PART 2

29.5K 2.4K 24
                                    


Qanita mulai melihat seluruh isi kamar berwarna pink pastel dan putih itu. Di depan kasur ia dihadapkan langsung dengan tv yang besar, disamping tv di sebelah kiri ada jendela yang memanjang hingga kesamping kasur dibawah jendela tersebut terdapat sofa yang menyatu dengan jendela. Ia alihkan pandangannya kesisi kanan yang terdapat meja belajar disamping tv dan sekarang pandangannya jatuh pada satu pintu di samping meja belajar. Pasti kamar mandi. Begitu ia membuka pintu tersebut terdapat kamar mandi di sebelah kanan dan saat meluruskan pandangan kedepan ia melihat toko baju. ini walkin closet nya. Besar banget.

Tapi walaupun baju yang ada disana punya brand ternama tapi tetap itu mengerikan. Bagaimana anak yang baru masuk SMA memakai baju seksi seperti itu. Langkah pertama adalah membuang baju seksi tak layak pakai itu dan membeli baju baru. Seharusnya Qanita memakai gaun indah dan elegan bukan gaun seksi ini.

Qanita turun untuk sarapan setelah melihat kamar barunya dan mandi agar ia merasa segar. Qanita hanya memakai kaos putih dan celana coklat selutut saat ini.

"Pagi ma, pa" ujar Qanita kelewat ceria. Karena dikehidupannya yang asli ia tidak pernah sarapan bersama orang tuanya.

Papa dan mama menoleh dengan wajah bingung ditambah sekarang Qanita mengecup kedua pipi orang tuanya yang seingatnya tak pernah Qanita lakukan lagi semenjak ia menamatkan sd. Benar-benar bodoh.

"Pagi sayang" mama dan papa membalas sapaannya dengan senyuman hangat. Senangnya bisa sarapan besama.

Qanita mulai meminum susu dan mengambil roti dan mengolesinya dengan selai kacang. Dan mengunyahnya perlahan dengan sangat elegan. Ia terbiasa makan seperti itu dikehidupannya dulu. Semua harus teratur dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tuanya.

Mama Qanita, Liliana. Memperhatikan putri semata wayang nya yang terlihat berbeda pagi ini. Qanita yang ia kenal tidak pernah tersenyum sehangat itu untuknya dan suaminya lagi sejak masuk SMP. Dan yang lebih mengejutkan adalah Qanita mencium pipinya. Hari ini akan menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan dihidupnya.

" Ma temenin aku beli baju baru ya. Aku mau buang beberapa baju yang menurutku gak pantes di pake anak seusiaku." Qanita akan merasakan berbelanja dengan mamanya sekarang. Ini adalah salah satu hal yang sangat ia inginkan dulu, disaat semua teman-temannya bercerita mereka pergi berbelanja dengan mama mereka seharian. Dan Qanita sangat ingin mencobanya.

"Tentu sayang. Setelah ini kamu langsung ganti baju dan kita akan berbelanja sepuasnya." Qanita melihat wajah Liliana yang tersenyum sangat lebar seperti memenangkan dooprize. Ia merasa kasihan melihat Liliana dan Daren, padahal mereka orang tua yang sangat sempurna tapi sering diabaikan oleh anaknya sendiri. Qanita berjanji akan membahagiakan kedua orang tuanya di kehidupan ini.

"Yang ini cantik gak ma?" tanya Qanita yang memegang sebuah dress tanpa lengan berwarna biru lembut selutut yang terlihat manis.

"Cantik sayang, banget"

"Yang ini kamu suka?" Qanita mengangguk dengan semangat. Ia ingin bajunya dipilihkan oleh mamanya.

"Apapun yang mama pilih Qanita pasti suka kok" ujar Qanita sambil tersenyum lebar.

Liliana rasanya ingin menangis sekarang. Bagaimana mungkin anaknya berubah menjadi gadis manis dalam semalam. Ia harap putrinya akan terus seperti ini.

"Eh ma, kenapa? Kok nangis sih? Ada yang salah ya sama apa yang Qanita bilang? atau mama sakit ? dimana ?" Qanita memegang bahu Liliana sambil matanya menjelajah ketubuh wanita paruh baya yang masih cantik ini. Sangat cantik dan elegan.

"Gakpapa, mama seneng kamu mau belanja dan senyum terus ke mama hari ini" Qanita ingin menangis juga rasanya.

"Sekarang aku janji akan senyum terus ke mama sama papa" Qanita memeluk mamanya dengan erat. Merasakan pelukan hangat seorang ibu. Ini pelukan ternyaman yang pernah ia rasakan. Qanita bertekad akan terus membuat keduanya tersenyum dan bangga kepadanya.

ANTAGONIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang