TATYANA
Hidup gue sedikit berubah setelah mengenal Marvello, gue merasa sedikit lebih relax dengan hidup gue. Ga ada lagi Tatyana yang melakukan apapun sendiri, gue lebih bisa bersosialisasi sekarang.
Mengenal Marvello, begitu seru bagi gue. Hidup yang di jalani se seru itu dimata gue. Gimana dia melakukan apa yang dia suka tanpa peduli orang lain, gimana dia bercengkrama dengan orang-orang sekitar.
Marvello yang selalu membawa gue ikut dalam dunianya yang sepur seru itu. Marvello memliki sisi luar biasa indah di mata gue.
"Aku udah izin ke papi, mau bawa kamu jalan-jalan." Ujarnya saat gue masuk ke dalam
mobilnya.Marvello dengan ke randomnya ga ada yang ngalahin emang.
"Kemana?"
"Jogja." Jawabnya santai
Tuh kan, random banget anaknya.
"Kebiasaan."
"Kenapa? Kamu gamau?"
"Kamu tuh tiba-tiba banget tau ga si? Ke jogja? Tapi kamu ngajak aku berasa kaya ke ancol." Ujar gue kesal, karena emang gue ga ada persiapan apapun.
"Hahaha, tenang. Udah di siapin semua disana, soalnya aku juga sekalian mau cek lokasi buat bikin film nanti."
"Terserah kamu aja lah." Jawab gue pasrah.
Gue udah males banget kalo ngomongin masalah ini sama dia, ujung-ujungnya kaya minggu lalu dengan gue yang pasrah ikut dia ke Singapore cuma buat menuhin ke banyak mauan dia untuk makan mie favoritenya itu yang sayangnya cuma ada di Singapore.
"Hehehe, jangan ngambek dong. Nanti aku nyetirnya galau di cuekin kamu." Ujar nya sambil mengusap kepala gue.
"Naik mobil?Kamu yang nyetir?" Ternyata ke kagetan gue hari ini bukan cuma ke Jogja nya aja tapi gimana kita kesana nya juga bikin gue kaget.
"Kamu maunya naik pesawat? Aku pesen sekarang deh." Ujarnya lagi sambil meraih handphonenya.
"Bukan gitu, emang kamu ga capek nyetir sendiri pulang-pergi Aku kan gabisa kalau gantian sama kamu." Ujar gue lagi.
"Ga akan capek kalau sama kamu, malah seru loh bawa mobil sendiri kalau keluar kota. Kamu belum pernah kan?"
"Belum."
"Yaudah ayo kita ke Jogja. Kalau kamu pegel bilang ya biar aku berhenti di rest area gitu nanti." Ujarnya lagi
"Justru kamu kamu kali yang bakal pegel."
"Hahaha makannya kamu pijitin nanti ya." Ujarnya disertai senyuman nakalnya itu.
Selama perjalanan Marvello terus saja bercerita, tentang apapun. Tentang gimana dia dulu saat kecil, gimana dulu dia sama masa lalunya, semua hal dia ceritakan ke gue. Bahkan cerita yang menurut gue udah pernah dia ceritain sebelumnya juga dia bicarain lagi.
Dan gue tetap mendengarkannya, bahkan ikut merasakannya lagi seolah-olah cerita itu belum pernah dia ceritakan sebelumnya.
Ternyata pria bawel ini kalau cerita tuh semenarik itu. Ekspresinya yang banyak, bibirnya yang akan seperti anak kecil saat dia berbicara, alis nya yang ekspresif. Semua hal tentang Marvello gue menyukainya.
"Kamu ga ngantuk." Ujar gue dengan mata gue yang hanpir terpejam.
Hari semakin siang dan gue merasa ngantuk karena gue tipe yang suka tidur apa lagi di mobil saat ac terus mengenai wajah gue dan cuaca di sini makin lama makin sejuk.
"Engga, kan udah beli kopi. Kamu kalau ngantuk tidur aja, nanti aku bangunin kalau udah sampe." Ujarnya lagi sambil mengelus kepala gue, membuat gue semakin ingin tidur.
"Nanti kamu sendiri, ga ada yang nemenin ngobrol."
"Sini tangannya, biar aku merasa ada kamu. Aku juga sambil dengerin lagu jadi ga bosen lah nanti, lagian paling sejam atau dua jam lagi kok."
"Maaf ya." Ujar gue merasa bersalah karena gue emang gabisa untuk menahan ke ngantukan gue ini.
MARVELLO
Gue suka jalan-jalan, sekalian menambah inspirasi gue buat bikin film. Kadang juga kalau lagi jalan gini gue suka menghayal tiba-tiba.
Sekarang gue punya Tatyana, yang bakal gue ajak jalan-jalan terus. Gue ingin Tatyana mengexplore dirinya, agar dia merasakan sesuatu yang baru.
Makanya walaupun Tatyana suka kesel gue ajak pergi tiba-tiba, tapi gue bisa liat dia seneng akan hal itu. Gue juga bisa liat gimana dia bahagia saat ke suatu tempat yang belum pernah dia kunjungi.
Kaya beberapa minggu lalu saat gue mengajak dia ke Malang, Tatyana dengan semangat bangun pagi saat gue bilang kita ingin mengunjungi Bromo. Dan dia begitu bahagia, memotret semua yang ada dari pagi sampai kita ingin pulang.
Dan gue ga pernah lupa saat dia bilang "Aku nanti mau lukis semua ini, bagus banget" dengan mata yang berbinar menatap hasil jepretannya.
Hal itu juga salah satu alasan gue membawa Tatyana ke acara jalan-jalan dadakan gue. Gue suka liat wajahnya yang begitu berseri saat sedang bahagia dan kemudian akan memberi gue kecupan singkat dan senyuman manis andalannya itu.
"Tatyana, bangun yuk udah sampe." Ujar gue mengelus pelan pipinya.
"Hmm.. Aku kelamaan tidur ya?" Tanyanya saat membuka mata.
"Engga, kan tadi aku bilang emang sedikit lagi sampe."
"Loh kita nginepnya di villa? Ga di hotel
aja? Kan cuma sehari." Tanyanya beruntun."Enakan di Villa lebih private terus bisa liat pemandangan bagus, biar kamu nyaman terus siapa tau bisa ngelukis?"
"Aku kan gabawa alat lukisnya."
"Udah aku beli sebelum berangkat, ada di bagasi."
Tuh kan keliatan wajah Tatyana langsung berseri. Cantik dan gue suka.
"Yaudah ayo masuk, cek villanya pasti kamu suka." Ujar gue menuntunnya masuk ke dalam.
"Wahh, the interior is nice and the view too." Ujar Tatyana dengan wajah berseri.
"Bagus kan pilihan aku?" Tanya gue memeluknya dari belakang.
"Bagus banget, tapi bisa ga di lepas ini? Aku mau liat-liat." Ujarnya lagi berusaha melepas tangan gue yang ada di perutnya.
Gue pun mengeratkan pelukan dan menuntunnya agar tetap jalan "Room tour sama aku begini caranya."
"Ih mana ada."
"Ada dong nih kita contohnya. Bagus ga dapurnya? Selain interior sama viewnya, disini dapurnya luas terus kitchen setnya lengkap, kamu kan lagi belajar masak siapa tau disini makin semangat masak sambil liat pemandangan sawah di depan."
"Iya bagus banget, makasih ya." Ujarnya lalu mencium gue sekilas dan langsung balik ke posisinya semula, melakukan room tour ala gue.