Qanita berdiri di depan pintu kelas menunggu Freya yang sedang mengacak-acak isi tasnya, entah apa yang dicari oleh sahabatnya itu.
Sudah lima menit waktu istirahat berlalu dan teman-temnnya yang lain sudah berada di kantin hanya ia dan Freya yang belum. Gadis itu tampak sangat panik sambil terus melihat barangnya yang sekarang sudah berhamburan di atas meja.
Qanita masuk kembali "Lo cari apa sih Frey?" tanya Qanita tak sabaran, ia sudah sangat lapar dikarenakan melewatkan sarapan paginya.
"Kalung gue hilang ta, tadi masih gue pake, gue ingat banget, terus udah gak ada waktu gue liat" Ujar Freya panik bahkan sekarang kedua bola mata jernih itu sudah berkaca-kaca.
"Ok lo tenang dulu, kita cari sama-sama ya? Kalung lu yang bentuknya love itu kan?" ia hanya mendapat balasan anggukan pelan dari Freya.
Qanita mulai mencari di bawah tempat duduknya dan Freya berusaha untuk melihat dengan teliti agar tak terlewat selanjutnya menyisir area kursi-kursi dan kolong meja teman-temannya yang ada di kelas itu tetapi tetap saja ia tak menemukan kalung Freya.
'Ahh lo tadi kan ke toilet sama Hana Frey, apa mungkin jatuh di toilet?"
"Mungkin sih ta, tapi tadi waktu gue di toilet masih ada itu kalungnya"
"Yaudah kita coba ke toilet aja dulu, siapa tau adakan?" Usul Qanita
Freya mengangguk dan Qanita langsung menyambar lengan gadis itu dan menariknya dengan agak keras.
"Itu kalung dari papa ta, gimana dong?" Freya menggigit bibir agar air matanya tak keluar sambil sesekali mendongakkan kepalanya ke atas untuk menghalau cairan bening itu kelaur.
"Tenang pasti ketemu kok' ujar Qanita menenangkan
Qanita melihat ke arah wastafel, bilik toilet dan bahkan memanggil petugas kebersihan yang biasa membersihkan toilet tapi kalung Freya tetap tak di temukan.
"Gimana kalau kita kasih tau ke Mira aja?"
Freya melihat Qanita dengan raut bingung.
"Mira kan anak klub penyiar, mungkin dia bisa ngumumin kalung lo yang hilang itu" solusi Qanita, ya hanya itu satu-satunya cara untuk mencari kalung Freya yang entah jatuh dimana.
Sampai di kantin yang penuh sesak, Qanita mencari dimana teman-temannya berada hingga kedua bola matanya menemukan mereka berkumpul di pojok kantin.
Ia dan Freya pun melangkah menuju ke arah meja itu hingga Freya tertabrak dan jus jeruk terguyur ke arah seragam Freya, sekarang ia bisa melihat Freya berusaha keras menahan emosinya dengan mengepalkan tangan dan menutup mata sejenak. Ia tahu emosi gadis itu sedang berantakan di tambah insiden ini, pecahlah semua.
"Lo" tunjuk Freya dengan tatapan tajam, Qanita bahkan bisa melihat tangan Freya gemetar.
Ternyata gadis yang menabrak Freya adalah Zoya.
"Ma-af aku gak sengaja" Zoya meminta maaf dengan terbata-bata. Qanita memutuskan untuk tidak terlibat, jika ia ikut terlibat Freya akan semakin emosi.
"Jalan pake mata bego" teriak Freya, sekarang seluruh kantin yang semula gaduh seketika menjadi hening. Semua siswa dan siswi memusatkan perhatian ke arah Freya dan Zoya.
Freya tau ia sudah keterlaluan untuk saat ini, tetapi gadis yang menabraknya ini datang disaat yang tidak tepat, disaat ia butuh untuk mengeluarkan amarahnya.
"Maaf" zoya menunduk dengan tangan gemetar, ia tak berani untuk mendongakkan kepalanya untuk melihat gadis yang sedang mengamuk di hadapannya saat ini. Ia tahu ia salah, jus yang ia bawa sekarang sudah lengket di baju gadis dihapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS
Teen FictionDavira tak percaya hal ini terjadi di dunia nyata. Bagaimana mungkin ia menjadi Qanita salah satu karakter antogonis dalam novel berjudul "Simple Love". Qanita yang sempurna tapi tergila-gila pada Damar. Davira bertekad akan menjalani kehidupan yang...