Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan, udara di antara mereka sangatlah tegang. Senyap dan tanpa suara, hanya dua mata yang saling menatap dan saling menantang.
“Pakai gaun itu, Krystal,” kali ini Kai melangkah mendekat, seolah tak sabar.
Krystal langsung mundur selangkah lagi, menjauhi Kai, jantungnya berdegup kencang. Dia mulai merasa takut.
“Baiklah, aku akan memakainya, kau keluar dulu dari sini!” teriaknya marah karena dipaksa menyerah, air mata hampir menetes dari matanya.
Tetapi Kai bergeming, lelaki itu menggertakkan gerahamnya menahan marah.
“Aku tidak akan pergi. Kesempatanmu sudah habis, tadi aku sudah berbaik hati memberikan kesempatan padamu untuk ikut pesta dan memakai gaun bagus. Sekarang cepat pakai gaun itu,” Kai tidak menaikkan suara sama sekali, tapi kemarahan di dalam suaranya menjalar ke udara dan memaksa Krystal melakukan apa yang diinginkannya.
Dengan menahan air mata dan menahan malu, Krystal melepas pakaiannya di depan tatapan Kai yang berdiri kaku menatapnya, kemudian mengenakan gaun itu. Gaun itu luar biasa bagusnya, meluncur pelan membungkus tubuhnya dan terasa sangat pas. Sejenak Krystal melupakan perasaan frustrasi atas pemaksaan Kai dan larut dalam keterpesonaan atas keindahan gaun itu di tubuhnya.
Kai mengamati Krystal sejenak dalam balutan gaun indah itu. Krystal tampak seperti dewi hutan yang diturunkan dari khayangan, luar biasa cantiknya.
“Bagus,” geram Kai, lalu dengan gerakan cepat meraih gaun itu dan merobeknya dari tubuh Krystal.
Krystal terpana ketika Kai merobek gaun itu di bagian dada. Gaun seindah dan sebagus itu rusak sudah, dengan robekan kain dan benang yang berjuluran, dan kristal-kristalnya jatuh bertebaran dengan suara dentingan pelan di lantai. Mata Krystal berkaca-kaca, tidak menyangka Kai akan sekejam itu, merobek sebuah gaun yang sedemikian indahnya demi memamerkan arogansi dan kekuasaannya. Sungguh lelaki yang kejam!
“Kenapa kau tampak ingin menangis?” Kau tidak mau memakai gaun ini bukan?” gumam Kai sambil menatap Krystal tajam, “Maka ku kabulkan permintaanmu”
Dengan gerakan tiba-tiba, Kai meraih Krystal, mencengkeram punggung Krystal merapat ke arahnya. Krystal mencoba meronta tapi tak berdaya.
“Mulai sekarang kau harus berfikir ulang kalau mau menantangku. Aku bukan orang baik dan aku tidak segan-segan berbuat kejam,” Bibir Kai terasa dekat dengan bibir Krystal, dan napas lelaki itu sedikit terengah.
Kepala Kai menunduk dan sejenak Krystal merasa pasti bahwa Kai hendak menciumnya. Tetapi entah kenapa leher lelaki itu menjadi kaku dan mengurungkan niatnya.
Kai mendorong Krystal menjauh. Lalu membalikkan tubuhnya ke arah pintu.
“Bian!”
suara Kai sedikit keras ketika memanggil perias wajah yang gemulai itu.Pintu terbuka, dan Bian terburu-buru masuk. Lelaki itu terkesiap mendapati kondisi Krystal yang penuh air mata dengan baju itu –baju eksklusif rancangan desainer terkenal, satu-satunya di dunia, yang sangat mahal dan pasti membuat iri semua perempuan itu– sekarang menjuntai sobek di dada Krystal dengan kondisi menyedihkan dan tak karuan. Riasan mahal masterpiece untuk wajah Krystal juga tak karuan karena bekas air mata di wajah Krystal.
“Bereskan dia,” Kai tidak menatap Krystal lagi, lelaki itu langsung keluar dan membanting pintu di belakangnya dengan marah.
***
"Kau benar-benar nekat menantang tuan Kaiven seperti itu" Bian bergumam setengah menggerutu. Dari tadi lelaki gemulai itu memang sibuk menggerutu karena harus memulai dari awal mendandani Krystal. Apalagi ketika tatapannya terarah pada gaun hijau Krystal yang sekarang teronggok seperti sampah di lantai, Bian akan mendesah secara dramatis, lalu menggerutu lagi dengan kata-kata tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ END
Romance⚠Warning 🔞 *** "Kau adalah kelemahan ku..." -Kaiven Keddrick "Aku membencimu!" -Krystal *** Dengan nekat dan didorong oleh keinginan membalaskan dendam pada orang yang secara tidak langsung telah membunuh keluarganya, Krystal mencoba mendekati Kaiv...