Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Maudy Ayunda - Kejar Mimpi
***
Bab 4 | Heran
Atas dasar apa membenci impian yang orang lain idamkan padal dulu kau ada di posisi itu tapi kenapa sekarang malah membencinya
***
Di tempat berbeda sosok pemuda sedikit hitam manis tengah sibuk menatap layar ponselnya namun setelah itu ia malah menaruh ponselnya di tempat yang strategis, bukan hanya itu pemandangan di belakang tampak ramai dengan siswa dan siswi tengah menikmati waktu istirahat. Hingga akhirnya musik terdengar lalu mulailah ia menggerakkan anggota badannya mengikuti irama lagu.
Setelah lagu berhenti ia mengambil ponselnya dan langsung mengupload di sosial medianya. Lalu tampak tidak segaja ia melihat ke sepanjang koridor sosok yang sangat ia kenali. "Sydney!" panggilnya.
Bukannya menoleh ternyata sosok itu malah berjalan terus bersama seseorang yang tidak ia kenal. Karena merasa panggilan nya tidak di gubris akhirnya sosok itu malah berlari menghampiri orang yang di panggil 'Sydney'itu. Akhirnya langkah kaki itu berhenti di sebuah ruangan yang memang sudah tidak di pakai, Sydney dan orang itu masuk. Karena penasaran akhirnya ia ikut masuk juga. Lalu sosok itu di kejutkan sosok yang ia kenali selain sosok bernama Sydney tadi.
"Shandy!? Ngapain lo disini? Dan juga lo kenapa masuk kesini? Dan juga kenapa tadi panggilan gue gak di sahut?" orang itu melepar beberapa pertanyaan kepada mereka yang ada di depannya.
"Lang, satu satu dong pertanyaannya pusing tahu gue dengernya?" sahut Shandy.
"Lo juga, kan lo tahu gue gak suka di panggil Sydney. Nama gue kan Farhan, ingat ya Lang, nama gue Far... Han..," ucap orang tadi di panggil Sydney ternyata itu adalah Farhan.
Gilang hanya cengengesan mendengar jawaban Shandy dan Farhan. Yap, dia adalah Gilang Sentosa Wijaya, anak perantauan yang memilih menginap di rumah Farhan selama dua tahun kebelakang. Gilang adalah anak rantau dan ia sampai ke Jakarta sini ia sudah tinggal bersama Farhan karena ia satu-satunya yang tingga di jakarta.
Gilang, Farhan dan Shandy adalah anak kelas 12 yang sebentar lagi akan lulus maka dari itu mereka memang sedang menikmati waktu yang akan di jadikan kenangan suatu hari nanti. Dan sekarang mereka ada disini di tempat biasa mereka kumpul dan anehnya ada sosok yang sangat asing di mata Gilang. Farhan melihat Gilang menatap sosok Ricky karena memang pertama kali sosok asing masuk ke dalam kelompok kelas 12.
"Lang, Kenalin ini namanya Jordan Ricky Muhammad di panggil Ricky, ia anak kelas kelas 11 kebetulan ia lahir di tempat yang sama dan---"
"Orang yang menemukan gantungan kunci nya Farhan," sahut Shandy.
"Apaan sih lo?" kesel Farhan.
"Biarin."
Ricky yang masih berada dalam gengaman tangan Farhan hanya menyaksikan perdebatan kakak kelasnya itu. sebenarnya Ricky ingin keluar dari tempat ini tapi ia malah terjebak bersama kakak-kakak kelas yang sedikit tidak waras. hingga akhirnya Shandy mengingat sesuatu langsung menghentikan perdebatan Gilang dan Farhan.
"Lang, Han?" panggil Shandy.
"Apa?" tanya Gilang dan Farhan.
"Gue ada info yang penting," ucap Shandy.
"Gue tidak sengaja denger pembicaraan antara Pak Kepsek dan juga Pak Amry soal pembentukan grup yang terjadi tadi pagi. dan katanya Pak Amry akan melakukan hal yang sama, jadi kalau kita bisa membujuk Pak Amry untuk merekrut kita.mungkin kita bisa seperti mereka,"ucap Shandy.
"Tunggu, Maksud lo? Pak Amry yang guru baru itu," tebak Gilang.
"Iya. siapa lagi bambang," ucap Shandy.
"Gue sih setuju," ucap Farhan.
"GUE ENGGAK SETUJU!"
Semua mata kini menatap Ricky. kenapa sama anak kelas 11 ini kenapa ia tidak setuju. padahal semua anak disini menginginkan menjadi seorang artis, apa yang salah jadi artis? apa sebenarnya yang di pikirkan anak ini. sementara Ricky hanya bisa menelan silvananya karena sekarang dirinya di kepung oleh 3 orang kakak kelas, mungkin mereka bertanya kenapa dirinya tidak setuju. Sampai akhirnya semua menghentika aksinya kala seseorang memasuki ruangan itu dan padahal tidak ada yang mengetahui ruangan itu kecuali Fiki---adiknya Shandy dan juga mereka sendiri.
***
Sementara itu Fajri yang masih dalam mode setengah harapan sedang menyelusuri koridor kelas 11 padahal dirinya masih kelas 10 tapi entah apa yang ia pikirkan ia sampai harus menyelusuri kelas kakak kelasnya. Hingga akhirnya Fajri sampai di depan kelas dan kemudia ia mengintip berharap menemukan sosok yang ia cari. Tapi setelah ia telusuri dengan menatap sekeliling kelas itu tidak ada sosok yang ia cari, hingga akhirnya ia harus mungkin mencarinya di tempat lain. Dan saat ia berbalik badan justru ia malah bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf gue gak sengaja," ucap Fajri
"Gapapa santai aja," jawabnya dengan nada datar.
Fajri malu setengah mati. Mungkin lebih baik ia segera pergi dari sini. Namun saat Fajri hendak pergi langkah kakinya seolah di halangi oleh orang yang ada di depannya itu, ia berjalan ke kanan orang itu juga mengahadangnya ke kanan, kala Fajri ke kiri ia pun melakukan hal yang sama.Merasa jengkel akhirnya ia memberanikan diri menatap lawan mainnya.
"Bisa gak sih lo minggir?" tanya Fajri dengan nada naik turun.
"Gak bisa," jawab tegas orang itu.
"Mau lo apa sekarang?"
Sambil menggaruk rambutnya yang gatal "Lo kenapa datang ke kelas gue? cari Ricky?"
Fajri tidak menyangka bahwa orang ini pinter juga. Dan anehnya kenapa ia bisa tahu, apa jangan-jangan ia kenal sama Ricky?
"Lo pasti berpikir apa gue tahu Ricky? gue sama dia memang sekelas dan siapa sih gak kenal sama Ricky anak pemain basket mantan artis yang salah pilih masuk sekolah." entah itu suatu hinaan atau apapun itu namanya. Kayaknya memang orang ini pinter dan bisa tebak pikiran orang dan mungkin Fajri akan hati-hati sama orang ini.
"Lo gak usah takut sama gue? gue emang gini anaknya kenalin nama gue Antonio Fenly Anugerah, lo bisa panggil gue Fenly," lanjut orang itu bernama Fenly.
"Fajri, nama lengkap Fajri Adam Adithya."
"Tadi lo lagi cari Ricky kan. Ricky gak ada disini? tadi gue lihat ia sedang bersama anak kelas 12 tuh," ucap Fenly.
"Apa? kok bisa?" tanya Fajri.
"Gue gak tahu lebih baik kita ke koridor kelas 12 deh untuk cari tahu," ajak Fenly.
"Emang lo mau kesana juga?" Fajri memastikan.
"Tidak keberatan kan kalau gue ikut?" tanya Fenly.
Fajri menggangguk akhirnya mereka berdua berlari menuju kelas 12 yang memang jaraknya jauh sekali dari kelas 11 tapi. bagaimana pun Fajri harus tetap menyampaikan info ini kepada Ricky karena ia adalah satu satunya orang yang tidak mau menjadi artis. kenapa Fajri tahu akan hal ini, karena memang gosip mengenai Ricky sudah bukan lagi rahasia umum.
______________________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
GSS [4] LovEight || UN1TY ✓
Fanfiction"Ketika Cinta Mematahkan Perbedaan" *** Kecewa, adalah perasaan dimana kita merasakan ketika ada impian di depan mata kita, akan tetapi tiba-tiba hilang begitu saja seperti angin yang meniupkan api. Tapi harapan mereka tidaklah sirna hingga datangla...