Chapter 2

4.5K 317 107
                                    


Sebelum membaca, alangkah lebih baiknya kalian klik bintang di pojok kiri bawah:3

⚠18+⚠

Feminim, itu kesan pertama yang menonjol dari seorang Ray Regan. Ramah senyum, itu naluri setiap murid dikelas yang melihatnya.
Jika di satukan, Ray merupakan seorang pria yang cantik dengan senyum paling ramah.

Ray Regan namanya. Cantik aura dan kesannya.
Lembut dan melengking pula ciri khas suaranya.
Juga pandai dalam bidang pelajaran di kelasnya.
Tipikal siswa cerdas yang ramah dan baik hati.

Tapi jika kita masuk lebih dalam pada kehidupan di rumahnya, mungkin kalian akan sedikit terkejut. Tinggal di sebuah villa besar seorang diri. Memiliki ruang pribadi, dan masing-masing ada dua belas buah kamar jika di jumlahkan.

Mungkin kesannya akan sedikit memaksa tapi.. Ray tidak suka bila tubuhnya di sentuh tanpa seizinnya. Ray lebih suka menyentuh duluan. Lebih tepatnya menyentuh dengan sebilah pisau.

"Ck, akan kubunuh!" suara melengking Ray di sepanjang lorong ruang pribadinya di villa besar miliknya. Suaranya menggema dan terdengar menyeramkan, "wow! mau bunuh siapa?"

Ray memicingkan matanya ke ujung ruang tepat dimana Ray sering bersantai di sana. Bryan, saudara sepupu Ray tengah duduk di kursi milik Ray yang biasa ia gunakan saat menonton video.

"Kau mau mati?" Ray melotot dan menarik kerah baju Bryan. Bryan di lemparkannya ke lantai sampai terdengar bunyi 'bugh' yang sangat keras.

Meringis, adalah hal yang paling anti di lakukan oleh Bryan ataupun Ray. Saudara dengan kemiripan watak serta hobi, hanya beda di proporsi bentuk badan saja. "Aku bosan di rumah"

Bryan bangkit dan duduk di sofa sambil menepuk celananya dengan angkuh. Ray hanya mendengus sebagai jawaban masa bodoh.

"Hm..., ada apa denganmu Ray? Masuk ke tempat yang sangat kau benci itu. Apa kau mencari mangsa baru seperti keahlianmu" Bryan berdiri mendekati Ray, kemudian merangkulnya.

"Yah..kau sangat tau aku, Bryan. Mereka sangat mudah mati, membosankan." Ray membuka laptopnya dan menunjukan sebuah video ke Bryan. "Kau lihat saja ini. Aku cuma menusuknya sekali, tapi dia langsung mati."

Bryan menghela nafas dan mengusap kepala Ray lembut, ia gemas melihat tingkah Ray. Tapi juga iri melihat keahlian Ray yang semakin mumpuni, "kau yang terlalu pro" jawab Bryan.

"Itu tidak benar. Aku masih tidak lebih hebat darimu, Bryan"

"Hebat apa? Aku mendapat mangsa banyak dalam waktu hampir sepuluh tahun. Tapi kau, dalam waktu tiga tahun saja sudah bisa membunuh hampir seribu orang, bikin iri."

"Kenapa? Kau kan tinggal membunuh orang-orang yang mengusikmu, atau bunuh saja orang yang mengajakmu bicara" Ray mengambil sekotak susu di dalam kulkas kecil di mejanya.

"Hah.. apa selama ini kau membunuh orang-orang yang mengajakmu bicara? Kau gila, Ray?"

"Kau yang gila, untuk apa aku melakukan itu" Ray meneguk susu itu, membuat lehernya yang indah dan jenjang bergerak mengikuti aliran susu yang mengalir. "Boleh aku menciummu, Ray?"

"Enyahlah!" Ray berjalan ke kamar mandi meninggalkan laptop yang masih menyala. Bryan menatap punggung kecil Ray dan berjalan mengikutinya. "Bryan! Mau apa kau?"

Bryan menarik baju belakang Ray ke atas dan menciumnya. "Luka apa ini? wanginya enak"

"Wangi darah, bodoh! Itu cuma terbeset pisau yang aku sembunyikan di mobilku. Dan menyingkirlah dariku!" Ray mendorong Bryan keluar kamar mandi dan menutup pintunya rapat-rapat, ia sangat membenci Bryan karena Bryan juga penyuka sesama jenis, dan Ray sangat sering di jahili olehnya.

PSYCHOPATH || BL18+⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang