SWTD - 10 a

3.2K 165 8
                                    

Krystal tertegun. Ulang tahunnya yang kedua puluh lima sebentar lagi. Kenapa Kai bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Krystal tertarik, tetapi dia akan memuaskan Kai kalau dia mengikuti Kai untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Kai, supaya dia tidak berhujan-hujanan dan mengikuti Kai.

“Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas disini”

Api menyala di mata Kai, dan tampak jelas lelaki itu mencoba menahan diri.

“Terserah, nanti temui aku di ruang kerjaku,” suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.

***

Setelah puas menikmati hujan, Krystal masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Dia sengaja tidak menemui Kai, lagipula sepertinya lelaki tadi hanya asal bicara ketika bilang ingin berbicara tentang hari ulang tahunnya. Dan Krystal tidak yakin kalau Kai akan menunggunya. Lelaki itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

“Kenapa kau tidak menemuiku di ruang kerjaku?” suara di kegelapan itu mengagetkan Krystal. Dia menajamkan matanya dan melihat Kai duduk di sana, di keremangan kamarnya.

“Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?” Krystal berteriak kaget, tangannya meraba-raba saklar lampu di diniding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Kai, karena lelaki itu tampak lebih menyeramkan di antara cahaya yang remang-remang.

Krystal berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu langsung menyelubungi Kai. Lelaki itu duduk di sofanya, dengan santai, hanya memakai piyama sutera warna hitam dan disebelah tangannya memegang gelas minuman. Krystal melirik ke botol brendy yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Kai selama menunggunya. Apakah lelaki itu mabuk? Jantung lana mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi Kai sangat tidak mudah ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

“Apa yang kau lakukan disini Kai?”

Kai mendengus dan menatap Krystal dengan tajam, “Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau, dengan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku”

Krystal mundur ke belakang, melirik pintu putih itu, dan berusaha sedekat mungkin di sana, sehingga ketika Kai bertindak di luar batas dia bisa segera melarikan diri.

Kai tersenyum melihat tingkah Krystal.

“Kau seperti kelinci ketakutan lagi Krystal, apakah kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat di minumanmu, atau… Melemparkanmu dari balkon lagi?” Kai menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri, makin lama makin mendekati Krystal.

“Apakah kau mabuk Kai?” Krystal melirik ke arah pintu, hanya butuh beberapa detik kalau Krystal ingin melarikan diri dari Kai. Dia pasti bisa melakukannya.

“Kaiven Keddrick tidak pernah mabuk,” Kai melangkah mendekat dengan tenang, seperti singa yang mengendap-endap mengincar mangsanya. “Dan kau… Seharusnya kau mendengarkan apa yang kuperintahkan, Krystal”

Krystal tahu di situlah titiknya. Di situlah titik Kai kehilangan kesabarannya, karena itulah Krystal langsung melompat dan mencoba melarikan diri ke pintu. Dia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan lebih cepat dan tanpa suara, Kai sudah ada dibelakangnya, mendorong pintu itu menutup kembali sebelum sempat terbuka.

Kai mendorongnya rapat ke pintu, dan dengan terkejut Krystal bisa merasakan kejantanan Kai yang mendesak keras di bagian belakang tubuhnya. Dia ingin bergerak dan menghindar, tetapi ternyata Kai sudah menahannya di semua sisi.

Krystal ketakutan. Apakah dia akan dipaksa lagi? Udara mulai terasa menyesakkan dan Krystal mulai terengah-engah.

“Aku tidak pernah bercinta sambil berdiri,” Kai berbisik di telinganya dengan bisikan panas yang membuat sekujur tubuh Krystal menggelenyar, “Dan kau membuatku ingin melakukannya”

Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang