06. Jalan - Jalan

419 79 1
                                    

Marvello

Sebenarnya gue bingung mau ajak Tatyana kemana.

Tapi di liat dari situasi dia seperti ini.

Gue akan membawa dia ke salau satu tempat biasa gue kalau sedang merasa suntuk atau mencari inspirasi untuk film gue.

Pantai.

Salah satu tempat yang menurut gue bisa bikin gue tenang karena banyak angin di sini dan suara-suara saling bersautan dari orang-orang yang berada disini.

Walaupun di jakarta pantainya cuma itu-itu aja  tapi gapapa. Gue akan tetap mencoba.

"Turun. Jangan jauh-jauh dari gue, ini lumayan rame soalnya." Ujar gue memperingati.

Gue lupa kalo ini malam sabtu dan gue kesini saat hari menjelang malem.

"Duduk disini dulu ya, gue mau beli minum." ujar gue lagi yang di jawab dengan anggukan tanpa berkata apapun.

Setelah itu gue ikut duduk di samping dia.

Kita cuma diem tanpa ada yang berbicara kurang lebih hampir 30 menit lah ya.

"Makasih." Kata pertama dari mulut tatyana.

"Makasih udah mau gue ajak pergi tadi. Makasih lo udah izin ke papi. Makasih udah bawa gue kesini. Makasih untuk semuanya." Ujar Tatyana sambi senyum ke arah gue.

Gila. Dia senyum. Senyum ke arah gue.

Gue blank. Otak gue ga berfungsi.

Lebay si tapi bener njir gue susah untuk bernafas liat dia senyum begitu.

Butuh proses yang lama untuk gue bales ucapan dia tadi.

"Sama-sama. Ini minum, air kelapa disini enak banget. Tuh gue pesen di ibu yang itu, kalau lo kesini pesen di dia aja." ujar gue sambil menunjuk ke arah ibu ibu penjual es kelapa yang gue beli tadi.

"Oke"

"Tadi itu..." gunamnya pelan.

"Gausah cerita gapapa. Kalau lo belum siap gausah, lagian kita belum sedeket itu untuk lo cerita hal yang menurut lo privasi."

Dia cuma diem memperhatikan dan balik menatap air yang berada di depan dengan tenang.

"Tatyana." Panggil gue sekaligus mengabadikan wajahnya untuk handphone gue.

"Gue izin foto ini gue simpen, boleh?"

Dia ngangguk.

Gila. Kayanya hari ini Tuhan lagi berbaik hati sama gue deh.

"Tatyana." Panggil gue lagi

Dia nenggok lagi sambil mengerutkan kening.

"Be happy." Gatau kenapa gue ingin bilang ini ke dia.

Dia cuma senyum.

Senyum lebih lebar dari yang tadi.

Senyum lebih indah dari yang tadi.

Dan senyum yang ga akan pernah gue lupain di hidup gue.

TATYANA

Gatau kenapa gue mengizinkan cowo ini— Marvello untuk membawa gue pergi. Padahal gue baru ketemu dia dua kali.

Hampir aja juga gue cetita soal mami ke dia.

Padahal yang tau cerita itu cuma Krystal. Bahkan Joy dan Wening belum pernah mendengar cerita tentang mami.

Dari dia bawa gue ke tempat ini, pandangan gue ke dia sedikit beda.

He's annoying but still warm.

"Abis ini kita makan terus gue mau bawa lo ke satu tempat lagi." Ujar dia tiba-tiba.

"Gausah. Gue langsung pulang aja."

"Engga bisa, terkakhir lo makan siang tadi itu juga cuma cake. Pokoknya kita makan terus ke satu tempat lagi, lo pasti suka."

"Dasar tukang paksa."

"Hahahaha. Tapi gue serius lo pasti suka."

                                      ^^^^

Setelah makan seafood di daereh yang sama dengan pantai tadi.

Sekarang gue disini. Bangunan yang mungkin setengah jadi atau mungkin ga selesai prosesnya gue gatau.

"Ini gedung yang mau eyang gue buat tapi gajadi." ujar marvello memberi tahu.

"Kenapa gajadi?" tanya gue bingung.

"Gue juga gatau, mungkin eyang sengaja biar gue selalu kesini kalau gue lagi suntuk."

"Aneh, ngapain buang-buang uang untuk lo yang gajelas ini."

"Hahaha. Kenapa si lo selalu bisa jawab pertanyaan gue?"

"Lo juga bisa jawab dan membalikan pertanyaan gue."

"Berarti kita jodoh." Jawabnya dengan so keren.

"Mimpi aja lo."

Kita diem lama untuk merasakan angin dari bangunan yang ga gue tau ini berapa lantai. Yang jelas ini termasuk di lantai yang menurut gue tinggi banget karena tadi kita naik tangga cukup banyak.

"Makasih sekali lagi ya, Marvello." Ujar gue dengan tulus.

"Sama-sama." Jawab dia dengan senyuman.

"Tatyana." Panggil dia menatap gue.

"Gue rasa... gue tertarik sama lo."

Gue diem, ini dia bercanda apa gimana si.

"Gue tau ini terlalu cepat, tapi dua kali ketemu lo gue merasa tertarik sama lo."

"Padahal lo, ogah-ogahan kalau ngomong sama gue, jutek banget sama gue. Tapi jujur gue tertarik sama lo."

Gue bengong coba memproses apa yang dia omongin tapi dia ga memberi gue jeda untuk memproses kata-katanya.

"Tatyana.. Gue ga meminta lo jadi pacar gue sekarang. Tapi lo mau kan kalau gue akan selalu ganguin lo untuk saat ini? Gue minta izin dengan tulus. Gue ingin lebih dekat dengan lo mulai hari ini."

Gila.
Ini apa si maksudnya.

MARVELLOTATYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang