Kai duduk di pinggir ranjang dan menatap Krystal yang masih tertidur karena pengaruh obat. Transfusi darah sudah dilaksanakan dan kondisi Krystal berangsur membaik.
Kali ini barulah Kai merasakan sedikit pusing dan sakit di lengannya yang tersayat besi mobil yang terguling tiga kali sebelum terhempas ke turunan jalan tadi.
"Kondisinya sudah membaik," Johnny yang berdiri di sana berusaha memecah keheningan, "Kami sudah menyelidiki pelakunya"
"Garvin," Kai menggeram, dia sudah tahu bahkan sebelum Johnny memberitahunya. Bajingan busuk itu berani-beraninya melakukan ini. Dia tidak tahu apa yang menantinya. Kai pasti akan mencincangnya sampai menjadi bubur. "Kau sudah menemukannya?"
Johnny bergerak sedikit gelisah, "Belum tuan, ketika dia sadar bahwa dia gagal membunuh Anda, dia langsung melarikan diri entah kemana"
"Cari dia, temukan lalu bawa dia ke depanku, hidup-hidup," suara Kai terdengar mengerikan dan Johnny tahu Kai sedang sangat marah. Saat ini seharusnya Garvin berdoa supaya dia ditangkap dalam kondis sudah mati, karena kalau Kai sudah menemukannya dalam kondisi hidup... Johnny tidak berani membayangkan bagaimana jadinya.
"Ada satu lagi tuan," Johnny tiba-tiba teringat.
Kai hanya melirik tidak berminat. "Apalagi?"
"Garvin tidak melakukan semuanya sendiri, dia menyewa seorang pembunuh bayaran yang sangat terkenal di dunia gelap, Jackal."
Jackal. Kai pernah mendengar nama sebutan itu. Jackal adalah pembunuh jenius bermental psikopat yang sangat keji dan maniak. Dia membunuh korbannya dengan perhitungan yang sangat matang dan terkadang bisa sangat kejam. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu sosok asli pembunuh itu, mereka semua menyebutnya Jackal karena dia selalu berhasil membunuh korbannya... sampai sekarang.
"Jackal terkenal tidak pernah gagal. Dia akan terobsesi kepada korbannya kalau tidak bisa membunuhnya. Dan sekarang, dia pasti akan mengejar Anda. Anda harus berhati-hati karena sampai saat ini kita tidak tahu siapa dirinya"
Kai menganggukkan kepalanya. Merasa siap karena marah. Garvin dan pembunuh psikopat yang entah siapa itu telah berani-beraninya melukai Krystal, miliknya. Kalau mereka memutuskan berhadapan dengannya, berarti mereka telah memilih musuh yang salah.
***
Krystal terbangun ketika merasakan lengannya disengat. Dia membuka mata dan bertatapan dengan wajah muda berkacamata yang sangat tampan dan ramah.
"Ups aku membangunkanmu," lelaki itu tersenyum ramah, "Aku sedang menyuntikkan obat untuk lukamu. Aku sudah berusaha melakukannya selembut mungkin, tetapi sepertinya aku tak selembut yang kukira"
Krystal mengamati lelaki itu dari jas putih yang dikenakannya, dia adalah dokter.
Lelaki itu mengikuti arah pandangan Krystal dan tersenyum.
"Perkenalkan, aku Dokter Leo, aku dokter yang merawatmu kemarin ketika kau dibawa ke sini, Kepalamu pasti sakit ya? Kau terbentur cukup keras, aku menjahit 12 jahitan di sana"
"Kecelakaan?" Krystal berusaha mengingat semuanya-tetapi ingatan terakhirnya hanya sampai pada teriakan Kai dan pelukannya yang begitu erat, sebelum semuanya menjadi gelap.
"Ya kecelakaan, kata polisi mobil kalian di sabotase dan remnya blong. Mobil kalian terguling dan kepalamu membentur, untung kami dapat menyelamatkanmu"
"Bagaimana dengan Kai?" Krystal bertanya cepat, sabotase itu pasti dilakukan oleh musuh Kai yang mendendam kepadanya. Apakah Kai terluka? Ataukah lelaki itu sudah mati? Dan kenapa bukannya senang tetapi Krystal malahan merasa cemas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ END
Romance⚠Warning 🔞 *** "Kau adalah kelemahan ku..." -Kaiven Keddrick "Aku membencimu!" -Krystal *** Dengan nekat dan didorong oleh keinginan membalaskan dendam pada orang yang secara tidak langsung telah membunuh keluarganya, Krystal mencoba mendekati Kaiv...