Bab 5 | Tawaran Pengharapan

175 37 2
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Yunita Ababil - Maha Cinta

***

Bab 5 | Tawaran Pengharapan

Semua memang ada secerah harapan dalam kondisi sulit maka janganlah merasa kecewa

***

Sementara itu di tempat lain Fiki dan Zweitson masih sibuk mencari nada yang pas untuk bernyanyi. Sudah beberapa jam setelah kedatangan Fajri tadi mereka belum menemukan lagu yang pas padahal dari awal mereka sudah menentukan lagu nya tapi gara-gara kejadian yang membuat mereka hilang konsentrasi terbuyarkan semua.

"Arghhhhhhhhh kenapa seperti ini sih," ucap Fiki frustasi.

"Sabar Fik, sabar," ucap Zweitson tenang.

"Gimana kita bisa tenang Son, lihat sudah satu jam kita disini dan belum memulai apa-apa. Kita datang kesini kab buat nyanyi agar kita bisa di akui kan, tapi kalau gini akhirnya lebih baik kita ke kantin aja tadi, " kesal Fiki.

Zweitson tidak berani membantah, omongan Fiki ada benarnya tapi percuma mengumpat kalau hasilnya tetap sama lebih baik pikirkan cara lain agar kita bisa melakukan hal yang ingin lakukan. Tak lama berselang Fiki bangkit dari tempat dimana ia duduk tadi, melihat hal itu Zweitson ikut bangkit.

"Lo mau kemana?" tanya Zweitson.

"Ke tempat kakak gue. Gue harus pinta pengharapan sama dia," ucap asal Fiki.

"Maksud lo?"

Tidak mengubris omongan Zweitson, Fiki langsung meninggalkannya. Namun bukan Zweitson namanya kalau tidak mengikuti kemanapun Fiki pergi. Bukan apa-apa ya, kalau dalam kondisi seperti ini Shandy selaku kakaknya akan meminta tolong Zweitson untuk mengawasi Fiki.

Langkah kaki Fiki makin mengebu-gebu sampai tidak terasa bahwa mereka sampai di depan ruangan kelas 12. Sekarang Fiki dalam mode tidak ada sopan santun, ia langsung masuk tanpa permisi dan menatap sekeliling kelas itu dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan. Sementara itu Zweitson hanya bisa tersenyum malu sambil mengangguk menatap orang yang sedang menatapnya seolah minta maaf atas ketidaksopanan nya.

Setelah itu Fiki memutar badannya berjalan keluar dari kelas itu, Zweitson mengikuti Fiki kembali. Sebenarnya Zweitson ingin sekali bertanya kepada Fiki tapi kalau dalam mode seperti ini Zweitson tidak berani.

"Bang Shan gak ada di kelasnya kayaknya ia ada di basecamp nya," ucap Fiki tiba-tiba.

"Sebelum itu lebih baik lo hubungi Bang Han sama Bang Lang dulu sebelum datang ke basecampnya. Takut ganggu nantinya," saran Zweitson.

Fiki mengangguk. Akhirnya mereka berhenti di depan salah satu koridor kelas, Fiki langsung mengambil ponselnya dan segera mencari nomor yang bisa di hubungi, baik Bang Shan, Bang Han sama Bang Lang. Fiki langsung menaruh ponselnya di telinga menghubungi seseorang.

"Bang Shan gak angkat," ucap Fiki.

"Lanjut Bang Han atau Bang Lang," ucap Zweitson.

Fiki mengikuti arahan dari Zweitson, Fiki mencari nomor selanjutnya dan melakukan hal yang sama seperti di awal akan tetapi Fiki kembali ke posisi semula dan melakukan sesuatu untuk kedua kalinya. Hingga akhirnya raut Fiki berubah kesal dan Zweitson paham bahwa apa yang ia pikirkan sama seperti raut wajah Fiki.

GSS [4] LovEight || UN1TY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang