Perjalanan itu terasa menyiksa dan panjang. Tubuh Krystal dilempar begitu saja dengan kasar oleh bodyguard Kai ke bagasi dan dikunci dari luar.
Krystal berusaha menendang, berteriak, meronta, tetapi pada akhirnya dia kelelahan dan kehabisan oksigen. Menyadari bahwa ruang bagasi ini begitu sempit dan pengap dengan asupan oksigen yang makin menipis, Krystal terdiam. Ia berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar keras, campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu, akan dibawa kemanakah dirinya?
Lama sekali Krystal menunggu, sampai akhirnya mobil itu melambat. Terdengar suara pintu gerbang yang berat dibuka, lalu mobil itu melaju lagi, melambat, dan kemudian berhenti.
Suara pintu mobil dibanting. Dan syukurlah, ada gerakan membuka bagasi. Krystal bersiap melompat dan menyerang siapa saja yang membuka pintu bagasi itu, lalu kabur. Ah ya Tuhan, semoga semudah itu.
Pintu bagasi terbuka sedikit dan secercah cahaya masuk melalui celah yang hanya dibuka sempit.
"Krystal," itu suara Kai dan lelaki itu memanggil namanya.
Wajah Krystal langsung pucat pasi. Lelaki itu sejak awal sudah mengetahui penyamarannya!
"Aku akan membuka pintu bagasi ini, tapi kau harus berjanji untuk bersikap tenang dan tidak memberontak," Ada seberkas senyum di suara Kai. Kurang ajar. Lelaki itu pasti dari tadi sudah menertawakan kebodohannya!, "Kau ada di rumahku, dan perlu kau tahu, para pengawalku sangat tidak ramah. Kusarankan kau turun dengan sikap penurut dan tenang, demi dirimu sendiri, karena para pengawalku mungkin akan melukaimu kalau kau bertindak bodoh"
Rumah Kai. Krystal memejamkan matanya frustrasi. Dari informasi yang dia dapatkan, rumah Kai yang terletak di atas tanah begitu luas di kawasan elite pinggiran kota. Rumah itu dipagari dengan pagar tinggi di sekelilingnya dan setiap akses masuk dijaga oleh pengawal-pengawal Kai. Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke area rumah ini tanpa sepengetahuan Kai. Begitupun, tidak akan ada orang yang bisa keluar dari rumah ini tanpa seizin Kai.
"Bagaimana Krystal? Apakah kau berjanji untuk bersikap baik, dan aku akan mengeluarkanmu secara manusiawi. Atau kau memilih bertindak bodoh lalu mungkin aku akan mengikatmu dalam karung dan kusekap di gudang," suara Kai di luar menyadarkan Krystal dari lamunannya.
"Kenapa kau membawaku kemari?," gumam Krystal penuh keberanian.
Terdengar suara Kai terkekeh di luar sana,
"Menurutmu kenapa Krystal? Apa kau pikir aku semudah itu diracuni di tempat umum? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau selama ini mengendus-endus mencari kesempatan untuk membalaskan dendammu?" Suara Kai terdengar dekat, "Kau sudah bermain api," bisiknya, "Sekarang saatnya kau untuk terbakar."
Pintu bagasi itu terbuka tiba-tiba dan Krystal belum siap meronta. Lagipula, percuma meronta. Di belakang Kai yang berdiri dengan pongahnya, ada beberapa bodyguard dengan tubuh kekar bertampang seperti batu. Dan melihat tampang dan penampilan mereka, Krystal tahu, mereka tidak akan segan-segan melukainya kalau Krystal berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakakan majikan mereka.
Kai mundur selangkah, lalu mengulurkan tangannya setengah membungkuk,
"Silahkan tuan puteri, biarkan aku membantumu keluar," gumamnya mengejek.
Krystal menatap tangan itu lalu menggeram marah. Kurang ajar sekali iblis yang satu ini!
Dengan marah, ditepiskannya tangan Kai dan dia berusaha keluar sendiri dari bagasi sempit itu meskipun sedikit kesulitan karena kaki dan tangannya kaku dilipat di ruangan sempit dan menempuh perjalanan entah berapa puluh kilo.
Akhirnya Krystal berhasil berdiri keluar dari bagasi, dengan sepenuh harga dirinya.
Kai mengamati Krystal dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan melecehkan, lalu senyum muncul lagi di sudut bibirnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ END
Romance⚠Warning 🔞 *** "Kau adalah kelemahan ku..." -Kaiven Keddrick "Aku membencimu!" -Krystal *** Dengan nekat dan didorong oleh keinginan membalaskan dendam pada orang yang secara tidak langsung telah membunuh keluarganya, Krystal mencoba mendekati Kaiv...