.
Maira kaget bukan main, ia langsung berlari masuk ke dalam rumah. Kondisinya masih rapi, tidak ada tanda-tanda Ayahnya itu di lantai satu.
"Ayah!!"
Devian naik ke lantai dua diikuti oleh istrinya. Pikiran buruk semakin menjadi di benak Maira, perempuan itu tanpa sadar sudah menangis sepanjang mencari Ayahnya.
Banyak pintu yang berada dilantai dua tersebut, yang membuat yakin mereka berdua bahwa Ayahnya ada di dalam adalah ada salah satu kamar yang pintunya terbuka lebar.
"AYAH!!!" Maira berteriak histeris, ia memangku kepala Ayahnya yang bersimbah darah.
Perempuan itu menepuk pipi Ayahnya berulang kali. "Ayah! Bangun Yah! Kenapa Ayah harus seperti ini disaat Maira ingin bertemu Ayah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband : Devian
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SUPAYA LEGOWO!] ~Married Iife Mari kita mulai semuanya. Devian Addison dan Trinitarios tidak dapat dipisahkan. Kemanapun Devian pergi, ia senantiasa membawa gelar 'Ketua Trinitarios'. Devian tak segan-segan untuk menghabisi seseorang ya...