Tetapi sepertinya Tuhan masih menginginkan Kai hidup, karena lelaki itu terlihat tidak tertarik untuk menyentuh minumannya.
Matanya malahan tertuju pada Krystal dan memandangnya tajam.
“Duduk.” Kai menjentikkan jarinya. Melirik tempat di sebelahnya.
Sekujur tubuh Krystal mengejang menerima perintah yang begitu arogan. Tanpa sadar matanya memancarkan kebencian, siapa lelaki ini berani-beraninya memerintahnya seperti ini?
Ketika Krystal termenung, seorang waitress lain dengan gugup mendorongnya supaya duduk, menuruti permintaan Kai. Sehingga dengan terpaksa Krystal duduk di sebelah Kai.
“Siapa namamu?”, Kai menatap tajam ke arah Krystal, sama sekali tidak melirik gelas minuman di mejanya.
Krystal sudah siap dengan pertanyaan ini, nama samarannya, “Sena.” Jawabnya kaku.
Kai mengernyit menatapnya dengan seksama, lalu jemari panjang itu tiba-tiba terulur dan menarik dagu Krystal mendekat, supaya dia bisa mengamati wajah Krystal dengan cermat,
“Aku tidak pernah melihat wajahmu sebelumnya di sini”
“Eh… dia… dia pegawai baru kami, tuan Kai, maafkan ketidaksopanannya, saya belum pernah mengajarinya bagaimana membawakan minuman untuk tamu sepenting Anda,” sang pemilik klub menyela dengan gugup.
Wajahnya tampak cemas melihat Krystal melayani tamu pentingnya dengan setengah hati.
Dengan pandangan memarahi dia memperingatkan Krystal, “Ayo Sena perkenalkan dirimu kepada tuan Kai, tuan Kai telah memilihmu untuk menjadi pelayan minumannya. Itu merupakan suatu kehormatan untukmu, harusnya kau berterima kasih”
Perintah itu membuat Krystal menegakkan dagunya dengan angkuh,
“Saya sudah memperkenalkan diri saya, dan saya sudah membawakan minuman untuk tuan Kai yang terhormat, karena itu saya akan pergi,” jawab Krystal ketus, sambil beranjak dari tempat duduknya, toh misinya sudah tercapai. Gelas minuman beracun itu sudah ada di meja Kai, dan sebentar lagi Kai akan mati karena sesak napas.
Tetapi sebelum Krystal sempat berdiri, Kai meraih jemarinya dan menariknya kencang, supaya terduduk lagi. Kali ini dipangkuan Kai.
“Apa… apaaan….,” Suaranya terhenti ketika bibir yang keras dan dingin itu tiba-tiba melumat bibirnya. Krystal memberontak ketika menyadari bahwa Kai sedang memagut bibirnya dengan ciuman yang basah dan panas.
Ciuman itu sungguh tak sopan karena bibir dingin Kai tanpa permisi langsung memagut bibirnya, melumatnya tanpa ditahan-tahan. Lidahnya langsung menyeruak masuk merasakan keseluruhan diri Krystal, menghisapnya, menikmatinya, dan menggilasnya tanpa ampun.
Sekujur tubuh Krystal terasa terbakar, panas karena amarah dan demam kerena gairah. Lelaki ini sudah jelas-jelas sangat ahli ketika mencumbu perempuan, sehingga Krystal yang belum berpengalamanpun terbawa oleh gairahnya, mengalahkan kebenciannya. Tetapi pikiran bahwa lelaki ini telah memanfaatkan begitu banyak wanita demi memuaskan rasa arogan dan kekuasaannya membuat Krystal merasa muak. Dan tiba-tiba muncul kekuatan dari dalam dirinya untuk mendorong laki-laki itu menjauh dan menamparnya sekuat tenaga.
Plakk!!!
Suasana di klub itu menjadi sangat hening. Luar biasa hening. Bahkan musik yang hiruk pikuk itupun terhenti karena semua orang berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap ke arah Krystal, yang berdiri dengan terengah-engah berhadapan dengan Kai yang membatu duduk di sofa VIPnya.
Sedetik kemudian, sebuah tangan kasar mencengkeram lengan Krystal. Begitu menyakitkan hingga membuat Krystal menjerit,
“Kurang ajar kau!! berani-beraninya memukul Tuan Kaiven,” teriak sebuah suara berat dan kasar. Krystal menoleh dan mendapati dirinya ditelikung oleh lelaki berbadan besar yang sepertinya salah satu bodyguard Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ END
Romansa⚠Warning 🔞 *** "Kau adalah kelemahan ku..." -Kaiven Keddrick "Aku membencimu!" -Krystal *** Dengan nekat dan didorong oleh keinginan membalaskan dendam pada orang yang secara tidak langsung telah membunuh keluarganya, Krystal mencoba mendekati Kaiv...