36. Hari tenang

218 15 2
                                    

Matahari nampak malu-malu memunculkan sinarnya. Waktu sudah berganti menjadi pagi yang cerah ini. Semuanya nampak sibuk dengan kegiatan masing-masing untuk memulai aktivitas mereka yang sebenarnya.

Tetapi ada yang berbeda pada Maira pagi ini. Dirinya sangat mengantuk dan malas bergerak, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Usai berganti seragam dan siap untuk pergi sekolah, tiba-tiba Maira berbaring lagi dikasur empuknya itu. Devian saja sampai heran melihatnya. Biasanya, istrinya itu selalu semangat untuk pergi bersekolah namun entah kenapa hari ini ada yang berbeda dari istrinya itu.

"Ayo, nanti keburu telat loh." Ucap Devian sambil mengelus lembut kepala istrinya.

"Eum, nanti dulu Dev, aku super duper ngantuk!"

"Yaudah kalo gitu izin dulu aja yaa."

"Nooo!!"

Setelahnya Maira bangun, lalu menggandeng Devian untuk berangkat sekolah.

Didalam mobil pun, Maira masih semi mengantuk. Devian yang tidak tega, mengambil bantal kecil yang berada di kursi belakang lalu diletakkan di dekat jendela mobil supaya istrinya bisa tertidur.

Devian sengaja mengemudikan mobilnya dengan pelan, agar sampai sekolah lebih lama dan istrinya bisa tertidur nyaman.

"Haii Mairaa!" Sapa El riang, ketika bertemu pasangan muda ini di koridor menuju kelas mereka.

"Hm? Oh hai El."

"Lemes banget lo, tumbenan banget."

"Iya gatau ni, rasanya ngantuk banget padahal tadi malem gue tidurnya gak kemaleman." Maira semakin merapatkan tubuhnya dengan Devian, kepalanya bersandar di lengan suaminya itu.

El mengangguk, ketiganya mulai memasuki kelas karena bel masuk berbunyi.

Tadi pagi Maira tidak mau jika izin sekolah dahulu, namun sekarang saat jam pembelajaran Maira tertidur lagi. Devian sampai terkekeh berulang kali mengingatnya.

Cowok itu juga meletakkan kepalanya di meja dengan bantalan lengannya, menghadap ke arah istrinya yang lucu sekali saat tertidur. Mengabaikan guru yang sedang mengajar dikelas.

"Kamu lucu banget sih. Jadi gemes pengen makan kamu."

Entah mengapa hari ini Maira benar-benar malas sekali, dirinya pun juga heran. Padahal biasanya Maira semangat empat lima untuk melakukan ini dan itu.

Selagi istrinya itu tertidur, Devian dengan segera langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang mengakhiri kelas terlebih dahulu karena rapat mendadak. Alhasil semua murid kelas ini diberikan tugas dan harus dikumpulkan hari ini juga.

Devian juga mengerjakan tugas milik Maira, ia tidak tega membangunkan kembali istrinya yang tertidur nyenyak. Tangan kirinya senantiasa mengelus kepala Maira agar tidak terganggu dengan bisingnya kelas.

Jam istirahat pun sudah mulai, para murid berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin sekolah. Antrian panjang diberbagai stand makanan sudah penuh diisi.

"Maira sayang, bangun yuk. Makan dulu."

Maira melenguh, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum melihat Devian yang tersenyum manis kepadanya.

"Lama banget ya aku tidurnya?"

"Gak papa kok, nanti kalo kamu masih ngantuk kita ke UKS aja." Ucap Devian sembari menyuapi makanan ke dalam mulut Maira.

"Eh kok bawa bekal? Tadi pagi kan aku tidur, gak sempet nyiapin bekal."

"Aku tadi masak dulu buat kamu, yah walaupun lauknya tinggal goreng sih hehe."

My Husband : DevianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang