Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedangkan Calvin duduk diam di ujung sofa, mengamati Kai yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.
Kai bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya. Calvin tidak akrab dengan Kai, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Kai cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.
Calvin ragu untuk menanyakan perihal Krystal kepada Kai. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi isterinya –Selghie yang cantik– telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.
Calvin berdehem, menarik perhatian Kai dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius.
“Kami, aku dan isteriku bertemu dengan kekasihmu semalam”
Kepala Kai langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Calvin dengan waspada.
“Oh ya?” nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Kai tidak bisa menipu Calvin, ada sesuatu di sini, batin Calvin dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Kai…
“Yah, dia berkenalan dengan isteriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya,” Calvin berusaha memancing Kai dan sepertinya pancingannya kena karena mata Kai menyipit dan menatapnya curiga.
“Apakah dia mengatakan sesuatu kepada isterimu?”
Calvin menatap Kai lurus-lurus.
“Dia meminta tolong kepada isteriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu”
Bibir Kai mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri.
“Bilang pada isterimu untuk tidak melakukan apa-apa. Perempuan itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku,” Kai menatap Calvin lurus, menimbang-nimbang, “Aku menghormatimu Calvin, kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini”
Setelah mengangguk kaku, Kai melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu.
Calvin duduk diam dan menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu di mana Kai menghilang di baliknya.
Tingkah Kai mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum muncul di bibir Calvin. Kai mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati kepada Krystal.
***
Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Krystal tidak menyangka kalau Kai-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Krystal bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Kai memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Krystal dikurung.
Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Krystal mengerutkan alisnya, kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia sedikitpun di dalam hatinya?
Tanpa basa basi, Kai melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Krystal tajam.
“Apa yang kau katakan kepada Isteri Calvin?”
Krystal langsung mengkerut takut. Selghie mungkin telah menyampaikan permintaan tolongnya kepada Calvin, dan Calvin mengatakannya kepada Kai.
Ketika rasa ketakutan menggelayutinya, Krystal langsung menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan keberaniannya. Diingatnya wajah ayah dan ibunya yang bahagia, lalu tergantikan dengan wajah pucat mereka yang terbaring di peti mati. Kebencian dan kemarahan adalah senjatanya untuk menghadapi Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ END
Romance⚠Warning 🔞 *** "Kau adalah kelemahan ku..." -Kaiven Keddrick "Aku membencimu!" -Krystal *** Dengan nekat dan didorong oleh keinginan membalaskan dendam pada orang yang secara tidak langsung telah membunuh keluarganya, Krystal mencoba mendekati Kaiv...