21+ readers only! Please be a wise reader.
Tatyana dengan reflek mengalungkan tangannya di lehar Marvello dan memejamkan matanya. Mebuat Marvello merasa bahwa iya telah di beriizin untuk itu.
Marvello terus menarik tengkuk Tatyana dan memperdalam ciumannya, menyisir seluruh isi mulut Tatyana.
Tatyana merasa kewalahan dengan ciuman itu, karena baru pertama kalinya melakukan ini. Ia terus menjahui kepalanya untuk menghirup udara.
Marvello merasa Tatyana mulai kewalahan pun memperlambat ritme ciumannya itu, membantu Tatyana bagaimana cara kerja nya dengan benar, memastikan Tatyana melakukan sama persis apa yang iya lakukan.
Tapi kemudian Marvello kembali memciumnya dengan kasar, lebih mengebu-gebu dari sebelumnya membuat Tatyana kembali bersusah payah mengikuti. Saat Tatyana menjauhkan kepalanya untuk mencari udara pun Marvello terus mengejarnya mencoba terus untuk menciumnya.
Dirasa Tatyana sudah sangat kelelahan Marvello pun mengakhiri ciumannya. Mereka kembali minum pesanan masing-masing dalam diam.
MARVELLO
Sialan. Her lips are more addicting than the drink in front of me.
Gue terus meraup bibirnya, kali ini dengan sangat lembut agar Tatyana bisa mengimbangi gue, agar ini tidak berakhir dengan cepat.
"Get a room, Marvello." Ujar salah satu bartender menyadarkan gue untuk menjauh dari wajah Tatyana.
Sialan, tangan gue tanpa sadar masuk ke dalam bajunya.
Tatyana cantik banget malam ini, she wearing a thin white shirt with army short skirt, her hair left beautifully loose.
Gue pun memutuskan untuk membawanya pergi dari sini sebelum gue kehilangan kontrol. Dia harus gue genggam dengan erat karena dia hampir kehilangan kesadarannya dan gue yang ga kuat ini mencoba mendapatkan energi untuk berjalan dari genggamannya.
Kesadaran gue masih seratus persen sebenarnya karena gue pun hanya minum sedikit dan kadar alkohol gue sangat tinggi maka dari itu gue masih bisa untuk mengendarai mobil gue sendiri tapi saat gue mencium Tatyana gue merasa gue udah mabok banget, gue ga sadar.
Mata Tatyana masih terbuka walaupun matanya sayu, gue gatau dia masih sadar atau udah ga sadar.
"Hei, you okay?" Tanya gue sambil menyamankan posisinya sekalian merapihkan rambutnya.
Dia hanya tersenyum dan memegang tangan gue yang berada di pipinya. Membuat mata kami bertemu beberapa saat. Gue dengan cepat memundurkan senderan bangku mobil dan kembali menciumnya.
Gue gatau udah berapa kali malukan ini dengan Tatyana, her lips still make me addicted. Gue terus memperdalam ciuman ini sampai tiba-tiba gue disadarkan dengan sebuah klakson mobil.
Ternyata gue sudah menyalakan mobil untuk pergi dari sini dan mengantar Tatyana pulang.
Emang ya Tatyana gampang banget buat gue gagal fokus untung mobil gue gelap jadi orang di luar gatau apa yang gue lakukan dengannya.Gue berakhir membawa Tatyana ke apartmen gue karena gatau harus membawanya kemana dan dua bilang gamau pulang. Gue hanya tau rumah eyangnya, gamungkin kan gue bawa kesana dengan keadaannya begini.