Bab 13 | Bertaut

133 41 0
                                    

Selamat membaca Kisah
Perjalanan mereka

Now Playing : Nadin Amizah - Bertaut

***

Bab 13 | Bertaut

Keras kepala nya sama, cara marah cara senyum pun sama seperti detak jantung yang bertaut

***

Pemandangan langit begitu indah kalau sore hari ini yang Zweitson suka, baik warna dan pembiasan yang di lakukan oleh langit. Karena langit begitu indah untuk di lewatkan nya yang setengah capek bangkit lalu mengambil sesuatu di dalam tasnya, yang lainnya juga bertanya-tanya apa yang akan di lakukan bayi—panggilan—Zweitson  kepada mereka itu. Ternyata Zweitson mengambil kamera dan juga tripodnya ia memasang di tempat yang ia ingin lihat, setelah mensetting semuanya ia menarik tangan teman-teman menuju depan kamera.

"Mau apa sih Son?" Fenly kebingungan.

"Dalam hitungan satu,dua dan tiga. Guys kita lompat ya bareng ya, " ucap Zweitson dengan nada manja nya.

Mereka mengangguk dan Zweitson bersiap dengan hitungan mundur. Dalam hitungan satu, dua dan tiga mereka berdua melompat dengan ekspresi senyum merekah sambil melempar bola basketnya itu, bukan hanya satu atau dua jepretan melainkan lebih. Ricky melihat senyuman merekah dari Zweitson seperti nya ia kembali melihat masa lalu indah yang awal dimana ia orang yang suka belajar, eksplorasi dan juga estetika. Dalam hatinya Ricky janji akan menjaga senyuman Zweitson —sahabat nya sendiri.

Setelah acara foto-foto selesai. Zweitson akhirnya siap mengutarakan apa maksud dan tujuannya mengajak teman-teman datang ke tempat ini dengan disana ada berapa baju yang telah di siapkan oleh Jasmine dan Yoona. Di awal Zweitson mulai ragu dengan ide nya Jasmine dan Yoona tapi ini demi menjadi grup idol apapun harus ia lakukan walaupun harus ada di depa umum sekalipun, di mulai dengan meminta nomor Farhan ke Fiki hingga memberanikan diri meng-chat nya dan juga mengumpulkan teman-temannya disini dengan rasa cemas dan malu yang sedang ia rasakan.

"Maaf guys, anu.  Sebenarnya—"

Fiki tahu bahwa Zweitson orangnya sangat pemalu dan ia mungkin bisa membantu Zweitson agar tidak grogi lagi. "Bang Shan, tali sepatumu lepas," potong Fiki.

"Masa sih?" tanya Shandy bingung.

Setelah di cek ternyata tali sepatu nya tidak lepas kok. Tapi kenapa Fiki mengatakan bahwa sepatunya lepas.

"Enggak kok ini buktinya," tunjuk Shandy.

"Hehehe iya juga ya... Wah ternyata bukan sepatu kamu bang, melainkan sepatu saya," ucap Fiki sambil menjulurkan lidahnya.

Semua tertawa dengan aksi garing Fiki namun itu membuat suasana yang kaku menjadi cair kembali dan Fiki memberikan tanda jempol kepada Zweitson agar tetap semangat dan ia hanya tersenyum lalu bisa melanjutkan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Gini guys, sebagai bentuk promosi kita, Pak Amry menugaskan saya untuk membuat fotoshot buat kalian dengan tema 'SENJA DAN BARAT' jadi disana sudah ada baju yang telah di sediakan, kalian tinggal pakai dan giliran satu per satu di foto oleh gue, " ujar Zweitson menjeda ucapan nya.

"Nah yang akan memerankan sosok BARAT adalah,  Bang Han, Bang Shan, Bang Lang dan juga Bang Rick yang merupakan sosok sulung line disini. Dan sisanya akan memerankan sosok SENJA yang merupakan bungsu line,"

Mereka lalu mengecek pakaian yang sudah tersedia disana. Dan mulai memakainya sesuai stlye yang mereka inginkan. Sementara Zweitson mempersiapkan kamera dan juga mengatur pencahayaan yang sudah di persiapkan oleh suasana alam. Setelah itu mereka berganti pakaian, Farhan yang sebagai leader mengatur teman-teman untuk bersiap melakukan pemotretan oleh Zweitson.

Pertama-tama pemotretan di lakukan oleh Fenly dengan memanfaatkan rerumputan dan ilalang yang ada disana, bukan hanya itu ada beberapa orang yang memanfaatkan barang yang ada disana itu yang di lakukan Shandy, Fiki dan Fajri hingga hasil jepretan oleh Zweitson yang menjadi sempurna.

Setelah melakukan semua itu mereka duduk menikmati senja yang akan segera berganti menjadi malam, mereka masih belum beranjak dari tempat itu karena Farhan belum memutuskan yang lainnya untuk pergi.

"Zweitson, apa masih ada sesuatu yang ingin disampaikan?" tanya Gilang.

"Masih ada bang, sebenarnya ada gue punya lagu yang kayaknya enak buat kita cover, siapa disini yang tahu lagu Nadin Hamizah judulnya Bertaut. Mohon acungkan tangan,"

Zweitson melihat beberapa orang yang mengacungkan tangan. Diantara nya Fajri, Ricky dan Fenly termasuk dirinya. Zweitson melihat Shandy dan Fiki tidak mengacungkan tangan kayaknya memang mereka berdua kurang tahu sama lagu ini atau jangan-jangan ada yang di rencanakan mereka. Dan Zweitson melihat kearah Farhan dan Gilang, mereka berduakan rapper jadi mungkin Gilang bisa memberikan inspirasi buat Farhan nantinya.

"Yasudah kalau gitu yang empat orang lebih baik kita lakukan syuting sekarang karena kita hanya menentukan pembagian part saja," usul Zweitson.

"Setuju," teriak Fajri dan Fenly bersamaan.

"Buat yang lainnya. Diskusi aja dulu kalau sudah kasih tahu gue aja," seru Zweitson

Akhirnya mereka semua melakukan pekerjaan yang lainnya. Sementara itu Farhan dan Gilang tampak berdiskusi dengan lagu yang akan mereka bawakan. Begitu dengan Fiki dan Shandy yang juga sama-sama berdiskusi.

"Bang Han, sama Bang Lang mending bawakan lagu Bobby Ikon aja deh," saran Fiki.

"Yang mana?" tanya Gilang.

"Yang mana sih bang Shan," tengok Fiki bertanya kepada  Shandy.

Shandy yang menerima pertanyaan itu bukannya malah menjawab akan tetapi malah memukul Fiki dengan tangannya. Fiki yang menerima itu malah merintih kesakitan dan juga bangkit lalu bersembunyi di balik punggung Farhan seperti anak ayam bersembunyi di induknya.

"Fiki lo apa-apaan sih. Emang siapa sih abang lo!" protes Shandy.

"Soalnya bang Shan jahat sama Fiki," rengek Fiki.

Farhan yang melihat itu malah mengusap pucuk rambut Fiki lalu ia juga malah bangkit dan duduk di belakang Gilang "Oh ya Lang, gue punya ide. Bagaimana kita ngomong masalah cover ini di kamar gue aja," ajak Farhan.

"Ayo,"

Akhirnya mereka berdua meninggalkan Fiki dan Shandy. Dan Fiki tidak bisa berbuat apa-apa sekarang karena semua sibuk sama tugas masing-masing.

"Jatuh bangun aku mengejarmu
Namun dirimu tak mau mengerti...—"

Fiki memutar matanya malas "Mulai lagi deh bang,"

"...— Ku bawakan segenggam cinta
Namun kau meminta diriku membawakan bulan ke pangkuanmu."

Lagu dangdut itu memang adalah lagu kesukaan Shandy dan Fiki tahu kalau abangnya menyanyikan lagu ini tandanya bahwa ia sedang dalam mode marah yang sedang cool-cool nya. Sepertinya wajah Shandy tampak biasa saja tapi bagi Fiki ini adalah pertanda bahwa akan terjadi sesuatu sama dirinya kalau permintaan Shandy tidak ia penuhi.

"Udah deh bang jangan gini," pinta Fiki.

"Jatuh bangun aku mencintaimu
Namun dirimu tak mau mengerti
Ku bawakan segelas air
Namun kau meminta lautan tak sanggup diriku sungguh tak sang—"

"OKE BANG! OKE!" teriak Fiki.

"Yasudah ayo," ajak Shandy.

"Kita ngobrol di ruang tengah dekat piano," pungkas Fiki sambil meninggalkan Shandy—abang kesayangan nya itu.

__________________________

GSS [4] LovEight || UN1TY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang