Chapter 10

1.4K 134 17
                                    

Klik bintang atau saya santet online!!!
(\_/)
( •.•)
/>💣BUAT KALIAN^^

⚠18+️⚠️

(Awas full uwu eps ini!!!!!!)

Ray itu sebenarnya baik. Hanya saja ia lebih cenderung semaunya sendiri kalau pihak lawan tidak bisa atau tidak mau toleransi. Ray itu bukannya jahat. Dia cuma tidak mau menunjukkan kebaikannya pada orang yang salah dan tidak penting baginya. Itu cuma buang-buang waktu saja!

Saat sebelum mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ingatannya hilang sebagian, dahulu Ray itu sangatlah dermawan. Suka berbagi dan tidak pernah menjahati temannya. Hanya saja dia memiliki sedikit keanehan pada hobinya. Dia suka membunuh serangga-serangga kecil seperti belalang, kumbang, laba-laba, capung, kupu-kupu, dan masih banyak lagi. Layaknya seorang eksperimenter, dia suka memutilasi binatang-binatang itu dan memisahkan setiap bagian tubuhnya. Bagi Ray kecil saat itu, hobinya tidaklah aneh. Hobinya bagus dan langka. Tetapi banyak anak yang mencemoohnya karena dikira gila, psikopat. Suka membunuh hewan tidak bersalah. Tetapi itu semua murni karena perasaan kebahagiaan.

Ray menjadi seorang pembunuh pun sebenarnya karena keadaan yang menekannya. Pas sekali saat pertama kali membunuh, kebetulan Ray sedang mencari jati diri, serta apa yang sebenarnya ia sukai. Hingga akhirnya ia menemukan jawabannya meski sangat melenceng dari yang seharusnya.

Ray itu orang yang paling menepati janji lebih dari siapapun juga. Tidak pernah satu kali pun Ray mengingkari janji yang telah ia buat, dengan siapapun itu. Ray itu kalau diibaratkan, seperti pria tulen yang haus akan kesenangan. Tetapi sebaik-baiknya Ray, ada masanya dia akan kehilangan kendali. Seperti sekarang ini.

Jleb!!

Halley yang sedang terpejam karena merasa sepertinya dia akan mati dibunuh oleh Ray, membuka matanya bingung. Ia mendengar suara tikaman, tetapi dirinya masih baik-baik saja sekarang. Apa yang Ray lakukan sebenarnya? Suara tikaman dari mana itu?

"Berani sekali kau menguping, hah!!!?" Ray menarik kerah seseorang dari balik meja di belakang Halley. Sejak tadi Ray sudah merasa seperti ada yang mendengar obrolan mereka berdua. Telinga Ray yang sangat sensitif, tidak hanya mendengar suara detak jantung Halley.

Halley membelalak kaget dan segera berlari, mencoba menghentikan Ray yang saat ini sedang menikam penguping tadi berkali-kali. Bahkan sepertinya orang itu sampai tidak bergerak lagi, tetapi Ray masih tampak belum puas. "Minggir!!" Ray mendorong tubuh besar Halley begitu saja dan melanjutkan aksinya. Ia ganti menikam leher orang itu dengan cepat sampai darah muncrat ke seluruh tubuh Ray.

Brrrr! Tubuh Halley terdiam kaku dan rasanya sangat merinding saat melihat bagaimana cara Ray membunuh itu. Tikaman bertubi-tubi yang sampai sekarang masih berlanjut, serta darah yang muncrat ke tubuh Ray—menambah kesan horor dan psikopat padanya. Halley jadi semakin percaya kalau Ray memang benar seorang pembunuh. Soalnya Ray tidak terlihat gemetar ataupun kaku saat menikam orang itu. Dia terlihat luwes dan santai saat menggunakan belati mungil itu.

"Cukup. Ray!! Dia sudah mati!!" teriak Halley gemetar ketakutan. Entah kenapa rasanya dia juga jadi terancam. Ray bisa saja melayangkan belati itu padanya. Begitu terus isi pikiran Halley.

"Huffft!" Ray menghentikan tangannya yang sama sekali tidak terasa pegal itu. Darah sudah memenuhi suruh tubuhnya. Wajahnya juga berwarna merah pekat sampai ada segelintir darah yang masuk ke mata dan mulutnya. Tetapi bukannya jijik, justru Ray menikmati itu bagaikan sedang memakan makanan super lezat.

"Hahahaha!! Lihat ini, Halley. Inilah yang aku maksud dengan kebahagiaan! Mendengarnya menjerit kesakitan sambil bersimbah darah, itu sungguh membuatku puas!" Ray tertawa terbahak-bahak dengan seringai tajam di bibirnya.

PSYCHOPATH || BL18+⚠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang