18

29 3 0
                                    

Ujian Praktik sudah di depan mata, tinggal menghitung hari hingga minggu depan tiba. Hari ini, kelas Rasi mendapat jadwal latihan ujian praktik mata pelajaran Penjasorkes selepas istirahat kedua dan cabang yang ditentukan adalah lompat tinggi. Cuaca panas siang ini tampaknya akan menguras tenaga. Maka Rasi berusaha menjaga staminanya agar bisa mengikuti latihan sampai selesai dan segera pulang setelahnya.

Sang ketua kelas menginstruksikan agar teman-temannya segera menuju lapangan setelah beberapa menit bel berbunyi. Ia kemudian menghilang. Semua anak mulai menuju ke lapangan kecuali Rasi. Gadis itu tengah meminum obatnya. Ia sengaja menunggu kelas kosong tiap kali hendak meminum obat. Tepat setelah Rasi menyimpan kantong plastik putih itu di tas, sebuah peluit terdengar. Rasi pun segera menuju ke lapangan barangkali pemanasan sudah dimulai.

Gadis itu berusaha secepat mungkin untuk mengejar teman-temannya yang terlihat sudah berlari ke luar sekolah untuk pemanasan sebelum lompat tinggi. Saat tiba di tangga, Rasi berpapasan dengan Farhan. Keduanya berbincang cukup lama perihal keadaan Rasi, juga keadaan adik Farhan. Hingga Rasi menyadari bahwa Sandi memperhatikannya dari kejauhan. Rasi mengakhiri perbincangannya dengan Farhan dan berjalan ke arah Sandi.

"Udah lari semua, ya?"

Sandi mengangguk dengan masih memperhatikan Farhan yang juga masih menatapnya dari tangga sebelum akhirnya berpaling.

"Ayo, bareng!" ajak Sandi yang mulai berlari.

Rasi ragu ia sanggup mengitari kompleks sekolah. Bukan karena salah tingkah lari bersama Sandi, justru ia takut tiba-tiba ambruk di tengah jalan dan merepotkan Sandi. Jujur saja ia ingin tau alasannya, mengapa Sandi menunggunya. Sayangnya Rasi kerap kali tak punya keberanian untuk sekadar bertanya kepada si pemilik senyum manis yang berlari di sampingnya itu.

Sandi sengaja berlari pelan-pelan untuk tetap sejajar dengan Rasi, hingga tak terasa keduanya sudah mengitari kompleks sekolah dan kembali ke halaman sekolah yang dijadikan lapangan lompat tinggi. Beberapa matras dan peralatan lainnya sudah disiapkan disana. Latihan pun dimulai dengan diawali Satya sebagai siswa dengan nomor presensi pertama. Seharusnya Rasi melompat setelah Satya, namun salah satu teman perempuan mengusulkan agar seluruh anak laki-laki melompat terlebih dahulu, baru nanti anak perempuan.

"Ras, lo kenapa?" tanya Tari yang duduk di samping Rasi saat melihat Rasi memejamkan matanya berkali-kali.

"Ngantuk."

Jawaban Rasi sungguh mengecewakan kekhawatiran Tari. Tari berdecih, sahabatnya yang satu itu sepertinya tak pernah tidur di rumah.

Setelah semua anak laki-laki pergi karena sudah melompat, tiba giliran anak perempuan yang mana Rasi menjadi pelompat pertama. Sandi diminta oleh guru pengajar untuk tetap tinggal demi membantu anak-anak perempuan. Satya pun diminta demikian sehingga Satya segera memakai sepatunya untuk melindungi telapak kaki dari paviliun yang panas.

Rasi mengambil ancang-ancang sebelum mulai berlari. Kepalanya masih terasa sangat berat sejak ia bangun dari duduknya, juga karena matahari begitu terik namun Rasi tetap memaksakan diri demi ujian praktiknya nanti. Langkah pertamanya mulai berpijak. Ia merasa pandangannya sudah buram seiring ia berlari mendekati matras. Dan tepat saat ia melompat, badannya melemas dan ambruk di matras. Rasi pingsan.

Satya yang sedari tadi memperhatikan cara berlari Rasi yang tak berdaya itu secepat mungkin mendekat. Namun Sandi yang bertugas membetulkan mistar sudah lebih cepat menolong Rasi dan menggendongnya menuju UKS. Menunggu beberapa saat untuk memastikan Rasi sudah berada dalam posisi tidur yang baik. Baru kemudian Sandi kembali ke lapangan.

Ruangan ini terasa sunyi ketika beberapa saat kemudian Rasi membuka matanya. Ia mendapati Tari yang duduk di samping ranjang menunggunya sedari tadi. Tari tak berkata apapun selain menyodorkan sekotak susu UHT vanila kepada Rasi. Setidaknya kecemasannya sudah musnah walau ia ingin sekali marah-marah. Rasi pun tak berkata apa-apa melainkan meminum susu itu.

BILYWhere stories live. Discover now