SWTD - 17 a

2.4K 147 24
                                    

Hai hai!! Seperti biasa jgn lupa vote ya!! Sama komennya kalo tembus 20+ besok aku janji up lagi ❤❤ kalo ngga ya silahkan nunggu lagi ntah smpai kapan sampai ada mood ku buat edit, ga ada yg nyemangatin soalnya :')

Happy reading!

***

Entah berapa jam proses operasi yang menyiksa itu dan Kai duduk di sana dengan seluruh tubuh menegang dan tersiksa. Johnny masih menungguinya di sana, sementara Selghie sudah berpamitan, karena puteranya membutuhkannya. Selghie bilang akan kembali besok pagi.

Lalu terdengar tangis bayi. Tangis bayi yang sangat kuat dan keras, seakan memompa seluruh udara yang ada ke dalam paru-parunya.

Kai terkesiap dan saling berpandangan dengan Johnny, tubuhnya makin menegang. Apakah itu suara anaknya?

Tiba-tiba lampu menyala hijau, dan seorang perawat keluar, memanggilnya, "Tuan Kaiven Keddrick"

Kai diajak masuk ke ruangan dalam di bagian ruang persiapan operasi, yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dengan ruang operasi.

"Ini Putera anda Tuan Kaiven, kami menunjukkannya sebelum dia dibawa ke kamar bayi"

Bayi itu menangis begitu keras, seolah-olah memprotes kenapa dia direnggut dari kehangatan yang nyaman di perut ibundanya ke dunia yang penuh marabahaya ini.

Kai mengamati bayi itu dengan takjub, mahluk kecil tak berdaya itu, yang selama ini tumbuh di perut Krystal, darah dagingnya, yang tumbuh dari percintaannya dengan Krystal. Makhluk itu begitu tak berdaya, dan ingatan bahwa Kai memusuhinya dulu terasa begitu konyol.

Anak laki-laki ini anaknya. Buah cintanya dengan Krystal.

Perawat itu menunjukkan alat kelamin bayi itu, anak laki-laki yang sehat. Dan wajahnya itu, yang bahkan sudah menunjukkan kemiripannya dengan seluruh keturunan Keddrick, lalu membawa sang bayi ke ruangan khusus.

Sejenak Kai masih tertegun di sana, lalu teringat kepada Krystal... Krystal.. bagaimana isterinya?

"Suster," Kai memanggil suster itu, berusaha agar tidak terdengar panik, "Bagaimana dengan isteri saya?"

Suster itu melirik ke ruang operasi, "Masih belum sadar tuan, kondisinya cukup stabil meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi waktu-waktu mendatang, Anda bisa menengoknya nanti ketika dia sudah dipindah dari ruangan operasi ke ruangan iccu" Lalu suster itu pergi meninggalkannya, memaksanya menunggu ke dalam ketidak pastian yang menyiksa lagi.

Kalau dulu, Kai pasti akan membentak, memaksa, menggunakan cara kasar agar bisa dituruti kemauannya. Dia ingin melihat Krystal segera! Kenapa para dokter tidak becus itu begitu lama menanganinya???

Tetapi Kai menahan dirinya. Tidak. Mereka sedang menyelamatkan Krystal. Dia tidak boleh mengganggu mereka, karena nyawa Krystal taruhannya.

***

Ruangan icu itu sepi, hanya ada Krystal dan suara detak jantungnya yang dimonitor. Krystal masih belum sadarkan diri, dan menurut penjelasan dokter tadi, kondisinya masih belum lepas dari kritis.

Kai duduk di sana, di samping ranjang Krystal, mengamati wajah Krystal yang terbaring pucat pasi. Dia pernah mengalami ini sebelumnya dan ternyata Soolyn tidak pernah terbangun lagi.

Akanlah Krystal melakukan hal yang sama pada dirinya?

"Kau tidak boleh meninggalkanku Krystal," Kai menggeram parau, "Kau tidak boleh meninggalkanmu sebelum aku mengizinkanmu, putera kita menunggu di sana, ingin disusui jadi kau harus bangun dan menyusuinya, membantunya tumbuh menjadi anak yang sehat.. yang.." suara Kai tertelan, menyadari bahwa dia sudah berkata-kata terlalu banyak.

Kai lalu menyentuh jemari Krystal dan menggenggamnya, "Maafkan aku," bisiknya parau, "Maafkan aku karena selalu memaksamu, menyakitimu, bahkan ketika kau mengandung anakku, aku tidak pernah memperhatikanmu seperti seharusnya," Dengan lembut Kai mengecup jemari Krystal.

"Bangunlah sayang, dan akan kutebus semua kesalahanku"

Hening.

Hanya suara monitor jantung yang terdengar teratur di ruangan itu.

Kai menggenggam jemari Krystal makin erat.

"Bangun sayang, apakah kau akan tega meninggalkanku dan putera kita? Kau bahkan belum memberinya nama, akan aku panggil apa dia?"

Mata Kai terasa panas membakar. Dia tidak pernah menangis sebelumnya, tetapi kediaman Krystal yang begitu berbeda dengan kesehariannya yang berapi-api membuatnya merasakan aliran dingin merayapi benaknya.

Ketika kemudian panas membakar itu berubah menjadi tetesan hangat yang mengalir di sudut matanya, suara Kai berubah serak.

"Aku mencintaimu Krystal, isteriku. Dan aku bersumpah akan mengabdikan seluruh kehidupanku kepadamu jika kau mau bangun dari tidur pulasmu yang menakutkan ini"

Air mata Kai menetes di jemari Krystal. Dan kemudian jemari itu bergerak, membuat Kai terpaku. Jemari itu bergerak lagi, samar. Dan kemudian gerakannya lebih mantap.

Bersamaan dengan itu, bulu mata Krystal bergerak-gerak, membuat Kai menunggu dengan cemas. Lalu setelah penantian yang sepertinya terasa seumur hidupnya, mata Krystal terbuka langsung menatap mata Kai yang basah.

"Kenapa.... Kau...menangis,,,?"

Kai langsung memasang muka sedatar mungkin meskipun perasaannya meluap-luap.

"Mataku kemasukan debu"

"Oh," Krystal memejamkan mata lagi, sepertinya percakapan itu membuatnya lelah, "Anakku?"

"Dia laki-laki kecil yang sehat dan sempurna, tangisannya sangat keras membuat para suster harus menutup telinga dengan kapas ketika mengurusnya"

Krystal tersenyum, dan mencoba membuka matanya lagi.

"Namanya ..."

"Apa Krystal?"

"Aku mempersiapkan namanya..." suara Krystal melemah, "A.....Angelo"

"Angelo?" Kai mengerutkan keningnya, dari sekian banyak nama, kenapa Krystal memilih nama Angelo?

Krystal tersenyum lemah.

"Dia... putera... dari seorang ... malaikat"

Aku iblis yang jahat! Bukan malaikat! Batin Kai berteriak keras membantah. Setelah semua yang dia lakukan kepada Krystal, perempuan itu masih menganggapnya sebagai malaikat?

"Men...cin...."

"Apa Krystal?" Kai berusaha mendekatkan telinganya ke bibir Krystal karena suara Krystal semakin lemah.

"Mencintaimu... Kai." Lalu Krystal kembali tak sadar, meninggalkan Kai kembali dalam tidur lelapnya.

Air mata mengalir lagi di mata Kai, mata seorang iblis yang telah disentuh oleh sang malaikat. Krystal salah, dia bukanlah malaikat. Krystal adalah malaikatnya. Dan pernyataan cinta Krystal membuat dada Kai terasa sesak. Sesak oleh perasaan meluap-luap yang tak pernah terungkapkan sebelumnya.

-----

***
See you next...

Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang