SWTD - 18 a

3K 141 19
                                    

Halo selamat malming, sisa satu chap lagi END! yeayyy🎉🎉 ayok di vote dulu jgn lupaaaa

Untuk next 30 komen yaa.. gapapa dong yaa😍

***

Wajah Krystal tampak sedih sekaligus kuat membalas tatapan Kai yang membara.

"Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian sendiri dan aku lelah"

Kemarahan Kai yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan Krystal. Kenapa Kai tidak menyadarinya?

Yang diinginkan Krystal hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti Soolyn. Hanya itu. Dan Kai bodoh karena selama ini tidak menyadarinya. Baiklah, jika memang itu yang diinginkan Krystal, dia akan memberikannya.

"Ikut aku," Kai mengambil tangan Krystal dan membawanya keluar kamar, dia setengah menyeret Krystal yang kebingungan menuruni tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu. Sayap rumah di mana lukisan Soolyn terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas.

Para pelayan tampak mengintip mendengar keributan itu, bahkan Johnny juga muncul dari depan dengan waspada. Tetapi kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa Kai membawa Krystal ke sayap rumah itu.

Kai berhenti menyeret Krystal ketika mereka berada di pintu kamar emas itu.

"Kau ingin jawaban bukan?" Kai melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan Soolyn yang semula tergantung di dinding. Lalu melangkah dengan langkah berderap marah meninggalkan Krystal.

Dengan segera Krystal mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Kai kepada lukisan itu. Kai melangkah ke halaman belakang, membanting lukisan itu di tanah, dan ketika Krystal menyadari apa yang akan dilakukan oleh Kai, semuanya sudah terlambat.

"Jangan!!!"

Terlambat. Kai sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sejejam api itu sudah membakar kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Soolyn yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas.

Krystal berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Kai dengan bingung, "Kenapa kau melakukannya?"

"Karena," Kai tiba-tiba meraih Krystal dan merenggutnya ke dalam pelukannya. Ciumannya kasar sekaligus mendamba, penuh gairah. Bibir Kai melahap bibir Krystal seolah-olah akan mati kalau tidak mencecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi seluruh rasa manis Krystal yang sudah lama tidak dicecapnya. Kai memuaskan kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.

Ketika Kai melepaskan ciumannya yang membara itu, tubuh Krystal lemas hingga Kai harus menopangnya.

Dengan gerakan tegas, lelaki itu mengangkat dagu Krystal dan menghadapkan ke arahnya.

"Karena Nyonya Krystal Keddrick, aku mencintaimu, Sungguh mencintaimu, sebagai Krystal yang menjengkelkan dan keras kepala yang selalu menentangku," Kai melumat bibir Krystal yang menganga takjub dengan penuh gairah.

"Kau tersimpan di hatiku," dengan lembut Kai membawa tangan Krystal ke dadanya, "Hati ini dulu sudah ku buang jauh-jauh ke dasar, tapi kau membawanya ke permukaan lagi dan meletakkan dirimu di sana. Aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sana setelahnya," Kai menatap lukisan yang sudah terbakar habis itu.

"Aku pernah mencintai Soolyn sebelumnya. Tetapi sekarang, dia hanyalah kenangan yang harus ku hormati. Hanya itu. Cintaku kepadanya sudah pergi pelan-pelan seiring berjalannya waktu, dan ku tegaskan padamu Nyonya Krystal Keddrick, aku memperisterimu bukan karena kau harus menggantikan siapapun, aku memperisterimu karena aku mencintaimu, dan ternyata kita sangat cocok di ranjang merupakan bonus"

"Kai" pipi Krystal memerah, berusaha menahan Kai mengucapkan kata-kata vulgar yang lebih parah. Mereka ada di ruang terbuka dan Krystal tahu para pelayan yang terkejut dengan kehebohan itu sedang berkumpul di sudut-sudut, berusaha menguping dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kai menghentikan ucapannya dan menyadari bahwa banyak yang mengintip mereka dengan diam-diam, tetapi dia tak peduli lagi.

"Sekarang Nyonya Krystal Keddrick, waktumu untuk menjawab!" Kai berdiri di situ menatap Krystal dengan tatapan arogannya, sejenak memunculkan dorongan hati Krystal untuk melawannya.

Rupanya Kai menyadari niat Krystal entah dari ekspresi wajahnya, atau mungkin dari kilatan matanya.

"Dan jangan mencoba membantah," Gumam Kai sombong, "Aku tahu kau juga mencintaiku"

Krystal merasa pipinya memerah, panas sampai ke telingatelinganya.

"Darimana kau berkesimpulan seperti itu?"

"Aku mendengar pengakuan itu langsung dari bibirmu," Kai tersenyum puas menatap Krystal yang kebingungan, "Ketika kau terbaring koma, kau berkali-kali mengigau dan mengucapkan 'aku mencintaimu Kai' berulang-ulang dengan kerasnya hingga semua dokter dan suster mendengarnya"

Sebenarnya Krystal hanya mengucapkan satu kali, dan hanya Kai yang mendengarnya, tetapi sungguh memuaskan melihat wajah Krystal yang makin memerah karena malu ketika mendengar kata-katanya.

"A... aku tidak mungkin mengucapkan itu... mana buktinya?"

Kai bersedekap, menatap Krystal dengan puas, "Para dokter dan perawat bisa menjadi saksi," dia mulai merasa geli melihat ekspresi Krystal yang tampak amat malu.

"Mungkin... mungkin itu akibat pengaruh obat," Krystal berusaha menghindari tatapan Kai, merasa amat sangat malu.

Benarkah dia meneriakkan kata-kata cinta kepada Kai ketika dia sedang tidak sadar?

Astaga alangkah malunya dia, dia tidak mau ke rumah sakit itu lagi.

Kai terkekeh melihat ekspresi Krystal yang berubah-ubah, dengan lembut dirangkumnya wajah Krystal di kedua tangannya.

"Krystal, kau sungguh keras kepala. Di sini aku, seorang Kaiven Keddrick menyatakan cintanya kepadamu, dan kau bahkan masih menyangkal perasaanmu kepadaku," tawa di mata.

Kai menghilang dan berubah menjadi sensual. Bibirnya mendekat ke bibir Krystal dan mengecupnya dengan kecupan yang panas dan menggoda, "Katakan kau mencntaiku"

Krystal mengerang dalam hati merasakan ciuman itu, Kai curang telah memanfaatkan pesona tubuhnya untuk memaksa Krystal mengakui perasaannya. Bibir Kai mengecupnya dengan kecupan-kecupan kecil menggoda di sekitar bibirnya, membuat Krystal ingin meminta lebih banyak lagi.

"Katakan Krystal," bibir Kai menggoda Krystal lagi, lelaki itu sudah sangat mengenal Krystal dan mengetahui kelemahan Krystal, ketika Kai mengigit bibirnya lembut dan melepaskannya. Krystal setengah menjerit, setengah mengerang.

"Ya!!" seru Krystal hampir berteriak, marah karena didesak.

"Aku mencintaimu Kai!!"

Kai langsung melumat bibir Krystal, memuaskan gairahnya dan mencium Krystal lagi, dan lagi tanpa ampun.

Para pelayan hanya menatap takjub kepada tuan dan nyonyanya yang berciuman dengan mesra di taman, dan Johnny yang mengamati sedari tadi tersenyum samar, lalu membalikkan badan memasuki rumah dengan perasaan lega. Lega karena tuannya, Kaiven Keddrick, akhirnya menemukan cahaya yang membawanya kembali kepada kebahagiaan.

-----

***
See you next...

Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang