Lima belas menit lagi pertandingan akan segera dimulai. Kini Maira, El dan peserta perempuan yang lainnya tengah berganti pakaian diruangan khusus perempuan. Terlihat dari beberapa peserta yang sangat tinggi antusias dengan pertandingan yang hanya diselenggarakan dua tahun sekali.
Beruntungnya Maira dipilih sebagai salah satu peserta. Sebagai manusia biasa, Maira juga agak ngeri dengan para peserta. Walaupun badannya yang biasa saja tapi kalau kemampuan dan skill nya luar biasa mah, bukan main.
Maira menggenggam tangan El. "El, gue kok deg-degan ya?"
"Tangan lo juga dingin Mai. Santai ae elah, gue juga deg-degan tapi kita harus sesantai mungkin."
Pertandingan dibagi menjadi beberapa ronde. Maira kebagian ronde kelima sedangkan El maju paling pertama.
Devian duduk beserta beberapa anggotanya termasuk juga ke inti Trinitarios. Devian sangatlah cemas melihat wajah gugup istrinya. Bukannya apa, namun dirinya tahu pasti sulit untuk mengalahkan lawan.
Segalak-galaknya Maira, yang namanya bertanding maka akan terasa gugup juga. Apalagi ini pertandingan pertama yang Maira ikuti.
Mari kita doakan Maira, semoga baik-baik saja dan dilancarkan sampai akhir pertandingan.
Sorak-sorai penonton mulai terdengar bersahutan, wasit sudah berdiri ditempatnya.
Diawali dengan hormat lalu mereka mulai berkonsentrasi. El lebih dulu membiarkan lawannya untuk menyerang.
Di menit berikutnya lawan sudah memberikan pukulan ke arah perut El tapi dengan cepat El menangkis nya. Lalu berlanjut ke El, ia mulai menendang dari arah samping.
Ternyata lawan dari El cukup mudah, itu yang berada di pikiran El.
Keringat mulai bercucuran, keduanya masih sama-sama bertahan walaupun sudah lama mereka bertanding. Sejauh ini El yang memimpin. Tinggal sedikit lagi maka El akan mengalahkan lawannya.
Disaat lawan El mulai lengah dan saat itu juga El memberikan tendangan menyodok.
Memang El lebih mengedepankan tendangan daripada pukulan. Dan pertandingan ronde pertama dimenangkan oleh El.
Maira menyerahkan sebotol minuman yang langsung diminum oleh El saking hausnya. Tak lupa juga Maira mengelap keringat yang bercucuran di wajah El.
"Terimakasiii Mairaa."
"Sama-sama."
"Huh gila banget, keliatannya sih ya orangnya lemah gitu eh taunya masih aja bertahan walaupun gue tendang berkali-kali."
"Hust gak boleh gitu El, jangan melihat orang dari luarnya aja."
El mengangguk setuju. "Tapi akhirnya gue yang menang, yess."
"Gak boleh sombong dulu, inget masih ada beberapa babak lagi." Maira menggeleng melihat tingkah El yang tak seperti biasanya.
"Gue saranin ya Mai, kalo lo pas tanding nih ye, jangan terlalu mencari titik kelemahan dia aja tapi lo juga harus menjaga yang jadi titik terlemah lo. Jadi jangan sampe kalah sama dia."
"Iyaa pasti itumah. Eh gue mau samperin Devian, lo ikut gak?" El mengangguk lalu mereka berdua menuju bangku penonton yang disana berada Devian.
Setelah sampai pada Devian, Maira ditarik untuk duduk didepan suaminya. Karena bangku sedikit lebar maka dari itu Maira masih cukup jika duduk disitu.
"Nyesel gue ikut." El menatap jengah pada pasangan didepannya ini. Ia lalu duduk di bangku yang kebetulan masih kosong.
Maira bergerak tak nyaman ditempat duduknya. Padahal disini banyak orang namun kenapa suaminya ini masih saja terlihat biasa ketika beberapa penonton melihat ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband : Devian
Teen Fiction[FOLLOW DULU SUPAYA LEGOWO!] ~Married Iife Mari kita mulai semuanya. Devian Addison dan Trinitarios tidak dapat dipisahkan. Kemanapun Devian pergi, ia senantiasa membawa gelar 'Ketua Trinitarios'. Devian tak segan-segan untuk menghabisi seseorang ya...