SWTD - 17 b

2.4K 136 23
                                    

Jgn lupa vote, sma komennya 20+ lgi ya untuk next up, udah mau end soalnya😂

Happy reading!

***

Kondisi Krystal membaik seiring berjalannya hari, bahkan pagi ini dia sudah diperbolehkan menyusui Angelo, untuk pertama kalinya.

Krystal menerima bayi itu di pelukan lengannya degan takjub. Bayinya, puteranya, yang selama ini bertumbuh di perutnya dan dikandung olehnya. Sekarang ada di dunia nyata, dengan rambut tebal cokelatnya dan mata cokelat milik ayahnya, yang sekarang sedang penuh air mata. Ya, Angelo sedang menangis keras-keras sekarang.

"Dia lapar," suster Ana terkekeh geli dan membantu Krystal setengah duduk, Krystal membuka gaun pasiennya dan mendekatkan payudaranya. Secara otomatis Angelo langsung mencari dan melahap puting itu. Lalu menghisapnya dengan begitu rakus. Krystal takjub merasakan bahwa puteranya berbagi makanan dengan dirinya, bahwa tubuhnyalah yang memberikan makanan untuk puteranya.

"Dia sepertinya sangat lapar," suara itu berasal dari ambang pintu dan Krystal menoleh. Mendapati Kai berdiri di sana. Hari ini jam sembilan pagi, dan Kai sepertinya belum pernah pulang dari rumah sakit, lelaki itu tampak lelah.

Kai berjalan mendekat dan duduk di tepi ranjang, matanya tak lepas dari puteranya yang menyusu. Puteranya sedang menyusu di tubuh isterinya. Sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya.

"Kau tampak lelah" Krystal menatap Kai lembut.

Lelaki itu mengalihkan pandangan dari puteranya ke mata Krystal, menatap Krystal dengan mata beningnya yang berwarna cokelat.

"Aku belum pulang, Johnny membawakanku baju ganti dan aku mandi serta bercukur di sini, di lantai atas aku punya kamar sendiri"

Krystal baru sadar bahwa ini rumah sakit yang sama tempatnya dirawat setelah kecelakaan dan kemudian diculik oleh psikopat kejam itu. Ini adalah rumah sakit milik Kai.

"Yah ini rumah sakit yang sama," Kai tersenyum meminta maaf, "Tetapi kali ini tidak ada lagi penjagaan di depan, aku sibuk mengurusmu sampai aku tidak sempat mencari musuh".

Krystal tersenyum mendengarnya. Tepat ketika Angelo melepaskan putingnya dan tertidur lelap dengan pipi montoknya masih menempel di payudara ibunya. Diperbaikinya posisi tidur Angelo sehingga nyaman, dan Kai mengikuti semua itu dengan pandangannya.

"Kau mungkin bisa pulang dan beristirahat Kai"

Kai mengangkat bahu, "Aku akan pulang untuk beberapa urusan, mungkin beberapa jam, lalu aku akan kembali," dengan canggung Kai berdiri, sejenak hanya menatap lama, lalu mengangguk dan melangkah pergi.

Seorang suster masuk dan berpapasan dengan Kai di pintu, dia bertugas mengambil Angelo dan membawanya ke kamar bayi.

"Sungguh Anda isteri yang beruntung memiliki suami sebaik itu," suster itu tersenyum menatap punggung Kai yang hilang di balik pintu. "Dan seorang Kaiven Keddrick pula, Anda sungguh beruntung dicintai seperti itu"

Krystal mengernyit, menyerahkan Angelo untuk digendong sang suster dengan hati-hati.

"Beruntung?" Apakah maksud suster itu dia beruntung karena memiliki suami seperti Kaiven Keddrick?

"Oh Anda tidak tahu ya?" suster itu meletakkan Angelo dengan lembut di kereta kaca khusus bayi yang dibawanya.

"Tuan Kaiven sangat setia menunggui ketika Anda tak sadarkan diri hampir 2 hari lamanya. Dia selalu ada di sana tak pernah meninggalkan Anda. Kondisi Anda saat itu masih belum pasti, kadang Anda tersadar dan menceracau. Lalu tak sadarkan diri lagi, kadang kondisi Anda sangat drop sehingga kami harus menangani Anda secara intensif, dan tuan Kaiven menuntut untuk ada di sini, setiap detiknya mendampingi Anda. Ketika kondisi Anda stabil, dia ada di sebelah ranjang Anda, mengajak Anda berbicara dan menggenggam tangan Anda. Sepertinya semua penantiannya tidak sia-sia karena akhirnya Anda bangun dan membaik," suster itu tersenyum memuji, "Sungguh suatu anugerah yang tak terkira, bisa memiliki suami sebaik itu"

Lalu dengan mendorong kereta bayi suster itu pergi meninggalkan Krystal yang masih termenung di atas ranjang. Benarkah Kai, Kainya yang sombong, arogan, dan pemarah itu melakukan semua yang dikatakan oleh sister itu?

Benarkah Kai mencemaskannya sampai sedemikian?

Rasanya tidak bisa dipercaya...

***

Krystal sudah boleh pulang bersama Angelo, dan Kai menjemputnya tepat waktu. Lelaki itu tidak berubah, tetap begitu dingin hingga Krystal berpikir jangan-jangan yang dikatakan suster waktu itu hanyalah kebohongan atau khayalan semata. Kai duduk di sebelah Krystal dalam mobil itu diam dan menatap ke jendela, tampak menjaga jarak.

"Kau.. eh, sudah baikan," Akhirnya Kai memecah keheningan, menatap ringan pada Angelo yang tertidur di pelukan Krystal, dan tatapannya melembut, "Dia sepertinya sangat sehat"

"Dia menyusu dengan kuat," Krystal tersenyum dan mengecup dahi Angelo dengan sayang. Semula Krystal merasa sedikit takut atas reaksi Kai kepada Angelo. Lelaki itu membenci Angelo dengan alasannya ketika dia di dalam kandungan Krystal, apakah lelaki itu akan membenci Angelo ketika dia sudah lahir ke dunia ini?

Sepertinya Kai menyayangi Angelo, meski tidak ditunjukkannya dengan kata-kata. Krystal sering menangkap tatapan penuh kelembutan yang dilemparkan Kai kepada Angelo. Oh ya, Krystal mengerti, seorang Kai mungkin tidak bisa lepas dalam menunjukkan kasih sayangnya kepada anak kecil, tetapi Angelo telah mencuri hati Kai dan Krystal mensyukuri itu. Mereka sampai di rumah, dan dengan takjub Krystal menyadari bahwa kamar bayi sudah disiapkan.

Kamar itu terletak di kamar kecil yang memiliki pintu penghubung dengan kamar mereka sehingga Krystal bisa dengan mudah mendatangi Angelo ketika putera mereka membutuhkannya.

Dengan lembut, Krystal meletakkan Angelo yang tertidur pulas di box bayi barunya. Bayi itu sangat pandai, tidak rewel, dan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan suasana di tempat barunya. Kai berdiri di ambang pintu penghubung dan mengamati Krystal, kemudian membalikkan badannya hendak pergi.

"Kai,"

Lelaki itu langsung menghentikan langkahnya dan menatap Krystal.

"Ada apa?"

"Apakah... apakah setelah sekarang kita mempunyai putera, kau masih menganggapku sebagai pengganti Soolyn?" Krystal harus bertanya, dia tak tahan lagi memendamnya. Sekarang mereka sudah mempunyai seorang putera dan Krystal tidak mampu hidup dalam ketidak pastian semacam ini. Anaknya harus tumbuh di keluarga yang saling mencintai, dan ketika Kai tidak bisa memberikannya. Maka Krystal akan pergi.

"Apa?" ada nyala di mata Kai dan itu seharusnya sudah bisa menjadi tanda peringatan buat Krystal, tetapi dia tidak mau mundur, dan dia tidak bisa.

"Kau selama ini selalu menganggapku sebagai pengganti Soolyn. Sekarang kita mempunyai Angelo, aku hanya ingin menunjukkan sikapku. Aku tak mau menjadi pengganti seseorang, jadi mungkin aku akan pergi bersama Angelo"

Wajah Kai mengeras. "Kau pikir apa yang sedang kau katakan?"

"Aku sudah mempelajari surat perjanjian itu, dalam surat itu dikatakan bahwa aku harus menikahimu di usiaku yang ke dua puluh lima tahun, tidak dituliskan klausul (ketentuan khusus) apabila kita berpisah... saat ini aku ingin berpisah"

Kau bilang waktu itu kau mencintaiku! Kai ingin meneriakkan kata-kata itu di depan Krystal, dia begitu marah hingga jemarinya mengepal.

"Berani-beraninya kau mengajukan perpisahan kepadaku? Tidak pernah ada seorangpun yang bisa meninggalkan Kaiven Keddrick!"

-----

***
See you next...

Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang