Bab 24 | Delapan Cinta (2)

136 38 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Afgan feat Isyana Sarasvati dan Rendy Pandugo - Lagu Cinta

***

Bab 23 | Delapan Cinta (2)

Cinta memang indah kalau sudah tertanam dalam jiwa dan bersemayam di hati

***

"Nama gue Gilang Sentosa Wijaya, anak perantauan Makassar --- Jakarta, sebenarnya tujuan gue kesini adalah selain menuntut ilmu ada tujuan lain yang lebih penting untuk kehidupan gue. Yaitu membuat keluarga gue bahagia, gue ingin nyokap sama bokap gue senang enggak susah lagi maka tekad gue jadi artis tidak akan pudar sekalipun kalian halang," jelas Gilang.

Mendengar cerita Gilang mereka sama-sama menitihkan air mata, Ricky yang ada di samping Gilang merangkul tubuh Gilang untuk kuat dan juga sebagai bentuk permintaan maaf. Lalu perlahan-lahan mereka saling peluk satu sama lain mengeluarkan semua unek-unek dalam hatinya. Setelah acara sedih-sedihan selesai mereka mengusap wajah nya dan mulai mengalihkan pembicaraan.

"Btw, karena kebetulan 3 orang gak hadir. Apa disini bisa ada yang jelasin biar gue gak salah tafsir sama mereka?" tanya Ricky yang seolah-olah tidak mengalihkan pembicaraan awal.

"Oh kalau Shandy sama Fiki itu mereka adik kakak. Walaupun tingkah mereka agak ngeselin akan tetapi mereka memang layaknya adik kakak, mereka itu sudah terpisah belasan tahun sampai mereka di pertemukan di sekolah ini secara tidak sengaja dan juga ada campur tangan takdir juga," jelas Farhan.

Ricky sedikit tidak paham. Begitupun Fenly, tapi Fajri sudah tahu siapa mereka "Jelasnya gini. Pada saat ada pengecekan golongan darah yang ada di sekolah kartu golongan darah mereka tertukar dan sengaja mereka mengembalikan satu sama lain ke pihak PMR dan saat di cek pihak sana malah menyuruh mereka tes DNA. Kenapa, karena sel mereka sama seperti ada keterkaitan darah.  Mereka sepakat melakukan itu sampai akhirnya kebenaran mereka dapatkan hingga terjadi saling konfirmasi antar keluarga masing-masing, dan hasilnya sekarang,"

"Hahahahaha, ternyata mereka berdua memang aneh buktinya dari nama saja sudah bikin ngakak hahahaha," ledak tawa Fenly saat menggabungkan nama Shandy dan Fiki dengan cerita dari Farhan dan Gilang.

"Memang benar juga Fen, gue sahabat nya Fiki malah gak ngeh lho."

"Musical Fiki Irama dan Ridho Shandy Irama. Dari namanya saja sudah ketahuan bahwa mereka kelak akan menjadi penyanyi, tapi asal kalian tahu nama Fiki jauh lebih baik dari nama Shandy. Soalnya gue sama Farhan sering ngatain dia anak raja dangdut gara-gara namanya,"

Farhan menimpal " Bahkan kalian tau gak pas Fiki ngambek, apa Shandy lalukan untuk meluluhkan hati adiknya?"

"Apa tuh?" Ricky penasaran.

"Shandy menyanyi lagu dangdut yang judulnya 'jatuh bangun', dan setelah itu Fiki luluh karena muak kalau sudah Shandy nyanyi lagu gitu,"

"Emang kenapa?" tanya Fenly.

Farhan dan Gilang saling bertatapan sampai akhirnya menatap Fenly lalu menggerakkan bahunya ke atas tanda tidak tahu. Fenly hanya menghela napas berat mencoba tidak memukul kedua mahluk yang meresahkan nya.

"Kalau Zweitson." Ricky kembali penasaran.

"Kalau Son ya bang. Ia itu katanya Soni dulu ngefans sama lo bang dulu ia melihat lo bang di salah satu iklan kacamata baik plus, minus ataupun silinder dan yang menjadi bintang iklan nya adalah Jordan Ricky Muhammad. Memang dari dulu Soni sudah tahu siapa lo bang akan tetapi beberapa tahun berikutnya lo bang di kabarkan hengkang dari dunia entertaiment dan menghilang begitu saja. Disana panutan menjadi artis mendadak hilang sampai akhirnya ia bertekad untuk bertemu dengan suatu hari nanti, Dan siapa sangka ia bertemu sama lo bang dan yang bangganya lagi adalah kala kita satu grup akan tetapi sikapnya berubah lo berubah dan Soni menyayangkan apa yang terjadi sama lo bang Rick, tapi ia tahu di balik sikap marahnya itu ada kebaikan didalamnya,"

"Segitu ngefans nya lo sama gue Son. Padahal dulu gue jahat sama lo," ujar Ricky.

"Sudahlah Rick. Yang lalu biarlah berlalu bagaimana kita habiskan malam ini dengan main ps sudah lama bro Gilang," sahut Farhan.

"Yoi bro Farhan kita serbu.  Dan oh ya buat lo bertiga yang mau main, nanti ya lahti ya lahti," ucap Gilang.

"Apa!  Lathi!" ulang mereka bersamaan.

"Lahti bukan Lathi kali. Lahti itu artinya Kalah berganti," jelas Farhan.

"Oh~" mereka membalas dengan beroh ria.

***

Sementara itu di kediaman berbeda, dengan suasana berbeda. Terlihat ada mata panda yang masih menatap layar komputer, dengan beberapa layar kecil yang menjadi ruang kerja pengerjaan edit video untuk perlombaan dance cover itu. Mata empat itu masih mengutak-atik benda itu hingga akhirnya salah satu cowok lebih dewasa darinya datang membawa nampan berisik makanan dan juga minuman ke hadapannya.

"Masih semangat aja lo Son, istirahat sana," titah Shandy.

"Eh bang Shan. Tanggung dikit lagi, kalau sudah selesai gue akan istirahat."

"Awas kalau lo bohong!" ancamnya.

Zweitson sedikit menatap Shandy sambil cengengesan " Hehehehe btw gimana keadaan Fiki, katanya tadi asma nya kambuh,"

"Untungnya saja masih ada obat kemarin di rumah sakit jadi masih bisa di heandle," jawab Shandy yang tidak sadar bahwa Zweitson sedang mengalihkan pembicaraan.

"Syukur deh,"

"Apanya yang syukur deh?" tanya Shandy yang berubah dingin.

Seketika suasana atmosfer mendadak kaku dan horor Zweitson sedikit menghentikan kegiatannya padahal sebentar lagi selesai. Ia tahu bahwa pada saat ini Shandy sedang kesal dan marah padanya, tapi Zweitson sebisa mungkin membuat Shandy---abangnya Fiki tidak marah.

"Maksud gue bang, Syukur deh. Kalau, kalau---"

"Kalau apa?" tatapan Shandy makin tajam.

"Kalau gak ada tetangga yang marah lagi kalau abang mau nyanyi lagu dangdut," ucapnya cepat.

Raut wajah shandy berubah dari dingin ke bentuk biasa kembali, sifat usil dan jahilnya kembali muncul. Akhirnya ia mengambil kursi lalu menariknya di dekat Zweitson. Zweitson terpaksa ngomong seperti itu dari pada membuat pekerjaan terganggu lebih baik ia mendengarkan Shandy menyanyi.

"Sudah lama gue gak nyanyi lagu dangdut, enak lagu apaan ya?" Shandy berpose berpikir.

"Lagu yang lo tahu aja bang," jawab Zweitson.

"Lagu bergadang saja. Karena lo habis bergadang dan gue akan temenin lo dan jagain lo sampai selesai dan menghabiskan makanan serta minuman yang gue bawa,"

"Terserah bang Shan aja," pasrah Zweitson.

"Bergadang jangan bergadang
Kalau tiada artinya
Bergadang boleh saja
Asalkan ada perlunya,"

Sebait lagu di dendangkan Shandy. Suara khasnya membuat siapapun akan terpengaruh dengan alunan nada nya. Lagu dangdut menjadi lagu kesukaan dari keluarga Shandy walaupun sekarang fashion Shandy lain, akan tetapi ia tidak akan melupakan semua itu. Bahkan teman-temannya sekali pun tidak mempermasalahkan genre lagu yang mereka sukai karena kecintaan satu sama lain terhadap impian yang mereka hendak capai jauh lebih besar dan tinggi dari perbedaan.

___________________________

GSS [4] LovEight || UN1TY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang