Kai membaringkan Krystal ke atas ranjang. Jemarinya menyusup ke balik rok Krystal dan langsung menyentuh pusat kewanitaannya. Sentuhan itu membakar sekaligus menyejukkan dan Krystal langsung mengangkat tubuhnya penuh gairah. Kai menundukkan kepalanya, mengecup leher dan pundak Krystal sambil menurunkan kemejanya, menikmati betapa Krystal menyerah kepada gairahnya.“Ah sayangku, kau begitu indah,” Kai menangkup buah payudara Krystal di telapaknya, merasakan dan menikmati kelembutan itu. Lalu bibir panasnya turun dan menangkup pucuknya, melumatnya penuh gairah, membuat Krystal hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang berbaur menjadi satu.
Lelaki itu menurunkan rok Krystal dan mulai menyentuhnya, dimana-mana, meninggalkan gelenyar panas yang membakarnya. Jemari Kai menyentuh pusat kewanitaannya dan Krystal merasakan dorongan yang amat sangat untuk memohon agar Kai mau memasukinya.
Dan Kai sudah siap, Lelaki itu terasa begitu keras dan panas di bawah sana. Krystal mendesak-desakkan tubuhnya dengan frustrasi, permohonan tanpa kata.
“Tenang sayangku,” Kai mulai terengah, menahan pinggul Krystal yang bergairah di bawahnya, “Aku akan meuaskanmu sebentar lagi”
Kai menyentuhkan dirinya, dan langsung menggertakkan giginya, melawan dorongan kuat untuk memasuki Krystal dengan kasar. Krystal sudah sangat siap menerimanya, tetapi Kai bertekad memperlakukannya dengan lembut, memberikan tubuhnya untuk kenikmatan Krystal.
Ketika kehangatan Kai merasukinya, tenggelam dalam tubuhnya yang panas dan basah, Krystal mengerang dan memejamkan mata. Oh astaga! Rasanya begitu tepat, kenikmatan ini, kedekatan ini yang telah dia sangkal selama ini. Rasanya luar biasa tepatnya!
Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolaknya sendiri-sendiri. Sampai akhirnya tubuh Krystal terasa melayang, mencapai puncak kenikmatannya didorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam. Ketika mendengar erangan, Kai mengikutinya. Menyerah dalam orgasme bersamanya.
***
Ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Krystal menyadari pagi itu, mengingat senyum lembut Kai ketika Krystal terbirit-birit kembali ke kamarnya ketika hari hampir menjelang pagi. Terutama perasaan Krystal ke Kai, ada yang berubah.
Ternyata selama ini dia juga frustrasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti yang dirasakan Kai. Dan ketika semalaman mereka saling memuaskan gairah masingmasing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia. Krystal bahkan merasa ingin bersenandung.
Pagi ini, karena Kai biasanya sudah berangkat bekerja jam-jam segini. Krystal memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajah seluruh isi rumah. Dia memutuskan untuk menjelajahi area sayap kanan rumah yang besar itu.
Tanpa di temani siapapun, Krystal menyusuri lorong-lorong, ruangan demi ruangan, sampai akhirnya tiba di ujung lorong, dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari ke seluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca. Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil di sana.
Krystal terpesona hingga hampir sesak napas. Dia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari, bahwa sayap kanan rumah ini, meskipun tampak bersih dan terawat, tampaknya hampir tidak pernah digunakan.
Krystal menoleh ke kiri, dan menemukan sebuah pintu besar berwarna keemasan, dengan penuh rasa ingin tahu dia membuka handle pintu itu. Sepertinya susah dan macet, tetapi kemudian setelah Krystal mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudahnya, dengan suara berderit karena engsel yang sudah lama tak diminyaki.
Ruangan itu temaram, karena jendela kamarnya tertutup rapat oleh gorden, baunya pengap seperti sudah lama tidak dimasuki. Krystal meraba-raba dinding dan menemukan saklar di kamar itu, ditekannya saklar kamar itu, dan cahaya kekuningan yang lembut langsung menyinari seluruh ruangan.
Itu sebuah kamar. Kamar yang sangat feminim dengan nuansa merah muda yang lembut, hampir putih. Krystal mengitarkan pandangannya ke kamar itu dan mememukan sesuatu yang membuatnya tertegun…. Dan memucat.
Ada sebuah lukisan besar yang digantung di kamar itu. Lukisan yang sangat besar dengan bingkai keemasan yang sangat indah. Tetapi bukan besarnya lukisan itu atau indahnya bingkai itu yang membuat Krystal tertegun, tetapi orang dalam lukisan itu.
Di sana terlukis seorang perempuan yang sedang berdiri di tengah taman mawar, dengan gaun merah muda dan rambut cokelat tuanya yang panjang dan berkilau, sedang tertawa bahagia, seolah-olah perempuan itu tidak bisa menahan senyumnya kepada siapapun yang melukisnya. Perempuan itu memeluk perutnya yang sedikit buncit, sedang hamil muda. Perempuan itu tampak penuh bahagia… penuh cinta, dan yang membuat Krystal luar biasa kagetnya, wajah perempuan itu…. Wajah perempuan itu…. Sama persis dengan wajahnya.
Oh ya Tuhan! Sama persis! Bagaikan pinang di belah dua. Meskipun perempuan di lukisan itu tampak lebih anggun dan lebih feminim, Krystal sangat yakin bahwa selain semua alasan itu, wajah mereka berdua tampak begitu serupa!
Tapi Krystal yakin itu bukan lukisan dirinya. Dia tidak pernah mengenakan gaun merah muda, dia tidak pernah dilukis di tengah taman mawar, dan yang pasti, dia tidak pernah hamil sebelumnya!
Jadi siapakah perempuan itu? Siapakah dia…?
“Seharusnya Anda tidak boleh ke area ini”
Suara dingin dan tenang di belakangnya membuat Krystal terlonjak kaget. Dia menolehkan kepalanya gugup dan menemukan Johnny berdiri di sana, menatapnya dengan tatapan dingin yang biasanya.
“Siapakah perempuan di lukisan itu Johnny?”
Johnny melirik sekilas pada lukisan di dinding itu, Krystal merasa melihat sepercik kesedihan di sana, meskipun dia tidak yakin, karena ketika menatap Johnny lagi, lelaki itu sudah kembali memasang ekspresi datar.
“Saya tidak bisa mengatakannya kepada Anda, Tuan Kaiven akan sangat marah….”
“Kumohon,” Krystal menyela dengan cepat, “Jika kau tidak mau mengatakannya kepadaku, aku akan menanyakan langsung kepada Kai”
Wajah Johnny mengeras, “Anda tidak boleh melakukannya, saya tidak akan membiarkannya karena itu akan menyakiti Tuan Kaiven”
Perkataan Johnny itu makin membuat Krystal penasaran. Ada apa ini sebenarnya? Apakah inilah jawaban kenapa Kai menyekapnya selama ini?
Krystal akan mengejar jawaban itu dari Johnny, apapun yang terjadi, ditatapnya Johnny dengan keras kepala, “Kalau begitu jelaskan padaku siapa perempuan ini, kenapa wajahnya begitu sama denganku, dan apakah ini penyebab Kai menyekapku?”
Johnny menghela nafas panjang.
“Baik akan saya jelaskan, tetapi jangan di sini, ayo ikut saya,”
Lelaki itu membalikkan tubuhnya dan bergegas keluar dari kamar, seolah-olah berada di dalam kamar itu terasa menyesakkannya. Tiba-tiba Krystal juga merasa sesak sehingga dia langsung mengikuti langkah Johnny keluar dari kamar itu.
***
“Perempuan itu adalah Nyonya Soolyn Keddrick,” Johnny bergumam datar, menatap mata Krystal dalam-dalam.
Mereka sekarang duduk di ruang duduk di bagian belakang rumah yang berakses langsung ke taman belakang dan dilengkapi dengan sofa-sofa cantik yang nyaman dan meja kopi yang saat ini menyediakan kopi hangat yang mengepul di meja.
Krystal mengernyit mendengar informasi itu, Soolyn Keddrick? Apakah dia ibu Kai? Tetapi setahunya, ibu Kai bernama Francessa.
“Bukan ibu tuan Kaiven,” Johnny sepertinya bisa membaca pikiran Krystal, “Nyonya Soolyn Keddrick adalah almarhum isteri Tuan Kaiven”
Krystal terperangah dan tiba-tiba merasa sesak napas, dadanya seperti dihantam oleh ribuan ton batu sehingga terasa nyeri. Isteri?? Kai pernah punya isteri sebelumnya? Dan kenapa wajah perempuan itu sama persis dengannya?
----
Maaf ya udah lama gak update, aku bener bener kayak gak mood buka wattpad, gimana ya kayak sedih aja gitu :') jdi mau ngedit gak ada niat banget..
Ohh iya makasih udah mau vote dan komen sampe sejauh ini yaa..
***
See you next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ END
Romance⚠Warning 🔞 *** "Kau adalah kelemahan ku..." -Kaiven Keddrick "Aku membencimu!" -Krystal *** Dengan nekat dan didorong oleh keinginan membalaskan dendam pada orang yang secara tidak langsung telah membunuh keluarganya, Krystal mencoba mendekati Kaiv...