16. Yes! Means Everything

588 64 9
                                    

21+ readers only! Please be a wise reader.

MARVELLO

"Lo bakal bilang iya kan sama apapun yang gue tanya?" Tanya gue.

Tatyana hanya mengganguk dan kembali gue mencium bibirnya dalam, kali ini cukup menuntut dan Tatyana membalas nya sama seperti apa gue lakukan.

Kayanya Tatyana udah mulai mengerti caranya dengan benar, cara dia membalas ciuman yang gue berikan udah ga berantakan seperti sebelum-belumnya.

Gue mengangkat Tatyana agar duduk di pangkuan gue. Melihat wajahnya yang memerah yang justru terlihat imut di mata gue. Gue melingkarkan tangan gue di pinggangnya di ikuti dengan Tatyana mengalungkan tangannya di leher gue.

Tapi tiba-tiba Tatyana menempel kan bibirnya ke bibir gue. Gue gabisa nahan untuk senyum lebar melihatnya, kayanya dia malu bertatapan cukup lama tadi. Dan gue membalas ciuman tempel Tatyana, agar ciuman yang di mulainya ini ga hanya sekedar menempel di bibir gue.

I don't know what Tatyana is wearing on her lips, what's clear is that her lips always taste sweet.

Gue pun membalikan posisinya, naik ke atas tubuh nya dan kembali berciuman. Tatyana terus menarik kepala gue agar lebih memperdalam ciuman ini.

Tanpa sadar ciuman gue udah berpindah kemana-mana, membuat Tatyana hanya diam mengalungkan tangannya di leher gue.

Gue tersenyum melihat wajahnya yang semakin memerah dan matanya semakin sayu. Gue akhirnya mencium keningnya cukup lama membuat dia tersenyum.

"Tatyana, can i make love to you?"

"Like i said earlier, i will answer yes to your question today."

Gue gatau pernah melakukan apa dulu, jawaban yang dia berikan adalah hal terindah dalam hidup gue.

"Tapi.. Gue gatau caranya dengan benar. You're my first."

"It's okay, i'll tell you and i'll do it slowly."

"Let's do it."

Tanpa pikir panjang, i returned to my favorite activity, kissing her lips gently for a long time. I moved to her neck, kissed and sucked for a long time, leaving a purple mark there.

Tatyana let out a soft moan and i felt my hair being pulled quite hard. Biarin rambut gue di tarik kenceng toh gue ga sempat untuk merasakan sakitnya karena suara itu lebih mendominasi di pikiran gue.

Setelah itu gue kembali menatap Tatyana dengan wajah yang justru sangat memerah itu, kembali meminta izin yang di jawab dengan anggukan di sertai senyum manisnya.

I started to reveal my t-shirt which when Tatyana wore it looked too big, even up to her thighs. My hands started to walk over to her smooth thighs and again listened her soft moans.

Before long, I returned to her neck which looks pretty much purplish marks there because of what i did earlier. Made me switch to pulling her bra straps and doing it again.

TATYANA

Gue gatau apa yang saat ini gue lakukan, yang jelas gue merasakan seluruh tubuh gue lemas dan jantung gue terus berdebar.

Gue cuma bisa mengeluarkan suara-suara aneh yang dari tadi berusaha untuk gue tahan dan meremas apapun yang bisa gue gapai, bahkan gue sempat menarik kencang rambut Marvello.

Every time Marvello does something to my body, i feel something weird but also enjoy it because he treats me well. Dia selalu minta izin untuk apa yang dia lakukan.

He doesn't look tired at all unlike me. Even now he looks so handsome sitting on top of me with his hair getting wet with sweat.

He's doing something to my chest, makes me keep making weird sounds and suddenly i pulled his hair tight.

"Ma—aff." Ujar gue serak membuat Marvello menatap gue.

"Hmm.. Kenapa? Aku terlalu kasar ya?" Tanyanya kemudian turun dan tidur disamping gue.

"Bukan... You're doing really well but i keep pulling your hair." Ujar gue mengelus kepalanya yang gue yakini akan pusing kalau gue terus menjambaknya.

"It's okay, i like you to do like that and really like the sound it's coming out of here, so don't hold back." Ujarnya sambil mengecup gue pelan.

"So... Can we do it again?" Ujar Marvello lagi membuat wajah gue memerah dan merasakan kupu-kupu dalam diri gue.

"Don't be shy, you look so beautiful. Don't forget you can only say yes."

"Wake up, i help you to take off your clothes." Ujar gue menyadari hanya Marvello yang masih menggunakan pakaian utuh.

"Please help me to take off my pants too, it's hurts." Ujarnya tersenyum

"Hah? How to—" Ucap gue tertahan, Marvello has put me back to sleep like we started.

"Hehehe, sorry i can't stop. You look so beautiful." Membuat gue ga bisa menahan senyum, Marvello dan kata-kata manis yang aneh tapi berhasil membuat gue bahagia.

"Can you help unbutton my pants, now?"

I did it and Marvello immediately left his pants just like that.

Marvello showered me with kisses again and again starting from my face to my whole body. Membuat gue kembali mengeluarkan suara sialan itu dengan tertahan.

"If you don't want to let out that moan, you can replace it by calling my name." Ujarnya di sela-sela ciumannya.

"We start now, close your eyes first." Ujar nya membuat gue bingung.

"This will look surprising, Tatyana." Kembali mengecup bibir gue sekilas membuat gue menutup mata seketika.

And i felt something down there. Made me open my eyes, saw Marvello who was also looking at me.

"Do it slowly, Marvello. It's my first."

"I know, aku akan pelan-pelan. I will make you comfortable.

"Hng... Mar—vello... Sakit..."

"Sabar ya, Tatyana. I've been doing it very slowly. You can squeeze this my body, so the pain will lessen." Ujarnya serak namun tetap penuh kelembutan membuat gue kembali tenang dengan melakukan apapun yang ia suruh.

Gue melakukannya dengan Marvello untuk pertama kali. Merasakan sensasi yang belum pernah gue rasakan. Meneriaki nama satu sama lain sesuai dengan apa yang Marvello beritahu sebelumnya dan meremas apapun yang bisa gue gapai.

"You okay?" Tanya nya dengan lembut sambil menyingkirkan keringat di wajah gue.

"Okay. Tapi sakit, katanya pelan-pelan?"

"It's because your first time doing it. Let's try the second one, it definitely doesn't hurt and tastes better. You want, Tatyana?"

Dan kita kembali melakukannya, karena malem ini gue akan bilang ya untuk apapun pertanyaan dan ajakan Marvello.

Gue ga akan menyesal kali ini, karena gue rasa Marvello adalah orang yang tepat.

MARVELLOTATYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang