Bab 8 | Dari Sudut Berbeda

144 40 0
                                    

Selamat Membaca kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Budi Doremi - Tolong

***

Bab 8 | Dari Sudut Berbeda

Pandangan orang berbeda-beda terkadang tebakanya sesuai atau tidak

***

Sekarang jam menunjukan pukul 4 sore, sudah satu jam dari jam yang di tentukan. Farhan dan yang lainnya baru sampai bersama dengan datangnya Fenly dan yang lainnya dengan keadaan yang sama-sama tidak baik. Farhan, Gilang, Shandy dan Ricky datang dengan wajah babak belur sementara Fajri dan Fiki datang dengan sedikit kesakitan sementara Fenly dan Zweitson datang dengan kondisi kotor dan sangat berkeringat.

Mereka sampai di lokasi yang sudah di tentukan oleh Pak Amry dan saat sampai sana rupanya Pak Amry sudah ada disana, Pak Amry tampak terkejut dengan apa yang terjadi dengan anak didiknya, mungkin mereka akan merasa gagal yang tidak disiplin dalam waktu maka mungkin percuma mereka menghadap Pak Amry karena mereka merasa gagal.

"Masya Allah kalian kenapa?" tanya Amry yang khawatir sama kondisi mereka yang sudah kacau balau.

"Maaf, Pak." hanya itu yang bisa Farhan katakan untuk mewakilkan teman-teman yang lainnya.

"Ya sudah kalian mending duduk dulu, bapak akan belikan kalian minum dan obat untuk mengobati luka kalian," ucap Pak Amry.

Pak Amry langsung mengambil kotak P3K yang sepertinya sudah tersedia disana. Pak Amry mulai mengobati luka Fajri dan Fiki yang memang paling parah, Sementara Zweitson sama Fenly mengobati para senior yang kayaknya habis di hakimi orang bahkan mereka sampai kewalahan karena luka mereka banyak sekali.

Setelah mengobati mereka, Pak Amry tampak pergi keluar sebentar lalu setelah itu ia kembali dengan membawa makanan yang banyak. Dengan bersorak sepertinya anak kecil Pak Amry memberikan masing-masing makanan kepada mereka berdelapan. Tapi reaksi mereka jauh dari pikiran orang-orang, mereka hanya menatap makanan itu tanpa berani menyentuhnya.

"Hei kalian, makan dong.  Mubazir tahu, " ucap Pak Amry.

Farhan yang menunduk berusaha mendongkrak kepalanya. "Maaf Pak, kami gak bisa terima," ucap Farhan.

"Kenapa sih bang, gue kan lapar," bisik Fajri yang memang dirinya tukang makan.

"Apaan sih Ji." senggol Fiki yang mendengar bisik umpatan Fajri.

"Kenapa? Apa karena gara-gara kalian terlambat hingga kalian tidak mau menerima tawarab bapak?" tanya Pak Amry.

"Bukan gitu Pak?" tanya balik Ricky yang kini bersuara.

"Hem. Baiklah bapak gak akan maksa kalian makan ini. Tapi sebagai gantinya ceritakan apa yang membuat kalian enggan melakukan hal itu."

Mereka saling berpandang satu sama lain karena diantara mereka tidak ada yang mau berani berbicara, bahkan Farhan orang yang paling berpengaruh juga tidak bisa berani mengungkapkan pendapatnya. Seolah ada rasa takut muncul di pikiran mereka, melihat ekspresi yang mudah di tebak oleh Pak Amry membuat ia bisa menghela napas.

GSS [4] LovEight || UN1TY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang