Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Dewa - Lagu Cinta
***
Bab 23 | Delapan Cinta (1)
Cinta memang indah kalau sudah menyatu dengan satu kesatuan yang abadi
***
Di tempat lain tepatnya di rumah Farhan. Gilang masih sibuk di teras ia masih menatap malam yang masih turun hujan kenapa hari ini hatinya begitu rapuh apa jangan-jangan ia sangat teringat kepada kedua orang tuanya. Dengan bermodal lagu sendu yang bukan tipe Gilang menemani kegalauan hatinya.
Hingga akhirnya tuan rumah datang menghampiri sahabat nya itu yang menurut pandangan nya sedang melamun.
"Woy!"
Gilang sedikit terkejut sambil mengelus dada. Seorang—Farhan yang—kagetan hampir membuat jantungnya copot, untung dirinya tidak mempunyai penyakit jantung jadi sekarang aman-aman saja. Lalu Farhan yang masih tertawa duduk di samping nya dimana satu kursi kosong disana.
"Puas lo!" kesal Gilang.
"Selow lang, selow. Habisnya elo malah ngalamun, ngalamunin apa sih?" tanya Farhan.
"Entahlah bro... Malam ini gue rapuh banget, entah gue lelah atau gimana," jawabnya dengan nada sedih.
Mendengar jawaban itu Farhan agak sedikit khawatir dengan Gilang. Pasalnya Gilang anak perantauan yang mental dan emosinya labil jadi Farhan sebisa mungkin agar Gilang baik-baik saja. Lalu Farhan mengambil ponsel lalu segera bangkit menghubungi seseorang. Gilang melihat gelagat Farhan yang tiba-tiba aneh, walaupun memang sudah biasa ia melihat sahabat seperti ini tapi justru malam ini sahabatnya itu aneh sekali.
Gilang memilih menghiraukan itu semua lalu beberapa menit kemudian datang mobil memasuki pekarangan kediaman Farhan, Gilang seketika bangkit dan mengecek siapa yang datang. Apa mungkin kedua orang tua Farhan pulang dari Australia,Gilang takut pasalnya Farhan tidak mengizinkan orang asing ada di rumah nya.
Namun saat pintu mobil terbuka memunculkan sosok yang tidak asing bagi Gilang siapa lagi kalau bukan Ricky,Fenly dan Fajri. Memang setelah pertemuan awalnya dengan Farhan—Ricky lebih dekat dengan Farhan dan tidak jarang berdebat satu sama lain.
"Malam bro," sahut Ricky.
"Ma-lam," ucap Gilang gugup.
Satu persatu mulai masuk ke kediaman rumah Farhan. Lalu sang tuan rumah akhirnya keluar menemui tamu nya "Cepet juga kalian datang kesini,"
"Sebenarnya sudah janjian sih. Awalnya mau bikin kejutan buat lo berdua, eh lo malah nelepon gue ya sudah bukan lagi kejutan," ucap Ricky.
"Bang Han, Bang Lang kenapa tuh?" tanya Fenly.
"Tau tuh. Dari tadi ngelamun mulu, nah kenapa gue ngajak kalian nginep buat temenin gue selama beberapa hari soalnya. Kalau gue lihat Gilang kayak gitu gue berasa di rumah sendiri." Farhan menunjuk dengan dagu nya melirik ke arah Gilang yang nampaknya sedang melamun dengan tatapan sendu.
"Tumben Bang Lang gitu," sahut Fajri.
"Makanya gue suruh kalian datang kesini. Gue butuh bantuan kalian mungkin kalau sama kalian Gilang bisa cerita apa masalahnya."
"Btw, Shandy, Fiki sama Soni kemana?" lanjut Farhan.
"Katanya mereka ada urusan jadi gak bisa gabung," jawab Ricky yang mengecek ponselnya sendiri.
Setelah sedikit berbincang-bincang akhirnya mereka berempat masuk terkecuali Gilang. Lalu setelah itu Gilang menyusul masuk karena dirinya sudah terlanjur kedinginan sudah lama berada di luar sejak dari tadi. Saat Gilang masuk ia di sambut dengan tatapan aneh dari Ricky dan Farhan, seketika ia mulai duduk seolah ada tarikan tersendiri dari tatapan itu yang menuntun dirinya bergabung bersama mereka semua.
"Nah, karena kalian sudah tahu seluk beluk
gue. Sekarang gue minta kalian ceritakan sedikit kisah kalian agar kita bisa menjalin cemistri saat menjadi boygrup nanti," ucap Ricky secara spontan."Kalau gitu. Gue aja deh," sahut Farhan unjuk diri.
"Nama gue Sydney Farhan Australia, nama yang memang cukup unik karena memang gue lahir di Sydney—Australia. Namun itu dulu saat nyokap dan bokap bekerja karena mendapatkan tugas, sampai akhirnya beliau memutuskan menetap sekitar 3 tahun yang lalu. Nah disana gue merasa sendiri hingga takdir mempertemukan gue dengan Gilang karena ia anak perantauan jadi gue tampung dia sebagai teman gue. Nah setelah itu rumah ini dan diri gue sendiri tidak lagi kesepian," jelas Farhan.
"Oke yang lainnya siapa diantara Fajri atau Fenly,"
"Gue duluan ya Ji,"
"Perkenalkan nama gue Antonio Fenly Anugerah walaupun banyak orang menyangka nama gue Theodore Alvin Fenly padahal itu hanya nama panggung gue suatu hari nanti, awalnya gue sama kayak Gilang—anak perantauan namun nyokap gue menyarankan gue tinggal disini agar tidak bolak-balik istilahnya. Gue anak yang mempunyai adaptasi yang agak susah hingga membutuhkan waktu padahal di SMAN sudah 2 tahun tapi gue cuma kenal sama Ricky doang dan setelah itu baru Fajri, dan sekarang kalian tahu sifat gue kayak apa.
Jangan aneh kalau gue suka ngegas karena gue memang gini orangnya, hehehe cukup sekian dan terima gajih,"
"Terima kasih kali bambang." Ricky langsung memukul Fenly.
"Aw! Sakit bang," ringis Fenly.
"Lebay lho. Hahahahaha wkwkwkwkw," tawa Fajri.
Mereka menertawakan Fenly. Disana terlihat Gilang yang tampak terkekeh dengan malu-malu kucing akan tetapi Farhan sedikit senang karena sahabat nya bisa sedikit tertawa dan mungkin bisa sedikit menceritakan apa masalahnya. Setelah beres adegan tertawa mereka kembali diam dengan serius.
"Fajri, giliran lo sekarang."
Fajri pun mengambil bola basket di belakang badan nya lalu melemparnya ke arah Ricky namun langsung berhasil ia tangkap "Nama gue Fajri Adam adithama. Gue anak ketiga dari 4 saudara. Hobi gue main basket karena awalnya cita-cita mau masuk NBA, akan tetapi rasa kecintaan terhadap musik membuat gue sedikit banting setir. Dan kemarin gue hampir kehilangan bantingan setir itu karena rasa kecewa tidak terpilih oleh para pihak produser dari Nijjiro Indonesian Production,
Tapi. Fiki dan Zweitson memberikan gue secerah harapan itu yang katanya akan di berikan oleh Bang Shandy, karena saking senangnya gue ingin memberitahu Bang Rick bahwa ada kesempatan. Kenapa gue bisa berpikir seperti itu karena gue tahu bahwa Bang Rick dulu awalnya artis dan jadi panutan semua orang termasuk Zweitson maka dari itu gue mau bikin bang Lang semangat lagi dan ceritakan masalah Bang Lang ke kita-kita karena kita adalah LOVEIGHT. Delapan Cinta yang akan mematahkan perbedaan,"
Kini semua orang menatap Gilang. Gilang menjadi pusat perhatian hingga ia sulit menelan silvana nya karena saking tegangnya. Akhirnya Gilang menghela napas panjang mencoba menetralkan pikirkan dan hatinya, karena mendengar cerita ke empat sahabat nya membuat Gilang sadar bahwa dirinya tidak sendirian masih ada 7 cowok yang awalnya saling jauh dan cuek sekarang malah dekat dan akrab memang benar apa yang dikatakan Fajri 'LOVEIGHT adalah 8 cinta yang akan mematahkan perbedaan'
"Baiklah. Nama gue Gilang Sentosa Wijaya---"
____________________________
![](https://img.wattpad.com/cover/274287647-288-k664089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GSS [4] LovEight || UN1TY ✓
Fanfiction"Ketika Cinta Mematahkan Perbedaan" *** Kecewa, adalah perasaan dimana kita merasakan ketika ada impian di depan mata kita, akan tetapi tiba-tiba hilang begitu saja seperti angin yang meniupkan api. Tapi harapan mereka tidaklah sirna hingga datangla...